Pasca kejadian longsor, aliran air PDAM ke pemukiman warga yang ada di RW 1, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Kota Bandung terputus.
Dirut PDAM Tirtawening Sonny Salimi angkat bicara terkait kejadian ini. Pihaknya mengklaim pipa PDAM merupakan obyek terdampak dan bukan obyek utama yang menyebabkan longsor itu.
Menurut Sony, sekitar 300 kepala keluarga terdampak gangguan distribusi air bersih akibat peristiwa tersebut. "Ada 300 pelanggan terdampak yang tinggal di sekitar Cihampelas, Gandok ya," kata Sonny dihubungi detikJabar via sambungan telepon, Senin (16/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sonny mengungkapkan, pihaknya belum dapat memperbaiki instalasi pipa yang terputus. Pasalnya lokasi belum clear area dan masih ada empat tiang yang belum dievakuasi.
"Penangan secara umum di bawah Diskar PB, kita fokus penanganan pipa PDAM yang terputus. Pipa yang terpurus sampai kemarin malam belum bisa kita sambung lagi, karena masih ada 4 tiang yang belum terangkat, kita tidak tahu tiang itu punya siapa," ungkapnya.
"Kita mau bereskan takut salah, karena bukan kewenangan kita. Cuman yang jelas tiang yang empat itu sampai jam 9 malam kemarin masih belum ada yang bertanggungjawab," tambah Sonny.
Sonny sebut, lokasi itu harus bersih dulu agar petugas yang akan memasang pipa baru lebih leluasa. "Area harus bersih dulu, harus kita cek lagi dikhawatirkan ada longsor susulan, kita harus nunggu dulu empat tiang (dievakuasi)," ujarnya.
Selain itu, Sonny juga akan pertimbangkan faktor keamanan jangka panjang. Agar kejadian serupa tak kembali terjadi.
"Ini, makanya setelah ini sempat terangkat kita lihat potensi yang kalau potensinya membukukan kerawanan di masa mendatang akan kita pindahkan, cuman agak repot lagi memindahkannya tapi kita lihat lagi setelah tiang itu terangkat," jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih pelanggan PDAM di wilayah tersebut, Sonny siapkan mobil tangki air bersih.
"Kita hadirkan sesuai kebutuhan, warga punya kontak kita, mereka tinggal bilang dan akan kita langsung kirimkan. Cuman memang akses tidak bisa masuk mobil, kita tunggu di depan, masyarakat ambil pakai ember dan jeriken," pungkasnya
(wip/mso)