Bendungan Matras yang terletak di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangandaran, Jawa Barat, saat ini mengalami kerusakan serius. Akibatnya, pasokan air untuk pengairan di tiga desa di wilayah tersebut, yaitu Desa Purbahayu, Babakan, dan Pananjung, tidak berjalan normal. Kondisi ini berdampak pada lebih dari 600 hektare sawah yang terancam gagal panen.
Sarotun, seorang tokoh masyarakat Pangandaran, menjelaskan kebocoran pada bagian bawah bendungan menyebabkan air yang seharusnya dialirkan ke sawah-sawah di tiga desa tersebut justru mengalir langsung ke sungai. "Tiga desa yang terdampak ini ada hampir ratusan hektare sawah," ucapnya kepada detikJabar, Kamis (5/9/2024).
Bendungan Matras sendiri merupakan peninggalan kolonial Belanda, yang dibangun sebelum era kemerdekaan Indonesia. Revitalisasi terakhir bendungan ini dilakukan pada tahun 2010, dan sejak itu aliran air berjalan lancar hingga beberapa tahun terakhir. "Bendungan ini sekarang kering dan dangkal. Aliran dari hulu sungai rembes ke tanah," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dandim 0625 Pangandaran, Letkol Inf Indra Mardianto Subroto, telah meninjau lokasi bendungan bersama stakeholder terkait. Mereka menemukan bahwa kebocoran bendungan Matras menjadi penyebab utama tersendatnya saluran irigasi di wilayah Pangandaran.
"Untuk kali ini tim menemukan satu lokasi yang menjadi penghambat saluran irigasi. Aliran sungainya tersendat atau kosong akibat irigasi atau bendungan yang bocor dengan dampak kebocoran bendungan ini tentunya mempengaruhi pengairan sawah yang ada," ucapnya.
Dandim juga menambahkan bahwa dalam setahun terakhir, sawah-sawah di Desa Babakan, Purbahayu, dan Pananjung tidak bisa ditanami karena kekurangan air akibat kerusakan bendungan. Menurut dia, untuk menangani bendungan ini kembali normal butuh campur tangan dari masyarakat.
(iqk/iqk)