Disclaimer : Peringatan (trigger warning): Postingan ini mengandung konten kekerasan eksplisit yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan detikers tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan mempertimbangkan untuk meminta bantuan profesional.β£
Nuraeni, perempuan berusia 28 tahun, tewas bersimbah darah dengan kondisi wajah hancur usai diserang menggunakan garok atau garpu cangkul saat perjalanan pulang dari berladang di Kampung Gunung Hiur, Desa Bantar Sari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi.
Informasi yang dihimpun detikJabar, pelaku penyerangan adalah seorang pria yang diduga mengidap gangguan kejiwaan. Dia diamankan polisi tidak lama setelah melakukan aksi sadisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadiannya sekitar pukul 11.00 WIB, korban diserang di jalan yang sepi. Pelaku menyerang dengan sangat brutal, menyerang wajah korban berkali-kali hingga hancur," kata Suhaemi, warga setempat, kepada detikJabar, Sabtu (24/8/2024).
Suhaemi menceritakan, sebelum diserang menggunakan garok, pelaku lebih dulu menghantam korban menggunakan kayu. Setelah itu, ia langsung melayangkan garok ke arah wajah korban.
Sebelum menyerang Nuraeni, pelaku diketahui sempat mendatangi rumah warga bernama Empar (55) yang tengah beristirahat di rumahnya.
"Sebelum menyerang Nuraeni, pelaku juga menyerang Pak Empar, pria tua di rumahnya. Tidak hanya itu, dia juga merusak rumah tersebut," jelasnya.
Suhaemi mengatakan, pelaku memang dikenal kerap mengamuk. Dahulu, ia sempat diamankan polisi lalu dilepas lagi karena kondisinya stabil. Namun belakangan, sikapnya kembali beringas karena diduga obatnya habis.
"Pelaku sebelumnya pernah dibawa ke kantor polisi, namun dilepas setelah diberikan obat penenang. Tapi tidak lama kemudian, kejadian seperti ini terjadi lagi," tuturnya.
Sementara itu, Ade, warga lainnya, mengungkapkan bahwa pelaku langsung diamankan oleh warga dan kepolisian. Warga terpaksa mengikat tangan, kaki, hingga kepala pria tersebut karena tenaganya yang besar.
"Tadi langsung dikepung ramai-ramai lalu diikat. Kalau tidak diikat, tenaganya luar biasa kuat. Sudah diamankan ke Polsek Lengkong, sementara korban sendiri dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk diotopsi," jelas Ade.
(sya/yum)