Demo Sopir Angkot di Sukabumi Sempat 'Panas'

Demo Sopir Angkot di Sukabumi Sempat 'Panas'

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 20 Agu 2024 14:43 WIB
Bentrok antara ojek online dan sopir angkot di depan Balai Kota tepatnya di Jalan R Syamsudin, Kota Sukabumi.
Bentrok antara driver ojek online dan sopir angkot di depan Balai Kota Sukabumi, tepatnya di Jalan R Syamsudin. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Aksi sopir angkutan kota (angkot) berlanjut. Setelah menggeruduk Kantor Dinas Perhubungan, mereka memblokade Jalan Ir. H. Djuanda atau yang lebih dikenal dengan kawasan Dago, Kota Sukabumi.

Pantauan detikJabar, angkot trayek 08 jurusan Cisaat-Kota Sukabumi, trayek 14 dan 15 jurusan Bhayangkara-Kota Sukabumi, dan trayek 10 jurusan Selabintana-Sukabumi berjejer di depan Balai Kota Sukabumi. Akses Jalan Dago tertutup tak bisa dilewati kendaraan roda empat.

Di sisi lain, persimpangan Jalan Syamsudin pun di tutup menggunakan water barrier. Beberapa petugas Dishub pun nampak berjaga untuk mengalihkan aris lalu lintas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan pukul 14:00 WIB sekitar ratusan driver ojek online datang dari Jalan Siliwangi masuk ke kawasan Jalan R Syamsudin, Sukabumi. Mereka membunyikan klakson secara bersama-sama hingga memancing emosi para sopir angkot yang berada di lawan arah.

Amarah memuncak saat salah satu ojol terkepung oleh sopir angkot. Beberapa petugas Satpol PP mengadang massa yang mengerubungi salah satu ojol dan meminta agar ojol tersebut berbalik arah.

ADVERTISEMENT

Tak berhenti sampai di situ, salah satu ojol berteriak jika rekannya menjadi korban kekerasan. Massa dari ojol pun kembali masuk ke kawasan Balai Kota hingga merangsek salah satu angkot. Mereka diadang polisi berpakaian preman.

"Babaturan urang (teman saya) jadi korban, pak," kata salah satu driver ojol yang berteriak.

Cece (40), salah satu sopir angkot trayek 14 jurusan Bhayangkara-Kota Sukabumi mengatakan, aksi ini merupakan keresahan para sopir angkot karena maraknya transportasi online. Mereka menuntut pemerintah segera mengambil sikap.

"Dari semua perwakilan angkot ini online biar bisa mulai aktivitas dari jam 2 siang, jadi angkot dari pagi sampai siang dapet rezeki. Kita juga punya perut, minimal harus bagi-bagi rezeki lah, minimal dari jam 2-3 sore," kata Cece kepada detikJabar, Selasa (20/8/2024).

"Kedua, dari pihak online luar kota jangan dulu masuk, nggak usah ada dari Cianjur, Tasik, Bandung karena merasa di Sukabumi ini bebas. Kita ingin segera ada tanggapan dari Pj Walkot Sukabumi (Kusmana Hartadji)," sambungnya.

Dia menuturkan, kondisi sopir angkot saat ini sangat terpuruk. Penghasilan mereka menurun drastis dan di sisi lain ada kelurga yang harus dihidupi.

"Kondisinya angkot sangat buruk, saya jalan 5 puratan tidak dapat penumpang, membuang uang Rp40 ribu untuk bensin, boro-boro buat setoran," ungkapnya.

"Penghasilan kita ramai buat rumah Rp100 ribu, sekarang mah dari pagi sampai sore Rp50 ribu itu sudah setengah mati lah. Kadang-kadang (dapat) seringnya nggak kebagian. Dari jam 06:00 sampai jam 18:00 sore belum bubar anak sekolah sudah ngetem dua jam, pas giliran bubar anak sekolah yang naik tiga orang. Bukan nggak boleh ada online intinya boleh tapi dari jam 2 siang," jelasnya.

Penjelasan Kadishub Kota Sukabumi

Kepala Dinas Perhubungan Imran Wardhani mengatakan, belum ada kebijakan yang diputuskan dalam audiensi hari ini. Selain menuntut adanya pembatasan operasional transportasi online, massa juga menuntut adanya zona-zona tertentu yang dilarang bagi ojek online.

"Aspirasi dari teman-teman para pengemudi di antaranya yang pertama ingin adanya pembatasan kuota jumlah transportasi online dari masing-masing aplikator, kemudian juga adanya zona-zona tertentu yang tidak bisa dilayani oleh teman-teman transportasi online, kemudian juga aspirasinya adanya usulan pembatasan waktu layanan untuk para aplikator," kata Imran.

Menurutnya, para aplikator transportasi online tidak keberatan dengan tuntutan tersebut. Namun mereka perlu berkoordinasi dengan pihak perusahaan di kantor pusat.

"(Usulan ini sudah 8 tahun lalu) mungkin ini sejak awal-awal aspirasi itu memang pernah disampaikan pada awal-awal booming angkutan transportasi online. Kalau tadi tetap mengedepankan musyawarah, jadi mereka dari teman-teman pengemudi juga tetap ingin bisa melayani warga masyarakat," jelasnya.

Imran memastikan, para sopir angkot tidak akan melakukan aksi mogok massal. Apabila terjadi, pihaknya pun akan menyediakan kendaraan bagi masyarakat yang terdampak.

"Alhamdulillah untuk supir angkot tidak ada aksi mogok, tetap melayani masyarakat wilayah Kota Sukabumi. Mengantisipasi apabila mogok, kami menyiapkan armada bantuan seperti yang sebelum-sebelumnya," tutupnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads