Ibu dan anak yang ditemukan dalam keadaan tinggal kerangka, meninggalkan jejak pesan terakhir di dinding rumah. Tulisan itu diyakini dibuat menjelang akhir hidup mereka menjadi saksi bisu dari penderitaan yang mereka alami.
Identitas kerangka diketahui, Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24). Tetangga terakhir kali melihat mereka sebelum pandemi Covid-19, yang berarti mereka mungkin telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Pesan-pesan yang tertulis di dinding rumah mereka menggambarkan cerita tentang hari-hari terakhir mereka.
Salah satu pesan yang ditemukan adalah dari Iguh Indah, yang mengungkapkan keinginannya agar rumahnya diwakafkan menjadi masjid. Pesannya berbunyi, 'Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau MT (inisial suami Iguh, Red) tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya.'
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tembok lain, terdapat tulisan dari Elia yang mencurahkan perasaannya tentang keinginannya untuk bersekolah yang tidak didukung oleh sang ayah.
'Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah.'
'Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya Tuhan yang sempurna,' demikian isi tulisan Elia.
Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto mengatakan kalau tulisan-tulisan di dinding rumah itu, diduga merupakan curahan hati dua orang yang jadi kerangka tersebut.
"Betul pada saat kita melaksanakan olah TKP, ditemukan tulisan-tulisan di dinding rumah tersebut," kata Tri saat ditemui di lokasi kejadian.
Jika diperhatikan secara saksama, tulisan-tulisan itu, kata Tri, berkaitan dengan curahan hati atas permasalahan yang sedang dialami. Namun tulisan itu akan diidentifikasi lebih lanjut.
"Konteksnya berkaitan dengan permasalahan yang dialami. Nantinya akan dipastikan terlebih dahulu, apakah tulisan yang ada di tembok itu sama dengan tulisan milik dua kerangka itu yang ditulis di media lain," ujar Tri.
Tulisan-tulisan itu juga jadi bukti yang dikumpulkan kepolisian untuk mengungkap misteri kematian dua kerangka tersebut. Termasuk pemeriksaan terhadap barang bukti lain yang sudah terlebih dahulu diamankan.
"Memang sudah ada bukti-bukti penunjang dan bukti-bukti petunjuk untuk memastikan apa penyebab kematian dari kedua korban tersebut. Baru kita bisa menjelaskan nih, kalau sekarang kan hanya persepsi," ungkap Tri.
Tri mengatakan pihaknya juga sudah memeriksa sejumlah saksi mata. Mulai dari orang yang pertama menemukan kerangka ibu dan anak itu serta orang-orang di sekitar rumah keduanya.
"Saksi yang kita periksa sudah ada beberapa orang, mulai dari yang pertama menemukan (suami Indah), ketua RT, tetangga sebelah. Nanti kita masih akan terus melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan keterangan dari saksi-saksi tersebut," pungkasnya.
(sya/dir)