Warga Kampung Pasirmuncang, Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi itu hanya bisa pasrah. Matanya menatap nanar ke arah kandang kambing kosong di depan rumahnya.
"Anak saya bekerja sekarang, katanya kemarin itu mak sudah ya, kambing sudah enggak ada enggak perlu lagi nyari pakan," tutur Eem lirih menirukan perkataan anaknya, Selasa (10/9/2024).
Kambingnya dimangsa macan pada Rabu (28/8/2024) lalu, ia masih ingat saat telinganya mendengar suara-suara mencurigakan dari arah depan rumahnya. Kebetulan kandang kambing hanya berada sejauh 50 meter dari rumahnya itu.
"Jam 03.00 WIB, ada suara gedebug dari arah kandang. Saya bangunkan anak saya, bawa lampu senter, begitu keluar senter diarahkan ke kandang. Setelah itu enggak ada suara apa-apa lagi, saya cek ternyata dua ekor kambing ditemukan sekarat," tuturnya.
Macan yang memangsa kambing menyisakan satu ekor anak kambing, di dalam kandang itu awalnya putra Eem hanya memelihara dua ekor, yang betina baru saja beranak satu ekor.
"Yang anaknya masih dipelihara, usianya baru beberapa bulan. Yang sekarang ditunggu dulu selama satu hari kan petugas Binsa (Babinsa-Bhabinkantibmas) bilangnya tunggu dulu 24 jam, takutnya si macan itu datang lagi jemput mangsanya," ujar Eem.
![]() |
"Ada luka terkaman entah gigitan di leher kambing saya. Kondisinya lemas, sesudah 24 jam tadi langsung disembelih, dimakan. Siangnya saat ada petugas TNI - Polri, ramai katanya ada yang lihat macan di pohon kelapa, ada anak kecil yang lihat sambil jejeritan (berteriak). Saya pikir mungkin itu macan yang memangsa peliharaan saya," ungkapnya.
Baca juga: Teror Buas Sang Pemangsa Ternak di Sukabumi |
Sebelumnya Isep Mukti Miharja, Kepala Resor Konservasi Wilayah VI Sukabumi, BBKSDA mengatakan tim sudah ke lokasi dan bertemu dengan masyarakat termasuk melakukan penguatan.
"Sudah ke lokasi, ke lokasi langsung termasuk TNGHS, kita bicarakan di tingkat kecamatan, opsi pertama penguatan ke masyarakat status macan seperti apa. Penguatan ke masyarakat pengkandangan peliharaan harus rapat, kebanyakan terbuka kandangnya itu," jelas Isep,
"Karena ketika (kandang peliharaan) terbuka ada perubahan perilaku ke situ-situ lagi, itu memang macan tutul dari tandanya seperti itu. Kemarin kami, lalu dari taman nasional dan Perum Perhutani sudah ke lokasi," ujarnya. (sya/yum)