Bercanda, Tersinggung, Berujung Jadi Pertarungan '3 on 3' Bocil

Round-Up

Bercanda, Tersinggung, Berujung Jadi Pertarungan '3 on 3' Bocil

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 01 Okt 2024 08:00 WIB
An older schoolboy bullying a younger boy isolated on white.
Ilustrasi. (Foto: Istock)
Cianjur -

Candaan di antara sesama teman justru berbuah petaka jika dinilai kelewatan. Bahkan, candaan bisa berbuah pertarungan.

Hal ini terjadi di Cianjur. Sebanyak enam bocil alias bocah kecil yang merupakan siswa SDN Ibu Jenab 2 Cianjur, terlibat dalam pertarungan '3 on 3' alias tiga lawan tiga.

Bukan masalah serius yang jadi penyebabnya, melainkan hal sepele. Pemicunya adalah aksi saling sliding atau tekel dan candaan. Alhasil, karena ada yang merasa tersinggung, akhirnya berbuntut pada pertarungan di masjid sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Arifin, mengatakan dari hasil klarifikasi dengan orang tua dan wali kelas siswa, diketahui apabila ada beberapa perkara yang memicu duel tersebut.

"Awalnya bercanda, seperti kita dulu bercanda dengan teman. Saling sliding atau smackdown-smackdownan. Tapi dari yang awalnya bercanda, kemudian jadi serius karena salah satunya merasa tersinggung," kata Arfin saat ditemui di SDN Ibu Jenab 2, Senin (30/9/2024).

ADVERTISEMENT

Menurut dia, para siswa yang merupakan kelas 5 dan 6 itupun membuat janji untuk berduel. "Jadi yang berduel itu bukan hanya kelas 5, tapi dengan kelas 6. Yang pakai seragam Pramuka kelas 5 dan yang pakai seragam olahraga kelas 6. Karena tersinggung itu, mereka akhirnya membuat janji untuk duel. Disepakatinya di lantai 2 masjid sekolah. Dari yang semula candaan, menjadi serius," jelasnya.

Dia memastikan tidak ada yang mengalami luka memar ataupun cedera dari insiden tersebut. "Tidak ada yang memar apalagi cederam kita juga tadi sudah konfirmasi langsung ke orangtua siswanya," ungap Arifin.

Arifin menyebut peristiwa tersebut akan menjadi evaluasi bersama dinas agar ke depannya tidak terulang di sekolah manapun.

"Ini jadi bahan evaluasi kita bersama. Kami akui adanya kelalaian. Kami akan tingkatkan patroli oleh pengawas anti bullying di setiap sekolah. Kami juga minta bantuan pada orangtua siswa untuk turut mengawasi anak-anaknya," katanya.

Senada, Kepala SDN Ibu Jenab 2 Tita Rosita, mengatakan pihaknya akan meningkatkan pengawasan oleh guru piket pada jam istirahat dan pulang sekolah agar peristiwa itu tak terulang.

"Kita akan tingkatkan pengawasan agar tidak terulang kejadian tersebut. Ini jadi yang pertama dan terakhir," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa SD Negeri 2 Siti Jenab Cianjur, Jawa Barat diduga melakukan duel tiga lawan tiga. Bahkan aksi duel yang videonya viral itu ternyata dilakukan di dalam masjid sekolah saat jam istirahat.

Dalam video berdurasi 3.41 menit itu terlihat dua kelompok siswa berkumpul di lantai 2 masjid. Salah satu kelompok mengenakan seragam Pramuka sedangkan kelompok lainnya mengenakan seragam olahraga.

Pada detik 30, tiga orang dari masing-masing kelompok siswa itupun saling berhadapan bersiap untuk berduel. Tidak lama ketiganya saling baku hantam, mulai dari menendang hingga memukul lawannya.

Bahkan salah satu siswa dipukuli masih sudah tersungkur ke lantai masjid. Duel itupun dilerai oleh teman dari siswa lain yang menyaksikan di sekeliling para siswa yang terlibat duel 3 lawan 3 tersebut.

Namun salah satu siswa sempat terlihat emosi dan mengejar lawannya hingga ke tanggal seraya melontarkan kata-kata kasar.

Berakhir Damai

Sementara itu, orang tua dari masing-masing siswa sepakat tidak membawa aksi tersebut ke ranah hukum, bahkan akan memperketat pengawasan terhadap anak-anaknya.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Arifin, mengatakan setelah dilakukan rapat sekaligus musyawarah, orang tua siswa dari kelas 5 dan 6 sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan.

"Sudah disepakati semuanya berdamai. Baik para siswa dan orangtua. Tidak akan membawa perkara ini ke ranah hukum," kata Arifin, Senin (30/9/2024).

Menurut dia, para siswa yang terlibat duel ataupun turut serta menyaksikan sudah kembali bersekolah seperti biasanya. "Siswa-siswa yang terlibat duel juga sudah berbaikan. Bahkan tadi di kelas mereka terlihat cerita lagi, belajar normal," ungkapnya.

Senada, Andre Junjunan, orang tua siswa, mengatakan pihaknya sepakat tidak memperpanjang masalah tersebut, bahkan akan turut membantu sekolah mengawasi anaknya.

Tak hanya itu, para orangtua juga sepakat untuk membatasi penggunaan telepon genggam di lingkungan sekolah.

"Kita sudah sepakat semua untuk tidak memperpanjang masalah. Sudah damai. Bahkan kita juga sepakat batasi penggunaan smartphone, karena banyak mudaratnya dibandingkan manfaatnya," kata Andre.

Tak Ada Sanksi

Arifin mengatakan para pelaku tidak akan diberi sanksi atas kejadian itu. Alasannya, usia mereka masih sangat muda. "Kalau sanksi saya rasa terlalu berat, apalagi untuk setingkat siswa SD. Jadi tidak akan memberikan sanksi," kata dia.

Sebagai gantinya, lanjut Arifin, para pelaku duel akan diberi pembinaan khusus dari guru di SDN Ibu Jenab 2. "Kita akan beri pembinaan. Bahkan juga kita beri trauma healing untuk beberapa siswa yang jadi korban," jelasnya.

Arifin juga mengaku jika adanya aksi duel antar siswa SD tersebut disebabkan adanya kelalaian dari pihak sekolah.

"Kita akui ada sedikit kelalaian dan kecolongan. Sebenarnya sudah ada tim pengawas yang patroli dari awal siswa masuk hingga pulang. Tapi memang ada kelemahan. Makanya ini juga jadi bahan evaluasi agar pengawasan ditingkatkan. Kami akan berupaya agar ini jadi yang pertama dan terakhir," pungkasnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads