Gempa berkekuatan M 7,1 mengguncang mengguncang Pulau Kyushu, Jepang. Usai peristiwa itu, peringatan gempa besar berpotensi tsunami muncul. Informasi itu menggemparkan masyarakat dan tak sedikit yang panik.
Mengutip dari detikNews, peringatan gempa besar itu muncul setelah gempa M 7,1 yang berpusat di kedalaman 25 km dari permukaan laut itu memicu peringatan tsunami untuk beberapa wilayah. Peringatan gempa besar itu ditujukan untuk wilayah Kyushu dan Shikoku.
Diperkirakan tsunami hingga setinggi satu meter akan menerjang atau telah menerjang area pesisir di kedua wilayah tersebut, usai gempa mengguncang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik secara terpisah merilis peringatan yang menyebut gelombang tsunami berbahaya mungkin terjadi hingga jarak 300 kilometer dari pusat gempa di Jepang
PM Jepang Batal ke Luar Negeri
Terkait bencana alam ini, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida membatalkan perjalanan ke Asia Tengah setelah para ilmuwan gempa memperingatkan negara itu harus bersiap menghadapi kemungkinan "gempa dahsyat" atau "megaquake".
Semula Kishida dijadwalkan pada hari Jumat untuk melakukan perjalanan ke Kazakhstan, Uzbekistan, dan Mongolia, dan telah berencana untuk menghadiri pertemuan puncak regional.
"Sebagai perdana menteri dengan tanggung jawab tertinggi untuk manajemen krisis, saya memutuskan untuk tinggal di Jepang setidaknya selama seminggu," katanya kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Jumat (9/8).
Kishida menambahkan bahwa masyarakat pasti merasa "sangat cemas" setelah JMA mengeluarkan peringatan pertamanya berdasarkan sistem baru yang disusun menyusul gempa bumi M 9,0 pada tahun 2011, yang memicu tsunami dan bencana nuklir yang mematikan.
Kepanikan Warga
Adanya insiden ini membuat warga Jepang panik. Bahkan, pemerintah Jepang mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak melakukan panic buying alias menimbun barang karena cemas akan kemungkinan gempa besar.
Laporan AFP mengatakan di sebuah supermarket di Tokyo, ibu kota Jepang pada hari Sabtu, sebuah tulisan dipasang untuk meminta maaf kepada pelanggan atas kekurangan produk tertentu yang dikaitkan dengan "laporan media terkait gempa".
"Potensi pembatasan penjualan sedang diberlakukan", demikian bunyi tulisan tersebut, seraya menambahkan air minum kemasan sudah dijatah karena pengadaan yang "tidak stabil".
Pada Sabtu pagi, situs web raksasa e-commerce Jepang, Rakuten menunjukkan toilet portabel, makanan kaleng, dan air minum dalam kemasan berada di puncak daftar barang yang paling dicari.
Menurut laporan media lokal, beberapa pengecer di wilayah sepanjang garis pantai Pasifik juga melaporkan tingginya permintaan barang-barang terkait bencana.
Sebelumnya, para ilmuwan gempa memberikan peringatan tentang potensi datangnya gempa dashyat atau megaquake. Pernyataan itu dikeluarkan setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,1 yang mengguncang negara itu pada Kamis (8/8) memicu delapan korban luka.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Jepang melaporkan 14 orang mengalami luka-luka, dengan beberapa orang tertimpa benda yang jatuh saat guncangan kuat terjadi.
Artikel ini telah tayang di detikNews dengan judul Kabar Potensi Gempa Besar Bikin Jepang Gempar.
(zap/sud)