Pornografi deepfake yang menyasar ratusan siswi di sekolah tengah menjadi masalah serius di Korea Selatan. Masalah ini bahkan membuat Presiden Yoon Suk Yeol harus turun tangan.
Melansir detikInet, Yoon Suk Yeol mengeluarkan perintah untuk razia kejahatan seks digital. Aplikasi pesan Telegram diduga jadi wadah penyebarannya dan sekarang tengah diselidiki otoritas setempat.
Polisi akan agresif memburu siapapun yang menyebarkan dan membuat pornografi deepfake. "Video deepfake yang mengincar individu menyebar dengan cepat di media sosial," kata Yoon dalam rapat kabinet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak korbannya adalah anak di bawah umur dan juga kebanyakan pelaku teridentifikasi sebagai remaja," tambahnya, seperti dikutip detikINET dari Guardian, Selasa (10/9/2024).
Dia memerintahkan aparat menginvestigasi kasus besar ini dengan serius dan memberantasnya. Menurut kepolisian Korsel, sebanyak 297 kasus kriminal deepfake bernuansa seks dilaporkan dalam 7 bulan pertama 2024, naik dari angka 180 tahun lalu dan dua kali lipat tahun 2021. Dari 178 pelaku, 113 di antaranya adalah remaja.
Akan tetapi persoalannya dinilai jauh lebih serius. Sebuah chatroom Instagram dengan 220 ribu anggota, diduga membuat dan membagikan gambar deepfake para perempuan, dengan korban termasuk mahasiswi, guru dan bahkan tentara.
Awalnya, mereka mengambil foto di Instagram, kemudian diubah menjadi materi pornografi dengan bantuan teknologi. Banyak wanita pun menghapus foto mereka dari media sosial karena takut menjadi korban berikutnya.
Untuk diketahui deepfake adalah video, suara, atau gambar orang sungguhan yang diubah dan dimanipulasi secara digital dan semakin marak di tengah munculnya teknologi AI atau kecerdasan buatan generatif.
Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.
(mso/mso)