Dua rumah warga di Perumahan Tiara Regency, Desa Limbangan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi ambruk total setelah tertimpa longsor yang terjadi pada Minggu (29/9/2024) malam. Longsor tersebut dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam.
Ketua RW 12, Septa Raji Bagja mengatakan, longsor terjadi sekitar pukul 21:19 WIB. Tebing yang berada di belakang perumahan itu tiba-tiba ambrol dan langsung menghantam dua rumah yang ada di bawahnya. Septa menyebut, saat kejadian longsor, ia mendengar suara gemuruh.
"Jam 21:19 terdengar suara gede. Sudah feeling, soalnya dulu waktu kejadian (longsor) ada suara gemuruh gitu kayak yang tsunami soalnya tanah dari sini ke bawah. Kerusakan ini terparah dua unit rumah," kata Septa kepada detikJabar di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, dua rumah itu merupakan milik warganya. Satu rumah belum ditempati, sedangkan satu rumah lainnya ditempati oleh lima orang anggota keluarga. Beruntung, saat kejadian, rumah tersebut dalam keadaan kosong.
Peristiwa longsor di perumahan tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Septa mencatat sudah ada empat kejadian longsor yang terjadi di pemukiman tersebut.
"Kalau histori dulu memang ini sudah keempat kalinya terjadi bencana longsor seperti ini. Pertama hanya rumah di sebelah sini, hanya dapurnya saja. Kedua ke arah belakang, itu tidak ada dampak, ketiga di sini tanahnya langsung turun amblas kemudian kena sebelah (rumah), ini yang keempat kali dua unit rumah kena longsoran," jelasnya.
Dia mengatakan, penyebab longsor terjadi lantaran tebing tidak terlalu kuat menahan debit air yang tinggi saat turun hujan. Terlebih di atas tebing terdapat saluran irigasi dan persawahan.
"Mungkin dikarenakan terlalu mepet lalu di atas debit air volumenya besar. Di atas itu irigasi air sama sawah," kata dia.
Septa sudah beberapa kali mengadukan kejadian tersebut kepada pihak terkait. Namun solusi penanganan longsor belum mendapatkan respons yang positif.
"Untuk ke developer sudah sering, kita pernah meminta diboronjong lebih tapi hanya diberikan segini saja, keinginan warga semua, dikarenakan kita dikelilingi tebing apalagi di blok E dan F di atasnya itu sawah-sawah," tutupnya.
Firasat Ruslan Sebelum Longsor Timpa Rumahnya
Ruslan Munandar (38) adalah salah satu keluarga yang terdampak dalam peristiwa tersebut. Dia bersama istri dan tiga anaknya berhasil selamat lantaran saat kejadian mereka tidak ada di rumah.
Saat ditemui di lokasi kejadian, Ruslan masih terlihat terpukul dengan kejadian yang baru saja menimpa mereka. Namun, ia tak henti-hentinya bersyukur karena masih diberikan keselamatan.
"Ada firasat pengen pergi dari siang juga pengen pergi dan Alhamdulillah firasatnya benar. Mungkin kalau nggak pergi beda cerita. Anak-anak duluan siang sudah Dzuhur berangkat (ke rumah orang tua) pakai ojol, kalau saya nyusul jam 19:00 pas gerimis sama istri dan anak bungsu," kata Ruslan kepada detikJabar di lokasi.
Ruslan menceritakan, awalnya ia mendapatkan kabar longsor tersebut pada pukul 21:30 WIB. Rumah tersebut, kata dia, sudah dalam keadaan kosong saat peristiwa longsor itu terjadi.
"Jadi rumah itu posisinya dikelilingi tebing di pinggir, belakang sama depan tebing semua karena yang ini juga kan historinya dulu sudah dua kali kena longsor, rumah yang depan ini," ujarnyq.
Dia menduga, kondisi hujan yang deras ditambah dengan kondisi tebing dan persawahan di atas perumahan menyebabkan bencana alam longsor tak dapat dihindari. Rumah tersebut, kata dia, baru ditempati bersama keluarganya selama empat tahun ke belakang dari tahun 2020.
"Saya sekarang (mengungsi) di rumah orang tua, di Cipelang Gede. Saya sih yang paling penting diselamatkan dokumen-dokumen karena kan di situ ada ijazah, kartu keluarga, surat nikah jadi yang fokus sekarang ini pengen menyelamatkan dokumennya, karena kan mungkin kalau barang-barang elektronik bisa beli lagi tapi kalau misalkan dokumen kan agak ribet bikinnya," ucap Ruslan.
Sehari-hari, Ruslan bekerja sebagai sales kendaraan di Kota Sukabumi. Selain itu, ia juga berjualan di rumahnya. Akibat peristiwa tersebut, dia kehilangan seluruh harta benda dan barang-barang usaha.
"Saya belum bisa hitung kerugiannya. Saya kerja sales setiap hari, di rumah jualan. Hari ini, saya baru belanja buat kebutuhan kedai tapi sudah tidak bisa diselamatkan," tutupnya.
(dir/dir)