Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi saat ini masih melacak pemilik lokasi yang kabarnya akan dibuat vila di Pantai Cikakak, Desa/Kecamatan Cikakak. Diketahui, terdapat pengerukan batu sempadan pantai di kawasan itu.
Kepala DPMPTSP, Ali Iskandar mengatakan pihaknya langsung merespons begitu mendapatkan kabar tersebut dan berkoordinasi dengan kecamatan setempat untuk melakukan pengecekan.
"Kita koordinasi dengan kecamatan, begitu informasi muncul masih belum diketahui pelakunya, niat saya Pak Camat ke lapangan dan keesokan harinya beliau ke lapangan memastikan pelaksanaan kegiatan dihentikan," kata Ali kepada detikJabar, Jumat (9/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali mengungkap pemilik lokasi tersebut hingga saat ini masih belum ditemukan. Pihaknya akan melakukan identifikasi terkait kepemilikan lahan yang kemudian diketahui melakukan pengerukan sempadan pantai.
"Pelakunya belum kita temukan, kita identifikasi siapa yang memiliki lahan dan memiliki inisiatif untuk melakukan aktifitas pengerukan sempadan dan melakukan kegiatan rencana pembangunan. Setelah kita ketahui kita lakukan kumpulan, kita lakukan langkah antisipasi, responsif pastikan itu dihentikan," ungkap Ali.
"Tentu ini (kawasan) sempadan pantai, daerah milik pantai yang harus dijaga ekosistemnya diseimbangkan agar bisa menopang, menampung daya dukung lingkungan bisa tetap terjaga. Pengerukan bisa mengganggu dan menimbulkan potensi bencana mengganggu unsur estetika yang berakibat kepada tata ruang yang akan terhambat," sambung Ali menjelaskan.
Dalam berita acara yang diberikan Ali, diketahui batuan yang diambil dan dikeruk adalah batuan bronjol atau batu ares di sempadan Pantai Cikakak. Aktivitas ini juga sebelumnya diprotes oleh aktivis lingkungan setempat.
"Ku kami dimuliakeun, ku batur diruksak (sama warga dirawat, sama orang lain dirusak)," kata Firman Nirwan Boestoemi, aktivis Paguyuban Padjajaran Anyar saat mengetahui adanya aktivitas pengerukan batu di kawasan sempadan pantai, saat ditemui detikJabar, Rabu (7/8/2024).
Paguyuban Padjajaran Anyar selama ini tidak hanya dikenal dengan aktivitas kebudayaannya, mereka juga cukup concern soal lingkungan laut dan pesisir.
"Ketika para kokolot (tetua) dan masyarakat kasepuhan adat memuliakan padi, kami memuliakan laut sebagai sumber penghidupan masyarakat nelayan dan pesisir," ujarnya.
(sya/iqk)