Aksi curang dilakukan oknum pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Oknum tersebut membeli obat ke distributor dengan harga diskon, lalu dijual lagi ke pihak lain.
Untuk memuluskan ulah curangnya, oknum pegawai tersebut menggunakan kop surat berlogo rumah sakit hingga dinas kesehatan saat membeli obat-obatan ke pihak distributor. Oknum pegawai itu membeli obat-obatan dari pihak distributor dengan harga di bawah pasaran.
Informasi ini diperoleh detikJabar dari beredarnya sebuah video. Di dalam video itu terlihat Keadinkes Kabupaten Sukabumi Agus Sanusi dan Sekretaris Dinkes Andi Rahman membahas soal dugaan kecurangan oknum pegawai RSUD Palabuhanratu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dikonfirmasi, Kadinkes Kabupaten Sukabumu Agus Sanusi membenarkan adanya ulah licik oknum pegawai RSUD Palabuhanratu. Dia juga mengungkap soal modus yang dilakukan si pelaku.
"Dia pakai kop surat ada cap, dia mengatasnamakan rumah sakit dan dinas kesehatan, tidak ada kerugian negara. Hanya imbasnya saat itu itu karena dia itu tidak bisa membayar ke distributor hingga akhirnya distributor tidak mau mengirim obat ke rumah sakit," ujar Agus, Rabu (21/8/2024).
Atas ulah pelaku, dia menyebut, sempat mengganggu layanan obat di rumah sakit. Pasalnya para distributor enggan menyalurka obat dengan alasan adanya tunggakan.
"Oknum itu punya utang sampai Rp 2 milyar, layanan obat-obatan di rumah sakit terdampak. Biasanya langsung kirim tanpa pakai uang, tiap ada pesanan kirim. Suatu ketika kok kenapa mesan nggak kirim-kirim katanya punya utang pihak rumah sakit," ungkap Agus.
Karena mengganggu layanan di rumah sakit, Agus akhirnya mengumpulkan para distributor obat. Hal itu untuk mengetahui secara pasti penyebab tak dikirimnya obat ke rumah sakit.
"Pada Maret saya kumpulkan 41 distributor. Akhirnya terungkap ada orang yang mengatasnamakan rumah sakit. Kasus tersebut saat ini masih ditangani oleh Inspektorat," pungkas Agus.
Dihubungi terpisah, Direktur RSUD Palabuhanratu, Rika Mutiara membenarkan hal itu. Namun menurutnya kasus itu sudah mendapatkan penanganan.
"Sudah ditangani, kalau secara teknis aku enggak tahu apakah obatnya dijual keluar atau kemana-kemana saya tidak tahu. Tapi memang oknum ini membeli obat ke perusahaan obat. Kemudian sudah ditangani oleh inspektorat, sudah pemeriksaan semuanya, sudah sudah," ucap Rika.
Baca juga: Demo Sopir Angkot di Sukabumi Sempat 'Panas' |
Rika mengakui akibat hal itu layanan rumah sakit dalam pemberian obat-obatan sempat terhambat. "Kalau pada saat ditemukan sempat berdampak karena waktu iu mau cuti bersama kurang lebih dua minggu agak bedampak sementara stok obat harus penuh tercukupi," ujarnya.
"Itu bukan masalah instansi tapi perorangan, dengan perusahaan juga sudah ngobrol, kita sepakati itu bukan masalah institusi tapi perorangan," pungksnya menambahkan.
(sya/mso)