Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (22/8/2024). Mulai dari jari seorang nenek yang putus saat mengikuti lomba tarik tambang di Karawang, hingga aksi demo tolak revisi UU Pilkada di DPRD Jabar.
Berikut ringkasan peristiwa yang dirangkum dalam Jabar hari ini:
Jari Nenek Putus Usai Lomba Tarik Tambang
Kisah nenek Muniah (61), warga Desa Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, viral di media sosial setelah harus kehilangan beberapa jari tangan akibat lomba tarik tambang pada 17 Agustus 2024.
Tita Auniah, anak nenek Muniah menjelaskan, bahwa tangan ibunya harus diamputasi setelah mengalami luka parah dan beberapa tulang jari yang remuk.
"Jari ibu luka parah, beberapa tulangnya juga remuk, jadi kemarin diamputasi, 4 jari tangan kanannya," ujar Tita.
Peristiwa ini terjadi saat Muniah berada di posisi paling depan saat mengikuti lomba. Ketika lawan menarik tali, jari-jari Muniah yang terjerat tali mengalami cedera serius. Setelah dirujuk ke RSUD Karawang, tindakan amputasi dilakukan.
Tita menyesalkan kejadian tersebut, berharap tidak ada lagi korban serupa, dan meminta panitia lomba memperhitungkan risiko di masa depan.
Pihak Polsek Cilamaya sudah mengunjungi Muniah untuk memberikan dukungan mental selama masa pemulihan.
"Pihak Polsek Cilamaya juga sudah mendatangi rumah korban, untuk menguatkan mental korban agar bersemangat menjalani masa pemulihan," kata Iptu Rudi, Kasi Humas Polres Karawang.
Demo Tolak RUU Pilkada di Bandung, Botol-Petasan Berterbangan
Ribuan massa dari gabungan mahasiswa se-Bandung Raya menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jabar, Kamis (22/8/2024). Aksi ini dilakukan untuk menuntut pembatalan revisi UU Pilkada yang dianggap tidak sesuai dengan putusan MK.
Pantauan detikJabar pukul 14.20 WIB, massa aksi menyemut di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, tepat di depan gedung DPRD Jabar. Massa membawa sejumlah poster besar dengan berbagai tulisan yang mengkritik pemerintah. Poster itu ditempel di pagar gedung DPRD. Massa juga membakar ban dan sejumlah baliho dengan gambar partai politik yang terpasang di sekitar gedung DPRD Jabar. Bahkan, sesekali, botol beterbangan ke dalam gedung DPRD Jabar yang dijaga ketat petugas kepolisian.
Dalam aksi ini, massa mahasiswa berorasi menyuarakan kekhawatirannya terkait potensi runtuhnya marwah demokrasi jika revisi UU Pilkada disahkan oleh DPR. Mereka menganggap revisi UU Pilkada bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi nomor 60/PUU-XXII/2024 dan 70/PUU-XXVII/2024.
"Hari ini kita tidak merespons Pilkada, tapi akumulasi kemarahan warga negara dan seluruh elemen semuanya baik mahasiswa, buruh, guru, pedagang, homeless. Hari ini sebagai akumulasi kemarahan kepada negara dan pemerintah yang telah berkoordinasi atau melewati peraturan," kata Indra, salah satu koordinator aksi.
Situasi semakin memanas saat massa mulai merangsek maju ke depan pagar gedung DPRD Jabar sekitar pukul 15.45 WIB. Massa juga melempar berbagai benda hingga menembakkan petasan ke area dalam gedung DPRD Jabar yang dijaga ketat polisi. Suara menggelegar beberapa kali terdengar akibat ledakan petasan itu.
Setelah sempat memanas, situasi kembali kondusif setelah kordinator aksi berteriak agar massa tidak terprovokasi. Massa pun kembali mundur dan bertahan di depan gedung DPRD Jabar. Namun, kepulan asap hitam akibat benda-benda yang dibakar oleh massa masih tampak jelas di lokasi demonstrasi.
Indra pun membenarkan bahwa informasi soal keputusan DPR yang mengabaikan ketetapan MK semakin membuat massa marah.
"Ya ini akumulasi kemuakan yang tidak bisa dibendung. Kami bersama masyarakat yang hadir, menunjukkan bentuk kemarahan kita, menentang ketidakadilan dan bersuara atas nama masyarakat. Di depanDPRD ini, kami menunjukkan bahwa sudah tidak percaya pemerintahan atau eksekutifnya karena kita masyarakat tertindas," tutur Indra.
Simak Video "Viral Geng Motor Aniaya Remaja di Makassar, Pelaku Diburu Polisi"
(sya/mso)