Kisah Iptu Maharrani Berbagi Peran Jadi Ibu dan Urus Kejahatan

Kota Cimahi

Kisah Iptu Maharrani Berbagi Peran Jadi Ibu dan Urus Kejahatan

Whisnu Pradana - detikJabar
Selasa, 03 Sep 2024 17:25 WIB
Iptu Maharrani Setyadevi, Kanit Tipidter Satreskrim Polres Cimahi
Iptu Maharrani Setyadevi, Kanit Tipidter Satreskrim Polres Cimahi (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cimahi -

Maharrani Setyadevi Hartanto harus membagi waktu antara pekerjaan dengan kewajibannya mengurus rumah tangga. Perempuan 29 tahun itu sibuk berkarir sebagai anggota Polri sejak beberapa tahun silam.

Terlebih kini, ia kian sibuk lantaran menjabat sebagai Kepala Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polres Cimahi. Praktis, waktunya kian terbagi untuk suami dan anaknya yang masih balita.

"Ya risiko sebagai anggota Polri, harus membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga yang dua-duanya juga sama-sama kewajiban," kata Iptu Maharrani Setyadevi saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (3/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maharrani berkarir sebagai polisi wanita sejak 2018. Ia lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) di tahun yang sama, lalu ditugaskan pertama kali di Baintelkam Mabes Polri hingga 2019.

"Setelah itu ke Polda Jabar sampai tahun 2020. Dari 2020 pindah ke Polres Cimahi sampai sekarang. Jadi sudah 4 tahun di sini," kata Maharrani.

ADVERTISEMENT

Sebagai Polwan, tentu Maharrani boleh dibilang sangat tangguh. Bukan tanpa sebab, lantaran perempuan kelahiran Sragen, 19 Mei 1995 itu juga menjadi bagian dari Densus 88 yang bersinggungan dengan terorisme.

"Paling berkesan (bertugas), jadi beberapa waktu ke belakang saya pernah bergabung dalam Satgaswil Densus 88 Anti Teror se-Jawa Barat. Itu sangat berkesan buat pengalaman saya dan saya di situ banyak belajar tentang terorisme, tidak hanya kepada tersangkanya tapi efek atau dampak terhadap anak dan istrinya karena setelah keluarganya diamankan ataupun ikut dalam tindak pidana tersebut," tutur Maharrani.

Tentu dalam bertugas, ia kerap menemukan kendala di lapangan. Contoh terbaru, saat ia mengungkap kasus penipuan perumahan yang korbannya berjumlah belasan orang, satu di antaranya ialah penyandang disabilitas.

"Itu kami perlu waktu 9 bulan untuk menangkap tersangkanya. Kesulitannya itu memang karena tersangka ini berpindah-pindah tempat, sampai akhirnya lidik membuahkan hasil. Dia kami amankan tiga hari lalu saat berada di Cimahi," kata Maharrani.

Di sisi lain, sebagai seorang Polwan, tak jarang perannya dikecilkan masyarakat. Namun hal itu tak menjadi halangan buat Maharrani untuk terus mengabdi sebagai anggota Polri.

"Peran Polwan dan bagaimana kondisi saat ini, tentu susah senangnya sebagai Polwan ada. Tapi saya rasa banyak senangnya, karena kita banyak berkontribusi kepada masyarakat untuk melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat, serta menyelesaikan persoalan di masyarakat," kata Maharrani.




(dir/dir)


Hide Ads