Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini dari mulai Pemkot berikan opsi lokasi konser Sheila On 7 Selain di Stadion GBLA hingga Golkar pastikan rekomendasi kepala daerah di Jabar tidak akan terganggu meski Ketum Airlangga Hartarto mengundurkan diri.
Berikut rangkumannya:
Opsi Pemkot Bandung untuk Lokasi Konser Sheila On 7
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berikan opsi venue baru untuk Konser Sheila On 7 'Tunggu Aku di Bandung'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya konser ini direncanakan bakal digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung pada September 2024 mendatang, namun saat ini Stadion tersebut sudah dikelola PT PBB dan pihak pengelola tak memberikan izin untuk konser itu.
Dalam hal ini, Persib tidak ingin menanggung resiko stadion yang bakal jadi markas Persib itu rusak karena digunakan konser musik.
"Konser Sheila On 7 memang ada sebuah dinamika. Saya mendapatkan laporan di GBLA ini tidak diizinkan ya oleh pengelola (Persib)," kata Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono saat diwawancarai hari ini.
Bambang menjelaskan, Pemkot Bandung menginginkan agar konser itu tetap terselenggara. Bambang mengaku telah meminta anak buahnya untuk berkomunikasi dengan pihak penyelenggara konser.
Menurut Bambang, Pemkot Bandung memberi opsi untuk memindahkan lokasi konser. Salah satu lokasi yang ditawarkan, ialah kawasan Lanud Husein Sastranegara.
"Buat kami event ini menjadi penting, ada memberikan dampak positif tentunya. Oleh karenanya saya sudah perintahkan kepada jajaran saya untuk berkomunikasi dengan penyelenggara, jalan keluarnya seperti apa," jelasnya.
"Kami punya keinginan seperti itu (tetap jadi). Alternatifnya kalau saya sih menyarankan salah satu alternatifnya kenapa tidak dicoba (dipindah lokasi) di Lanud Husein gitu," tamabahnya.
Bambang belum bisa memastikan apakah konser grup band Asal Yogyakarta itu bisa tetap terselenggara. Menurutnya, hal itu menjadi kewenangan penuh pihak penyelenggara. "Nanti tergantung dari EO (event organizer) nya," pungkas Bambang.
Fakta 2 Penculik Bicah di KBB yang Viral
Media sosial digegerkan dengan kabar penculikan bocah yang dilakukan oleh dua orang di wilayah Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat.
Dalam rekaman video yang beredar, terlihat seorang emak-emak diduga pelaku penculikan diamankan oleh warga. Lokasi kejadian tepatnya di Kampung Legok Kondang, Kecamatan Gununghalu, KBB, pada Jumat (9/8) lalu.
Dalam keterangan di media sosial, peristiwa penculikan itu terjadi sekitar pukul 19.13 WIB. Saat itu dua pelaku beraksi namun kepergok orangtua korban hingga seorang pelaku berhasil diamankan.
"Terkait informasi itu tidak benar adanya. Berdasarkan keterangan anggota Polsek, informasi awal soal penculikan itu dari wilayah Kecamatan Rongga, KBB," kata Kasi Humas Polres Cimahi, Iptu Gofur Supangkat saat dikonfirmasi hari ini.
Gofur mengatakan perempuan yang diamankan oleh warga pada malam kejadian bukan pelaku penculikan melainkan ODGJ yang tak bisa berkomunikasi.
"Jadi ibu-ibu itu berumur sekitar 60 tahun, tidak bisa berkomunikasi dan ODGJ. Sudah dikonfirmasi oleh anggota Polsek, setelah itu langsung diminta membersihkan diri. Dia kemudian berjalan lagi ke arah Desa Bunijaya, ternyata di sana diamankan lagi oleh warga. Akhirnya dibawa oleh piket Polsek untuk diserahkan ke dinas terkait," kata Gofur.
Sementara seorang terduga pelaku penculikan lainnya, juga merupakan ODGJ. Namun yang bersangkutan langsung dijemput oleh orang yang mengaku sebagai keluarganya.
"Yang satu lagi jenis kelamin laki-laki mengaku bernama Ahmad, itu dijemput anggota keluarganya. Jadi mereka berdua itu ODGJ dan dipastikan tidak ada percobaan penculikan," kata Gofur.
Ngantuk! Truk Terguling di Subang Tabrak Trotoar
Kecelakaan truk terjadi di kawasan Pantura, Subang, Jawa Barat. Truk pengangkut mesin pembuat bakso terguling hingga melintang jalan.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (12/8/2024) tepatnya di Pantura Mandalawangi, Kabupaten Subang. Truk bernopol BG - 8535 GC itu berposisi akhir terguling dan melintang.
"Telah terjadi mobil truk terguling di Mandalawangi, penyebab sementara dugaan pengemudi mengantuk," ujar Bripka Asep, Anggota Lantas Polsek Pamanukan.
Asep menyebutkan, kendaraan truk yang dikemudikan oleh Rahmat (30) warga Sumatera itu awalnya tengah melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta. Setiba di lokasi kejadian diduga hilang kendali kemudian laju truk menabrak trotoar jalan dan terguling.
"Bawa barang ekspedisi dari Solo ke Sumatera, mobil menabrak trotoar, sampai roda ban depan terlepas. Kemudian truk itu terguling," katanya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun akibat tertutupnya jalur dari arah Cirebon menuju Jakarta, lalu lintas sempat lumpuh hingga membuat kemacetan panjang.
"Upaya kami unit lantas Pamanukan, rekayasa arus karena lalin dari Cirebon ke jakarta tertutup total. sedang diupayakan evakuasi oleh derek," pungkasnya.
Pantauan detikJabar di lokasi kejadian, warga secara gotong royong mengevakuasi muatan yang ada di truk tersebut. Seperti dua unit mesin pengolahan makanan bakso dan puluhan figura.
"Bawa mesin sama figura. Saya lihat betul mobil ini naik trotoar terus terguling," ujar Nandang saksi mata.
Setelah evakuasi muatan truk, bangkai kendaraan yang roda bannya terlepas dapat dievakuasi menggunakan dere. Proses evakuasi berjalan selama dua jam.
Tuntut Pembatasan Ojol! Ratusan Sopir Angkot Sukabumi Mogok Massal
Sebanyak 270 sopir angkutan kota (angkot) nomor trayek 01 jurusan Sukaraja-Stasiun Timur tiba-tiba menghentikan operasionalnya imbas maraknya kendaraan online baik mobil maupun motor. Mereka menuntut agar pemerintah membatasi operasional kendaraan online.
Pantauan detikJabar pukul 12:04 WIB di Jalan RA Kosasih, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi nampak beberapa mobil angkot terparkir di pinggir jalan. Kondisi sepanjang Jalan Ahmad Yani pun tidak ada hilir mudik angkutan kota.
Nandar Januarsa (44), sopir angkot 01 jurusan Sukaraja-Stasiun Timur mengatakan, aksi mogok massal ini dilakukan secara spontanitas oleh seluruh sopir angkot dengan berbagai jurusan di wilayah Kota Sukabumi.
"Ya pengennya ada pembatasan aplikasi online, sekarang makin parah, makin nggak teratur, inginnya ada pembatasan waktu berbagi sama kita-kita. Pendapatan sudah dipangkas banget," kata Nandar kepada detikJabar hari ini.
Dia mengatakan, penurunan penghasilan sopir angkot mencapai 50 persen. Dalam sehari, ia hanya bisa menghasilkan Rp150 ribu saja.
"Kalau merosot ya merosot banget. Penumpang sih ada cuman nggak sebagus dulu lah, kaya zaman sebelum ada online kan pendapatan kita bisa Rp350 ribu kotornya itu, kalau sekarang 150 pun kotor itu. Susah kita dapat," ujarnya.
Pihaknya tak menuntut ada kenaikan tarif, dia hanya meminta agar sopir online dibatasi jam operasionalnya. Diketahui, tarif angkot yang berlaku saat ini yaitu Rp6 ribu untuk masyarakat dan Rp3 ribu untuk siswa.
"Kita nggak minta kenaikan tarif, cuma ingin dibatasi, misalnya untuk transportasi online sampai jam 12:00 ke sana boleh, kita berbagi waktu saja, kita bukannya ngelarang, berbagi saja," kata dia.
Ketua Kelompok Kerja Usaha (KKU) Angkot 01, Ridwan (38) menambahkan, pihaknya tak membatasi waktu aksi mogok operasional tersebut. Dia menuntut agar pemerintah segera memberikan solusi terkait keresahan sopir angkot.
"Solidaritas dari angkutan kota soal aplikasi ingin di batas, kita saling berbagi lah ya, secara tidak langsung memangkas (pendapatan). Penggunaan aplikasi terlalu membludak," kata Ridwan.
"Kita namanya perkembangan zaman tolong lah kalau masih mau mengikuti zaman tapi tolong kasih aturan mainnya," sambungnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Imran Wardhani mengatakan, pihaknya sudah menerima tuntutan sopir angkot terkait pembatasan transportasi online.
"Tadi yang disampaikan soal pembatasan jadwal transportasi online. Sementara kita tampung, kita akan mencoba komunikasi dengan aplikator. Kita coba sampaikan aspirasi mereka seperti itu. Nanti kita juga akan melakukan rapat lanjutan dengan pihak terkait," katanya singkat.
Aksi moogok itu membuat penumpang yang sempat berada di dalam angkot dipaksa turun. Mereka yang diturunkan paksa menaiki angkot nomor trayek 01 jurusan Sukaraja-Stasiun Timur dan nomor trayek 04 jurusan Goalpara-Pasar Pelita. Angkot-angkot tersebut juga dihentikan oleh pengurus organisasi angkutan darat (Organda) untuk tidak beroperasi sementara waktu.
Puluhan penumpang berasal dari Goalpara maupun Sukaraja yang akan berangkat ke Kota Sukabumi begitupun sebaliknya terpaksa harus turun dan berjalan kaki.
Pantauan di lokasi, terlihat sejumlah penumpang ibu-ibu membawa anak kecil turun dari angkot. Bahkan seorang kakek-kakek pun terdampak dalam aksi mogok massal tersebut.
"Mau naik angkot tidak ada, mau naik transportasi online tidak punya aplikasinya," kata Entang kepada detikJabar di Jalan RA Kosasih, Kota Sukabumi hari ini. "Terus terang kecewa. Saya pulang dari rumah sakit Hermina harus berjalan kaki. Bingung harus naik apa," sambungnya.
Neni (39) salah satu penumpang lainnya juga turut terdampak aksi mogok massal. Dia diberhentikan saat menaiki angkot dari Jalan RA Kosasih menuju Puskesmas Sukaraja di Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja.
"Ya mau ke Sukaraja ke Puskesmas bawa anak tapi harus berhenti di sini kan masih jauh," kata Neni.
Untuk segera sampai ke Puskesmas ia pun memanggil tukang ojek. "Ya ngejar waktu, ini mau nyari ojek di depan," ujarnya.
Ketua Kelompok Kerja Usaha (KKU) Angkot 01 jurusan Sukaraja-Stasiun Timur, Ridwan (38) mengatakan, aksi mogok massal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas para angkot di tengah maraknya transportasi online. Mereka menuntut agar ada pembatasan jam operasional bagi transportasi online.
"Solidaritas dari angkutan kota soal aplikasi ingin dibatasi, kita saling berbagi lah ya, secara tidak langsung memangkas (pendapatan). Penggunaan aplikasi terlalu membludak," kata Ridwan.
"Kita namanya perkembangan zaman tolong lah kalau masih mau mengikuti zaman tapi tolong kasih aturan mainnya," sambungnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi Imran Wardhani mengatakan, pihaknya sudah menerima tuntutan sopir angkot terkait pembatasan transportasi online.
"Tadi yang disampaikan soal pembatasan jadwal transportasi online. Sementara kita tampung, kita akan mencoba komunikasi dengan aplikator. Kita coba sampaikan aspirasi mereka seperti itu. Nanti kita juga akan melakukan rapat lanjutan dengan pihak terkait," katanya singkat.
Meski Airlangga Cabut, Rekomendasi Pilkada Jabar Tidak Akan Terganggu
Airlangga Hartarto secara mengejutkan mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Mundurnya Airlangga dipastikan tidak akan mengganggu rekomendasi terkait calon gubernur yang telah diusung Golkar untuk Pilgub Jawa Barat.
Hal itu diungkap Ketua DPD Golkar Jabar Ace Hasan Syadzily. Ace menegaskan, apa yang telah menjadi rekomendasi DPP Partai Golkar sebelumnya, yakni mengusung Dedi Mulyadi untuk maju di Pilgub Jabar tidak berubah.
"Saya kira apa yang sudah direkomendasikan oleh DPP Partai Golkar terkait dengan calon kepala daerah, insyaallah tidak akan mengganggu rekomendasi tersebut," ucap Ace saat dihubungi wartawan di Bandung hari ini.
"Jadi untuk Pilgub Jabar kita tetap mendorong Pak Dedi Mulyadi sebagai Calon Gubernur Jawa Barat dan Wakilnya masih harus dibahas," sambungnya.
Ace mengungkapkan, pascamundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum, belum ada perubahan apapun di struktural internal Golkar, termasuk juga kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan sebelumnya.
"Partai Golkar itu partai yang telah memiliki sistem dalam dinamika berorganisasi, jadi insyaallah ini tidak akan berdampak terhadap berbagai kebijakan yang telah di lakukan selama ini oleh Partai Golkar," ucapnya.
Ace juga mengomentari isu adanya intervensi di balik mundurnya Airlangga. Ace menyebut, Airlangga ingin fokus menjalankan tugasnya sebagai Menko Perekonomian.
"Tidak ada paksaan apapun terhadap Pak Airlangga untuk mengundurkan diri sebagai ketua umum. Semata-mata beliau ingin fokus menjalankan tugas sebagai Menko Perekonomian," jelasnya.
(wip/sud)