Kisah warga Kampung Dayak atau Kampung Talanca di Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, ternyata sampai ke telinga Kapolres Sukabumi, AKBP Samian.
Jelang Senin (26/8/2024) petang, mantan Kasubdit I Direskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) itu tiba-tiba datang ke kawasan permukiman warga bersama sejumlah pejabat utama Polres Sukabumi.
"Kaget juga tadi tiba-tiba beliau menghampiri saya selesai kegiatan, beliau melihat rumah saya yang miring karena nyaris roboh. Insyaallah katanya mudah-mudahan ada rezeki mau dibantu ya, saya bilang alhamdulillah," kata Mamat (55), warga setempat kepada detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mamat sendiri mengaku baru tiga tahun tinggal di kampung tersebut, sampah pesisir Loji menjadi sasaran pria tiga anak itu mengais rejeki. "Saya tinggal di sini 5 orang, saya, istri saya, anak saya tiga, pekerjaan sehari hari sebagai pemulung," tuturnya.
"Ia tinggal di rumah seadanya, ini gubuk miring. Enggak ada kamar mandi, ya seadanya saja. Yang penting bisa neduh dari panas sama hujan," sambungnya.
Tidak hanya Mamat, ada ratusan warga kampung tersebut yang juga menerima bantuan dari Kapolres Sukabumi. Mereka mendapat bingkisan sembako dengan isi berbagai jenis. Tak luput, Lukman dan Tami, pria lanjut usia yang sama-sama berusia 65 tahun.
"Yang mana Kakek Lukman, yang mana Kakek Tami," tanya Kapolres Samian ke arah warga.
"Kakek Tami betul cucunya 10 pak, cicitnya 4. Saya baca begitu ya tadi, saya salut dengan semangat bapak. Semoga bapak sehat-sehat ya," sambungnya.
Ia terlihat didampingi Endah Samian, istri sekaligus Ketua Bhayangkari Cabang Sukabumi. Terlihat juga Wakapolres Sukabumi Kompol Rizka Fadhila yang didampingi sang istri.
"Jadi kegiatan bakti sosial akan terus kami lakukan kehadiran kita di tengah masyarakat harus bisa memberikan manfaat. Dimana Polri punya tugas pokok menjaga keamanan, ketertiban masyarakat, penegakan hukum, tapi juga ada melindungi dan mengayomi serta melayani masyarakat," beber Samian.
AKBP Samian kemudian menyerahkan ratusan bantuan kepada warga kampung tersebut, bantuan juga diberikan sang istri kepada warga perempuan.
"Iya sengaja memang ibu-ibu kita ikut sertakan, ibu-ibu juga organisasi pendukung kinerja polres sehingga bisa bersama sama turun ke lapangan turun ke masyarakat, sehingga bisa memberikan sisi manfaat karena ada juga unit sosialnya," pungkasnya.
Ditulis, warga menyebutnya dengan nama Kampung Dayak. Sebutan bagi mereka yang tinggal tidak jauh dari pesisir Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Sebutan Kampung Dayak karena dahulunya bermula dari cerminan kehidupan warga yang kerap berpindah-pindah tempat sementara ketika air laut pasang, memaksa mereka meninggalkan rumah dan mencari tempat yang lebih aman.
"Sudah 23 tahun tinggal di sini, jadi merasakan enak dan tidak enaknya selama tinggal. Dahulu, air itu naik ke atas sampai masuk ke perkampungan. Kalau sudah begitu, akhirnya keluarga dibawa dulu mengungsi, ke rumah saudara atau ke tempat yang aman," kata Lukman (65), warga setempat kepada detikJabar, Senin (26/8/2024).
Dayak di sini bukanlah istilah yang sama dengan salah satu suku di Kalimantan. Istilah kampung dayak berasal dari pola tinggal yang berpindah ketika situasi kampung tidak aman saat ditinggali. Nama kampung yang sebenarnya adalah Kampung Talanca.
"Sering pindah lalu balik lagi, makanya disebut Kampung Dayak mungkin ya," kata Lukman seraya terkekeh.
(sya/iqk)