Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Ajam Mustajam mengungkap tingginya angka perceraian di Jabar. Ajam mengaku angka pernikahan di Jabar begitu tinggi, tapi begitu pun dengan angka perceraiannya.
"Di Jawa Barat itu pernikahannya itu luar biasa terbanyak di Indonesia, tapi yang paling menyedihkan angka perceraiannya juga tertinggi di Indonesia," kata Ajam di depan Gedung Sate, Sabtu (24/8/2024).
Ia pun menyampaikan data pernikahan dan perceraian pada tahun 2021-2023. Katanya pada tahun 2021, tercatat sebanyak 346.484 pernikahan. Tahun 2022 sebanyak 336.912 pernikahan, dan tahun 2023 sebanyak 317.715 pernikahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pun perceraian setiap tahun kata Ajam meningkat. Pada tahun 2021 sebanyak 98.088 perceraian, tahun 2022 sebanyak 113.643 perceraian, dan tahun 2023 ada 122.800 perceraian.
Ajam pun mengatakan bahwa penyebab perceraian cukup beragam, salah satunya yakni akibat masalah perekonomian serta hubungan yang kurang harmonis.
"Ya memang di Jabar itu tertinggi ya angka perceraiannya. Mayoritas masalahnya ekonomi, hubungan keluarga, memang beragam. Sampai hari ini yang ajukan cerai juga masih banyak," ucap Ajam.
Ajam menegaskan Kemenag Jabar kini bakal mengoptimalkan lagi fungsi Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4). Badan yang bertugas untuk memberi wejangan dan arahan pada calon pengantin ini, bakal lebih ketat dimonitor agar lebih optimal melakukan kinerja pencegahan perceraian.
"Mereka punya teknisnya, ada aturannya di Dirjen. BP4 ini sudah lama dibentuk dan di setiap KUA ada. Ya mereka akan lebih dioptimalkan untuk penasehatan sebelum pelaksanaan perkawinan," ucap Ajam.
Sementara itu, di hari yang sama dilakukan acara nikah massal dalam rangkaian West Java Festival 2024. Angka perceraian yang tinggi pun diumumkan di hadapan para pengantin, mewanti-wanti agar pernikahan yang mereka jalani bakal sampai sehidup semati.
Turut hadir sebagai saksi pernikahan, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. Bey turut memberi wejangan khusus pada 37 pengantin. Ia bahkan juga menyinggung agar para pengantin menghindari jerat pinjaman online yang mengancam perekonomian.
"Yang penting adalah saling pengertian dan memahami. Intinya jangan berlaku dan berkata-kata kasar dalam situasi apapun," ujar Bey.
"Kami ingatkan jangan coba-coba meminjam pinjaman online dan jangan mencari rezeki secara pintas lewat judi online. Mohon saling mengingatkan karena kuncinya ada pada calon mempelai pria dan wanita untuk mengatasi hal itu," imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam memasuki awal kehidupan rumah tangga, setiap permasalahan yang hadir harus dihadapi bersama.
"Kami hanya mengingatkan bahwa tentunya pada awal pernikahan semuanya akan berbeda, di mana yang baru memulai kerjaan, wirausaha, atau sebagai pegawai tidak akan langsung mapan, maka dalam menempuh bahtera rumah tangga ini bersama-sama, apapun yang dijalani," ujarnya.
Bey beraharap pernikahan masal ini bisa membawa kebahagiaan bagi calon mempelai. Soal tingginya angka perceraian, ia menekankan agar pasangan pengantin menjaga keharmonisannya.
"Di Jabar itu Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) untuk menekan angka perceraian. Selain itu juga kami sampaikan tadi, jangan sampai ada kata-kata kasar, jangan keras pada pasangan, harus pengertian dan saling memahami. Saya juga berpesan agar semua menjauhi pinjol dan judol," pesannya.
(aau/sud)