Polisi mengungkap adanya aktivitas geng motor di balik penyerangan rumah warga di Kampung Nagrog, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, oleh gerombolan pemotor bersenjata tajam pada Minggu (18/8/2024) lalu.
Polisi pun bergerak cepat menangkap pelaku sejak dilaporkan oleh pemilik rumah yang dirusak para pelaku. Hal itu diungkap Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, melalui Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, kepada detikJabar, Kamis (22/8/2024).
"Jadi, ada namanya Geng Kampung Misteri. Mereka anak-anak asli Palabuhanratu yang kemudian bersekutu dengan Geng Belgia karena Geng Kampung Misteri tidak memiliki banyak kekuatan atau anggota. Geng Belgia sendiri beranggotakan anak-anak dari Kota Sukabumi dan Cisaat," kata Ali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali mengungkapkan, penyerangan itu berawal dari media sosial. Ajakan bertemu hingga berujung penyerangan oleh dua kelompok yang bersekutu ke titik lokasi yang dibagikan oleh kelompok Geng Amerika, yang merupakan lawannya.
"Mereka janjian di akun media sosial untuk saling serang, dan titik lokasi dikirim oleh Geng Amerika. Sampai akhirnya terjadi penyerangan yang berujung pada perusakan rumah milik warga bernama Yanto, yang merupakan ketua RW di kampung tersebut," jelas Ali.
Penyerangan yang berujung perusakan itu kemudian menjadi petaka. Selang dua hari setelah perusakan, video saat penyerangan viral dan pemilik rumah membuat laporan ke polisi pada Selasa (20/8). Tidak butuh waktu lama, pihak kepolisian kemudian mengamankan para pelaku.
Dalam wawancara sebelumnya, Ali membenarkan bahwa para pelaku yang terlibat sudah diamankan. "Benar, jumlah semuanya yang kita amankan ada 8 orang, lima anak di bawah umur, tiga lainnya dewasa," ujar Kasat Reskrim Polres Sukabumi, AKP Ali Jupri, membenarkan hal itu kepada detikJabar, Rabu (21/8/2024) malam.
Diketahui, sejak pagi hingga sore, Rabu (21/8), keluarga dari terduga pelaku geng motor yang diduga terlibat dalam penyerangan sebuah rumah terlihat mendatangi Polres Sukabumi. Raut wajah lesu tampak menghinggapi mereka, terutama karena mayoritas pelaku dalam kejadian tersebut masih di bawah umur.
Seorang ibu yang enggan disebutkan namanya, dan mengaku sebagai orang tua dari salah satu pelaku, berbincang dengan detikJabar di lokasi. Dengan nada penuh penyesalan, ia menyampaikan bahwa anaknya yang masih berstatus pelajar terlibat dalam aksi tersebut tanpa sepengetahuannya.
"Saya benar-benar tidak tahu anak saya melakukan hal itu," ungkapnya dengan wajah muram.
(sya/orb)