Jangan Percaya Mitos Sial di Bulan Safar, Ini Asal-usul dan Penjelasannya

Jangan Percaya Mitos Sial di Bulan Safar, Ini Asal-usul dan Penjelasannya

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Jumat, 09 Agu 2024 14:00 WIB
Muharram adalah awal bulan Tahun Hijriah. Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam dirayakan setiap tahun oleh umat Muslim.  Simak sejarah bulan Muharram!
Ilustrasi bulan Safar dalam Islam (Foto: Getty Images/iStockphoto/Forclick Studio)
Bandung -

Bulan Safar adalah salah satu bulan dalam kalender Hijriyah, sistem penanggalan yang digunakan oleh umat Islam. Bulan Safar adalah bulan kedua setelah bulan Muharram dan berlangsung selama 29 atau 30 hari.

Ada sejumlah peristiwa penting dalam perkembangan Islam yang terjadi di bulan Safar ini. Seperti pernikahan Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah, hijrah pertama Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, dan beberapa kejadian penting lainnya.

Namun sayangnya justru banyak yang menyebut bulan Safar sebagai bulan sial. Hal ini sangat disayangkan, apalagi yang mempercayai Safar bulan sial adalah umat muslim. Karena itu penting untuk mengetahui sejarah dan asal-usul bulan Safar berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-usul Bulan Safar

Bulan Safar memiliki asal-usul yang menarik. Nama bulan Safar diambil dari kata safar dalam bahasa Arab, yang berarti "kosong". Makna dari bulan Safar adalah sunyi dan sepi. Dalam sejarah Islam, pada bulan Safar ada kebiasaan masyarakat Arab zaman dahulu yang kerap mengosongkan rumahnya untuk pergi berperang pada bulan Safar.

Selain itu, ada pula yang menyatakan bahwa nama Safar diambil dari nama suatu jenis penyakit sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Arab Jahiliyah pada masa dulu, yakni penyakit Safar yang bersarang di dalam perut, akibat dari adanya sejenis ulat besar yang sangat berbahaya.

ADVERTISEMENT

Mitos Sial di Bulan Safar

Banyak mitos yang menganggap bulan Safar adalah bulan kesialan, bala, musibah atau bencana yang diturunkan kepada umat Islam. Namun, benarkah begitu? Mitos ini bermula dari keyakinan masyarakat Arab pada zaman Jahiliyah yang menganggap bulan Safar sebagai Shafarul Khair (kosong dari kebaikan).

Pada masa itu, orang-orang Arab menganggap bulan Safar sebagai bulan yang membawa sial atau kesialan karena beberapa alasan, seperti penyakit Safar yang bersarang di dalam perut atau sejenis angin berhawa panas yang menyerang bagian perut dan mengakibatkan orang yang terkena menjadi sakit.

Di Indonesia kepercayaan bulan Safar sebagai bulan sial masih banyak ditemui. Sering terdengar anggapan bahwa ketika bulan Safar tidak boleh melangsungkan pernikahan karena ditakutkan akan ada musibah atau hal negatif yang akan menimpa mempelai.

Dikutip dari Jurnal Keislaman (2021) karya Risalatul Mahmudah dan Hawa' Hidayatul Hikmiyah, hukum menikah di bulan safar menurut Islam adalah baik sebagaimana hukum menikah di bulan lain juga baik. Berkeyakinan bahwa menikah di bulan safar akan mendatangkan sial, akan mengantarkan pada thiyarah. Untuk diketahui bahwa thiyarah merupakan bentuk kesyirikan.

Safar dalam Islam

Anggapan Safar sebagai bulan sial pun ditepis oleh Nabi Muhammad SAW: "Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa." (H.R. Bukhari).

Hal ini menyatakan bahwa bulan Safar sama kedudukannya dengan bulan-bulan yang lain, dalam pandangan Islam, kesialan atau bencana bisa terjadi pada bulan apa saja tidak hanya pada bulan Safar. Seseorang yang mendapatkan keberuntungannya atau bencana adalah semata-mata karena kehendak-Nya.
Pentingnya Mengetahui Sejarah atau Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Safar

Mengetahui sejarah atau peristiwa penting yang terjadi di bulan Safar dapat membantu meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Selain itu, mengetahui peristiwa-peristiwa penting di bulan Safar juga dapat membantu memahami sejarah Islam secara lebih mendalam dan memberikan inspirasi bagi umat Islam dalam menjalani hidupnya sehari-hari.

Itu dia penjelasan bahwa bulan Safar bukanlah bulan sial, melainkan bulan yang penuh dengan kesempatan untuk melakukan amalan-amalan kebaikan dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

Karena itu, sebagai umat muslim, kita hendaknya tak percaya mitos sial di bulan Safar. Semoga membantu!




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads