Badan Geologi Ingatkan Warga soal Potensi Patahan Aktif

Badan Geologi Ingatkan Warga soal Potensi Patahan Aktif

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 20 Sep 2024 23:00 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi Gempa. Foto: Getty Images/iStockphoto/Petrovich9
Bandung -

Penyelidik Bumi Ahli Muda Badan Geologi Sukahar Eka Adi Saputra mengingatkan masyarakat untuk bisa melakukan mitigasi dengan banyaknya patahan aktif yang tersebar di wilayah kabupaten dan kota di Jawa Barat. Meskipun akhir-akhir ini isu megathrust ramai diberitakan, patahan aktif juga harus diperhatikan.

"Ada megathrust, jangan lupakan terhadap patahan yang aktif yang ada di darat, itu harus diperhatikan," kata Eka dalam Geoseminar yang digelar secara daring, Jumat (20/9/2024)

"Kalau megathrust di Barat Sumatera sampai Selatan Jawa, Bali Lombok dan Banda, di darat (patahan) ada, itu harus di perhatikan. Ada patahan aktif di setiap kabupaten dan kota," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, megathrust ini sumber gempanya terjadi di laut, kemudian patahan aktif terjadi di darat seperti kejadian di Kertasari.

Dalam diskusi itu, Eka mendapatkan sejumlah pertanyaan salah satunya mengapa data kerusakan gempa Kertasari cenderung lebih kecil dibandingkan gempa Cianjur tahun 2013 lalu 3.2 magnetudo, dan dengan kedalaman sama-sama 10 KM.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau gempa Cianjur itu, di sana pertama magnetudo sama kedalaman lebih dangkal, efek merusaknya batuannya belum kokoh dan belum kuat batuan, bahayanya karena faktor litologi itu di lereng Gunung Gede," ujarnya.

"Kalau Kertasari ada di cekungan Bandung di antara Gunung Rakutak dan Wayang," tambahnya.

Sementara itu, Dosen Tehnik Geologi Unpad Dicky Muslim terkait gempa bumi yang terjadi di Kertasari itu merupakan Sesar Garsela atau bukan, menurutnya harus dilakukan rekonsiliasi dahulu antara seluruh perangku kebijakan.

"Sesar Garsela itu, agak jauh dari titik yang di plot kordinat oleh BMKG. Saya mungkin agak berbeda, saya pikir Sesar Garsela itu bukan garis, tapi zona, bisa saja masuk tapi kita perlu rekonsiliasi dulu sebelum menjelaskan ini Sesar Garsela atau bukan," jelasnya.

Jangan sampai, penentuan penyebab gempa ini berbeda-beda antara satu lembaga dan lembaga lainnya.

"Mohon maaf, mengacu pada pengalaman Cianjur kemarin yang kemudian munculkan polemik tentang Sesar baru dan patahan yang tidak hanya satu, berkaitan Cimandiri dan macam-macam," paparnya.

(wip/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads