Di balik ramainya jalan Pasuketan yang selalu dipadati kendaraan, tersimpan kisah perjuangan seorang penjual kue bernama Herman (60). Pria paruh baya itu telah bertahun-tahun menggantungkan hidup dengan berjualan kue gonjing.
Melalui usahanya itu, Herman berjuang untuk menafkahi keluarga. Setiap gigitan kue gonjing buatannya yang lembut adalah cerminan kasih sayang Herman untuk istri dan anak-anaknya.
Dengan tekun, Herman membuat kue gonjing dengan resep istimewa. Kue gonjing buatan Herman memiliki cita rasa yang khas. Kombinasi sempurna antara rasa gurih berpadu dengan tekstur garing di luar dan lembut di dalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap hari, Herman berjualan kue gonjing di bilangan Jalan Pasuketan, Kota Cirebon. Dengan menggunakan gerobak sederhana, bapak empat anak itu berjualan di depan toko yang ada di kawasan tersebut.
Herman merupakan pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia mulai berjualan kue gonjing di Cirebon sejak tahun 2010 silam. Dengan kata lain, ia telah menekuni usaha tersebut sejak 14 tahun lalu.
Saat ditemui di tempat jualannya, Herman terlihat sedang sibuk membuat kue gonjing dengan cara dimasak menggunakan cetakan khusus. Setelah matang, kue-kue tersebut lalu ia susun di etalase kaca yang ada di gerobaknya.
Ia mengatakan, kue gonjing yang ia jual merupakan kue tradisional yang terbuat dari bahan-bahan sederhana. Seperti tepung beras dan parutan kelapa. Dalam membuat kue ini, Herman menggunakan bahan-bahan berkualitas.
"Kue ini sebenarnya ada di beberapa daerah. Kalau di Cirebon namanya Gonjing. Tapi kalau di Bandung namanya Bandros," ucap Herman saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon, baru-baru ini.
Kue gonjing yang dijual Herman adalah kue tradisional yang memiliki rasa gurih. Namun dalam penyajiannya, kue ini biasanya akan ditambahkan taburan gula pasir sehingga mendapatkan sentuhan rasa manis.
"Kalau aslinya rasanya gurih. Tapi karena dikasih gula pasir, jadi ada rasa manisnya. Pembeli juga ada yang suka dikasih gula, ada juga yang tanpa gula," ucap Herman.
Hingga kini, Herman masih setia berjualan kue gonjing. Dari usaha ini pula, Herman mampu menafkahi keluarga dan membesarkan anak-anaknya.
"Sekarang anak-anak sudah berkeluarga semua dan sudah memiliki usahanya masing-masing," ucap Herman.
Herman menjual kue gonjing dengan harga yang cukup terjangkau, yakni hanya Rp1.000 per potong. Dalam sehari, Herman mengaku bisa meraup keuntungan bersih sekitar Rp100 ribu.
"Pendapat bersih sehari sekitar Rp100 ribu. Cuma namanya juga jualan, pendapatnya ngga nentu," kata dia.
Herman berjualan setiap hari. Ia buka sejak pagi hingga sore hari. Namun, di waktu-waktu tertentu, Herman selalu menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halaman demi bertemu keluarga.
"Pulang kampung biasanya sebulan sekali. Kebetulan keluarga memang ada di kampung. Jadi diusahakan setiap sebulan sekali pulang," kata Herman.
(sud/sud)