Maut Menjemput Mahasiswa Baru Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Round Up

Maut Menjemput Mahasiswa Baru Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 04 Sep 2024 09:00 WIB
Polisi melakukan olah TKP insiden bongkahan tembok yang menimpa mahasiswa Universitas Perjuangan.
Polisi melakukan olah TKP insiden bongkahan tembok yang menimpa mahasiswa Universitas Perjuangan. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya - Nasib nahas dialami dua mahasiswa baru Universitas Perjuangan Tasikmalaya. Dua mahasiswa itu tertimpa material bangunan kampus yang ambruk dari ketinggian sekitar 10 meter. Akibatnya, satu mahasiswa meninggal dunia.

Peristiwa maut itu terjadi pada Senin (2/9/2024) sore. Sebelum kejadian, dua mahasiswa yakni Rega Haikal (19) dan Muhammad Kasvirabani (18) sedang mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).

Sekitar pukul 17.00 WIB, kegiatan tersebut selesai dari mahasiswa baru diminta berkumpul di halaman gedung Mashudi untuk menjalani absensi oleh panitia. Saat itulah, lapisan plesteran lesplang beton jatuh menimpa korban.

Akibatnya korban bernama Rega mengalami luka serius di bagian kepala, sementara Kasvirabani luka di bagian telinga. Keduanya segera dibawa ke RS TMC Kota Tasikmalaya hingga sekitar pukul 19.00 WIB, Rega dinyatakan meninggal dunia.

Pantauan detikJabar di lokasi kejadian, bagian plesteran tembok yang terlepas dari lesplang beton punya panjang sekitar 5 atau 6 meter. Lesplang beton itu terlepas dari lantai 2 gedung dengan ketinggian kurang lebih 10 meter.

Polisi kemudian mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra belum memberikan keterangan resmi, karena masih melakukan penyelidikan.

"Nanti ya, kita masih penyelidikan," kata Herman.

Sementara pada Selasa (3/9/2024) pagi, mahasiswa dan civitas akademika Universitas Perjuangan menggelar aksi solidaritas untuk temannya yang menjadi korban ambruknya plesteran beton bangunan kampus.

Para mahasiswa menggelar doa bersama dan tabur bunga. Beberapa mahasiswa memasang spanduk solidaritas dan tuntutan kepada pihak kampus. Suasana haru terasa kental dalam kegiatan tersebut.

"Kami menuntut pihak kampus melakukan evaluasi terkait kelayakan kampus. Pihak kelembagaan harus serius menyikapi kejadian ini," kata Ihsan Nurohman, salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik Unper.

Sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan, Ihsan juga mengusulkan agar salah satu ruangan di gedung itu diberi nama Rega Haikal. "Insya Allah adik kami Rega meninggal dunia syahid, karena sedang menuntut ilmu. Kami harap ada ruangan yang diberi nama almarhum," kata Ihsan.

Di tempat yang sama, Rektor Universitas Perjuangan Tasikmalaya D Yadi Heryadi mengatakan, pihak kampus telah bertanggungjawab atas kecelakaan yang menimpa mahasiswa tersebut. Yadi menyebut peristiwa itu musibah yang tidak diinginkan oleh semua pihak.

"Kami bertanggung jawab, sejak perawatan di rumah sakit hingga pemakaman," kata Yadi.

"Dengan keluarga juga tadi malam sudah berkomunikasi. Keluarga ikhlas menerima musibah ini, namanya musibah tak ada yang tahu," lanjutnya.

Sebagai langkah evaluasi, Yadi mengatakan, pihaknya akan segera membongkar sisa plesteran lesplang beton yang masih menempel di bangunan gedung 5 lantai tersebut.

Sementara terkait pelaksanaan pelantikan mahasiswa siswa baru sekaligus penutupan kegiatan PKKMB tetap dilaksanakan. Sekitar 1300-an mahasiswa baru Unper menghadiri kegiatan itu.

Namun sebagai bentuk penghormatan atau solidaritas, kegiatan itu berlangsung tanpa memainkan meski terdapat tarian tradisional dan meniadakan penampilan drumband.


(bba/dir)


Hide Ads