Dor...! Thung Hok Hoan seorang karyawan asal Tiongkok jatuh dari atas pelana kudanya. Peluru dari tembakan misterius bersarang di tubuhnya, sontak hal itu mengagetkan pegawainya seorang kuli yang berjalan lebih dahulu di depannya, suara tembakan membuyarkan pikirannya.
Thung Hok Hoan adalah seorang karyawan perusahaan Tiongkok Bodjong Terong, berada di wilayah Jampang Kulon (Kini merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi). Kisah kematian Thung masih menjadi misteri, siapa pelakunya dan apa motifnya masih menjadi tekateki hingga hari ini.
Ada belasan media kala itu yang menuliskan kematian Thung Hok Hoan, diantaranya De Sumatra Post, Het Nieuws Van Den Dag yang serempak menurunkan berita ini pada 13 Juni 1939, lalu de bredasche' courant pada 23 Juni 1939.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
De Sumatra Post mengambil tajuk 'Een schot uit de rimboe' tembakan dari semak lalu Het Nieuws Van Den Dag mengambil tajuk 'Geheimzinnig Drama' atau Drama Misterius lalu de bredasche' courant membuat judul yang nyaris sama dengan De sumatra Post, Moord in de Rimboe atau Pembunuhan di hutan.
"Dilaporkan dari Soekaboemi Seorang karyawan perusahaan Tiongkok Bodjong Terong di Djampangkoelon, ditembak mati dengan pistol kemarin sore. Korbannya, Tuan Thung Hok Hoan, punya sejumlah uang untuk perusahaan mobil van 1.000 diambil dari Soekaboemi," tulis De Sumatra Post seperti dikutip detikJabar, Rabu (21/8/2024).
Het Nieuws Van Den Dag menulis sedikit lebih lengkap soal kejadian itu, Thung diketahui baru saja mengambil uang dengan nilai seribu gulden untuk perusahaan dari Sukabumi (kini Kota Sukabumi). Meskipun ditemukan tidak bernyawa, perhiasan dan uang tersebut dinyatakan tidak hilang.
"Menemukan korban mati. Uang dan perhiasan masih ada, kondektur ditahan sementara. Investigasi berlanjut," tulis media itu, kondektur dimaksud dalam tulisan itu diduga adalah kuli yang saat itu bersama Thung, yang mendengar suara letusan tembakan dan melihat Thung dalam keadaan tewas.
Meskipun paling akhir di tanggal penerbitan, media de bredasche' courant menurunkn berita itu, latar belakang Thung diulas lebih dalam. "Korban telah tinggal di sana selama dua belas tahun perusahaan beroperasi. Dia sudah menikah dan meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak," tulis de bredasche.
Utuhnya uang dan perhiasan yang dikenaan Thung menebar anggapan di publik saat itu bahwa penembakan Thungtidak dilatari perampokan, dalam kejadian itu korban ditulis ditembak sebanyak empat hingga lima kali ke arahnya. Tembakan itu bukan berasal dari pistol namun dari senjata jenis senapan.
"Namun masyarakat tidak berpikir tentang perampokan. Telah terjadi penyergapan empat atau lima kali menembak ke arah Tuan Thung dan tidak keluar pistol, tapi dari senapan," kutip detikJabar dari tulisan de bredasche.
"Rekan Pak Thung adalah kuli. Pria ini ada hubungannya dengan penyelidikannya masih ditahan," sambung tulisan tersebut.
Penelusuran detikjabar, selain berita kejadian tidak ada lagi kelanjutan berita hasil investigasi atau persidangan paska kejadian tersebut, begitupun dengan nasib kuli yang mendengar tembakan dan menghampiri tubuh Thung pertamakali. Hal ini menjadikan kasus penembakan hingga tewas Thung Hok Hoan masih menjadi misteri.
(sya/yum)