Jabar Hari Ini: Misteri Penyebab Kebakaran di Kaki Gunung Guntur

Jabar Hari Ini: Misteri Penyebab Kebakaran di Kaki Gunung Guntur

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 21 Agu 2024 22:00 WIB
Lansekap hutan yang terbakar di Gunung Guntur terlihat dari Kawasan Cipanas, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Data dari Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut mencatat, kebakaran yang melanda hutan di Gunung Guntur sejak Senin (19/8/2024) petang membakar 16 hektare kawasan hutan. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wpa.
Penampakan Kebakaran Lahap Hutan di Gunung Guntur Garut. (Foto: Antara Foto/Raisan Al Farisi)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Rabu (21/8/2024). Beberapa di antaranya kebakaran di kaki Gunung Guntur yang berimbas penutupan pendakian, hingga aksi bersih-bersih Pandawara dan warga Cirebon di Pantai Baro. Selengkapnya, berikut rangkuman Jabar hari ini:

Puluhan Siswa SD di Sukabumi Belajar di Lantai Aula

Pilu dialami puluhan siswa kelas V di SDN Ciaripin, Kampung Ciaripin, Desa Munjul, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi. Mereka terpaksa belajar di lantai aula serbaguna, akibat ruang kelas mereka yang rusak parah. Selain di aula, sebagian siswa juga belajar di musala.

Pantauan detikJabar, para siswa terlihat melakukan kegiatan belajar mengajar di lantai aula yang berbentuk panggung di halaman sekolah mereka. Adi Suryanto, guru sekolah tersebut mengatakan, kondisi kerusakan ruang kelas V sudah terjadi sekitar satu tahun lalu dan semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ruang kelas V ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan, bukan hanya kusen yang rusak, tapi bagian dalamnya juga sudah banyak yang lapuk. Untuk menghindari anak-anak terluka atau sakit, kami memutuskan sementara mereka belajar di panggung (aula)," kata Adi kepada detikJabar, Rabu (21/8/2024).

Menurut Adi, saat ini ada sekitar 40 siswa yang belajar di luar ruang kelas. Meskipun begitu, dia menegaskan bahwa solusi ini hanya bersifat sementara. "Kalau dipaksakan belajar di kelas yang rusak, anak-anak bisa sakit," ujarnya menegaskan.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Ciaripin Ismat juga mengungkapkan kekhawatiran senada. Dia mengatakan bahwa ruang kelas tersebut sudah tidak layak digunakan dan berbahaya bagi siswa.

"Saat pertama kali saya datang ke sini pada 2022, sekolah ini sudah dalam kondisi rusak. Kami sudah mengajukan permohonan perbaikan, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut," ujar Ismat.

Selain mengajukan perbaikan ruang kelas, Ismat juga mengajukan perbaikan fasilitas lain seperti WC umum, perpustakaan, dan laboratorium. Namun, hingga saat ini, belum ada respons dari pihak terkait terkait rincian bangunan yang rusak tersebut.

"Kami sangat berharap pemerintah daerah segera memberikan perhatian lebih dan memperbaiki ruang kelas ini agar anak-anak bisa belajar dengan aman," pungkas Ismat.

Kebakaran di Padalarang Hanguskan 3 Rumah

Tiga rumah di Kampung Neglajaya RT 02/RW 12, Desa Tagogapu, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), ludes dilalap si jago merah. Peristiwa kebakaran itu terjadi pada Rabu (21/8/2024). Berawal dari api yang muncul di rumah salah satu korban, kemudian merembet ke rumah di sebelahnya hingga api terus membesar.

"Setelah kami terima laporan, petugas langsung meluncur ke lokasi kejadian. Penanganan langsung dilakukan dengan kondisi api yang sudah membesar," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bandung Barat, Siti Aminah Anshoriah saat dikonfirmasi, Rabu (21/8/2024).

Tiga rumah yang terbakar itu dihuni 15 jiwa. Beruntung tak ada korban dalam kebakaran tersebut, lantaran penghuni langsung menyelamatkan diri saat api muncul.

"Tidak ada korban jiwa, hanya bangunan saja. Bangunan yang diselamatkan hanya sisanya saja, dengan kerugian diperkirakan Rp200 juta," kata Siti Aminah.

Pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut. Namun dari dugaan awal, kebakaran terjadi karena korsleting dari ruangan di salah satu rumah yang terbakar.

"Dugaan awal berdasarkan keterangan dari korban itu karena korsleting. Saat ini kondisi sudah aman setelah dilakukan penanganan," kata Siti.

Pendakian ke Gunung Guntur Ditutup-Penyebab Kebakaran

Gunung Guntur yang berada di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, kebakaran, Selasa (20/8/2024). Pantauan detikJabar di kaki Gunung Guntur, tepatnya di kawasan Rancabango, Selasa (20/8/2024) malam sekitar pukul 18.50 WIB, api terlihat menyala di ketinggian. Ada beberapa titik api yang berasal dari kawasan hutan.

Kepulan asap menyebar hingga ke pemukiman warga. Hembusan angin yang kencang sejak Selasa siang ini, membuat asap cepat menyebar.

Akibatnya, pendakian menuju gunung setinggi 2.249 Meter di Atas Permukaan Laut (MDPL) ini ditutup. "Pendakian ditutup sampai api benar-benar padam," kata Agung Firmansyah, Polisi Hutan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar, Rabu (21/8/2024) pagi.

Agung menjelaskan, pendakian menuju puncak Gunung Guntur ditutup sementara hingga waktu yang tidak ditentukan. Petugas gabungan ingin memastikan api benar-benar padam sebelum kembali diakses masyarakat umum.

Agung juga mengatakan, berdasarkan hasil pengecekan pihaknya, dipastikan tidak ada pendaki yang terjebak di Gunung Guntur saat kejadian kebakaran berlangsung.

"Dipastikan tidak ada. Sudah kami cek ke pos-pos pendakian, di waktu ini tidak ada pendaki yang melakukan pendakian," ujar Agung.

Pantauan detikJabar di kaki Gunung Guntur, tepatnya di kawasan Rancabango pada Rabu (21/8/2024) pagi sekitar jam 09.12 WIB, kobaran api terpantau sudah tidak ada. Meskipun demikian, terlihat dengan jelas masih adanya asap yang mengepul dari sejumlah titik, khususnya di bagian puncak.

Penyebab kebakaran tersebut, hingga saat ini masih menjadi teka-teki. Menurut Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Sona Rahadian Amus, saat ini petugas gabungan masih berpatroli di sekitaran Gunung Guntur, untuk mengantisipasi api kembali muncul.

"Kita masih berpatroli di lokasi, untuk mencegah kebakaran terjadi lagi," kata Sona kepada detikJabar, Rabu (21/8/2024).

Sona menjelaskan, kebakaran pertama kali terjadi pada Senin, (19/8). Sumber api, pertama kali terlihat dari kawasan Blok Cigenjreng saat itu. Untuk penyebab kebakaran sendiri, sedang diselidiki pihak terkait. "Penyebabnya sedang ditelusuri," ungkap Sona.

Personel gabungan dari TNI-Polri, BKSDA, Satpol PP, BPBD hingga Disdamkar dan Relawan sendiri dilaporkan cukup kesulitan dalam memadamkan si jago merah. Sebab, lokasi kebakaran terletak di tengah hutan dengan medan yang curam.

Jaksa Tegaskan Tak Ada Krimininalisasi di Kasus Anak Eks Bupati Majalengka

Kejati Jawa Barat (Jabar) memberikan informasi terkini mengenai penanganan kasus korupsi bangun guna serah Pasar Sindangkasih, Cigasong, Majalengka. Korps Adhyaksa pun menegaskan bahwa kasus yang menyeret anak mantan Bupati Majalengka Karna Sobahi, Irfan Nur Alam itu dilakukan secara profesional tanpa memiliki muatan apapun.

Saat dihubungi detikJabar, Aspidsus Kejati Jawa Barat Dwi Agus Afrianto menyatakan kasus yang menyeret Irfan Nur Alam murni merupakan tindak pidana korupsi. Pernyataan ini juga dilontarkan Dwi sekaligus menjawab isu yang beredar bahwa penanganan kasus itu diduga merupakan bentuk kriminalisasi.

"Enggak, enggak, sama sekali enggak ada. Kita enggak ada motivasi apapun karena ini murni penegakan hukum," katanya saat dikonfirmasi via telepon, Rabu (21/8/2024).

Irfan Nur Alam diketahui ditetapkan menjadi tersangka bersama mantan Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif, serta seorang pihak swasta bernama Andi Nurmawan dan ASN Majalengka bernama Maya. Dari hasil penyidikan, Dwi pun memastikan modus korupsi yang mereka lakukan kini makin terang benderang.

"Setelah kami cermati, apalagi setelah kami menelusuri, kami cloning bukti digital di HP masing-masing itu makin terang skenario (korupsi proyek bangun guna serang Pasar Cigasong, Majalangke) itu. Jadi memang kami tidak ada motivasi apapun (dalam penanganan kasus tersebut," ungkapnya.

"Dan pada prinsipnya, Kejati Jabar selalu profesional dalam melakukan penyidikan dan penegakan hukum, khususnya kasus-kasus tipikor. Kami sama sekali tidak ada muatan politis, apalagi ditumpangi atau ada pesanan dari pihak manapun. Sama sekali tidak ada, murni kami penegakan hukum secara profesional," tegasnya menambahkan.

Dwi kemudian memberikan update informasi mengenai penanganan kasus ini. Ia memastikan, pelimpahan berkas keempat tersangka rencananya akan dirampungkan pada awal bulan depan.

"Saat ini sedang persiapan menyempurnakan surat dakwaan untuk segera kita limpahkan ke pengadilan. Rencananya serentak kami limpahkan semuanya. Jadi untuk pembuktian di persidangan biar lebih optimal, saksi juga lebih nyaman karena mereka enggak bolak-balik dipanggil ke persidangan, biar sekalian kita periksa di situ," pungkasnya.

Keempatnya pun terancam dijerat Pasal 5, Pasal 12 huruf e, Pasal 11 dan Pasal 12B Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Ribuan Orang Basmi Sampah di Pantai Baro

Gerakan bersih-bersih sampah yang menumpuk di pantai Baro Gebang, Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, dilakukan hari ini. Kegiatan ini merupakan inisiasi Pandawara Group bersama Pemkab Cirebon.

Ribuan orang tumplek bersih-bersih sampah di Pantai Baro, Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Mereka begitu semangat demi Pantai Baro kembali berseri.

Pantauan detikJabar, sejak Rabu (21/8/2024) pagi, ribuan orang dari berbagai kelompok masyarakat sudah berkumpul di kawasan Pantai Baro. Mereka yang datang terlihat begitu semangat untuk membersihkan berbagai jenis sampah yang menumpuk di Pantai Baro.

Tanpa segan-segan masyarakat yang ikut dalam kegiatan bersih-bersih ini terjun ke dalam lumpur untuk bisa menggapai sampah yang terpendam di dalamnya. Seperti yang dilakukan oleh seorang wanita bernama Puja (21). Dia mengaku antusias mengikuti kegiatan bersih-bersih. Ia mengatakan, sejak pukul 06.30 WIB bersama teman-temannya sudah berkumpul di Pantai Baro.

"Dari pagi sekitar jam setengah 7 saya sama teman-teman udah di sini buat ngebantu proses pembersihan Pantai Baro," kata dia kepada detikJabar sambil mengangkut trashbag sampah.

Warga Desa Pakusamben, Kecamatan Babakan ini mengaku, malu karena sebagai warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi baru bisa ikut membersihkan sampah di pantai ini.

"Jujur saya malu sih, padahal saya tinggal di kampung sebelah tapi pas waktu kesini ternyata sampahnya banyak banget," ungkapnya.

Terlebih lagi, lokasi ini dikenal sebagai tenpat rekreasi murah bagi masyarakat. Sehingga dengan adanya keberadaan sampah tentunya tidak akan membuat nyaman mata pengunjung.

"Di sini (Pantai Baro) memang tempat rekreasi yang sering dikunjungi sama orang-orang, tapi kalau banyak sampah seperti ini ya gimana ya," ucapnya.

"Menurut saya kalau kondisinya begini terus ya nggak enak juga di mata wisatawan yang datang kesini," jelasnya.

Ia juga menerangkan, keberadaan sampah yang ada di lokasi sudah ada sejak lama akibat rendahnya kesadaran masyarakat yang masih sering membuang sampah sembarangan.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Fitroh Suharyono mengatakan untuk mengakomodir kegiatan ini pihaknya menurunkan 5 unit truk sampah dan 1 unit alat berat.

"Hari ini kita menurunkan 5 truk sampah dan 1 unit alat berat. Jadi secara teknis 5 kendaraan truk ini akan bergantian mengangkut sampah dalam kegiatan ini," jelasnya.

Untuk saat ini, sampah yang sudah terkumpul dalam kegiatan bersih-bersih di Pantai Baro sudah mencapai 12 ton. Diperkirakan, jumlah sampah akan terus bertambah mengingat kegiatan masih terus berjalan.

"Sampah yang sudah diangkut sudah mencapai 3 truk atau 12 ton, kemungkinan jumlah sampah yang diangkut akan lebih banyak lagi soalnya baru setengah jalan," paparnya.

Setelah kegiatan ini, dalam waktu 1-2 minggu depan akan terus dievaluasi agar dapat menyelesaikan persoalan sampah terutama di wilayah pantai.

(aau/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads