Macan Tutul Mangsa Ternak, Warga Cikakak Sukabumi Pasang Jebakan

Kabupaten Sukabumi

Macan Tutul Mangsa Ternak, Warga Cikakak Sukabumi Pasang Jebakan

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 09 Sep 2024 19:00 WIB
Warga Sukabumi pasang jebakan usai kambing ternak mereka dimangsa hewan buas.
Warga Sukabumi pasang jebakan usai kambing ternak mereka dimangsa hewan buas. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Warga Desa Cirendang dan Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, dilanda keresahan akibat teror hewan buas yang diduga sebagai macan tutul. Hewan ini telah memangsa puluhan kambing milik warga, menimbulkan kerugian besar bagi para peternak.

"(Serangan pertama) Di wilayah ini peliharaan saya yang pertama di bulan Juli hari Kamis (25/7/2024) satu ekor yang besar di dalam kandang. Total ada 11 ekor semuanya yang mati, satu ekor bangkainya diambil ke kawasan Gunung Monyet, paginya baru ketahuan bangkainya di situ," kata Adam, Senin (9/9/2024).

Adam menuturkan, saat serangan terjadi, tidak terdengar suara apa pun, mirip dengan kejadian terakhir. Dua ekor kambing ditemukan sudah menjadi bangkai di dalam kandang, sementara satu ekor lainnya hilang dibawa oleh hewan buas yang diduga macan tutul tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada suara apa-apa, ketahuan sama ibu saat dilihat dua sudah menjadi bangkai. Di dalam kandang ada lima ekor, dua mati satu hilang dan dua lagi hidup langsung dijual oleh bapak, kebetulan kambing itu peliharaan bapak. Satu bangkai saya biarkan, saya buat jebakan," tuturnya.

Untuk mengantisipasi serangan lebih lanjut, Adam memasang jebakan berupa kawat yang diikatkan ke bangkai kambing. Kawat tersebut disambungkan dengan tambang yang di ujungnya diikatkan kaleng sebagai penanda. Jebakan ini dipasang di dekat rumahnya dengan harapan dapat mengetahui lebih lanjut mengenai macan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau si macan itu datang lagi saya jadi tahu, ingin melihat macannya seperti apa, jadi pasang jebakan itu ingin melihat bentuknya seperti apa lalu bangkai ini dibawa kemana," ungkap Adam.

Pemasangan jebakan ini adalah bentuk puncak kekesalan Adam setelah dua kali kambingnya dimangsa hewan buas. "Peliharaan habis semua, saya juga heran ini baru pertama kali terjadi biasanya kemarau separah apapun hewan itu tidak pernah turun," kata Adam.

"Sepanjang saya aktivitas ke hutan tidak pernah melihat langsung, kalau suara-suara saya sering mendengar. Hanya mengaum saja, tapi bentuknya seperti apa tidak pernah melihat," tutupnya.

Dihubungi terpisah, Isep Mukti Miharja, Kepala Resor Konservasi Wilayah VI Sukabumi, BBKSDA mengatakan tim sudah ke lokasi dan bertemu dengan masyarakat termasuk melakukan penguatan.

"Sudah ke lokasi, ke lokasi langsung termasuk TNGHS, kita bicarakan di tingkat kecamatan, opsi pertama penguatan ke masyarakat status macan seperti apa. Penguatan ke masyarakat pengkandangan peliharaan harus rapat, kebanyakan terbuka kandangnya itu," jelas Isep,

"Karena ketika (kandang peliharaan) terbuka ada perubahan perilaku ke situ-situ lagi, itu memang macan tutul dari tandanya seperti itu. Kemarin kami, lalu dari taman nasional dan Perum Perhutani sudah ke lokasi," pungkasnya menambahkan.

(sya/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads