Mereka yang Menantang Maut Demi Sekolah di Sukabumi

Jabar Sepekan

Mereka yang Menantang Maut Demi Sekolah di Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 28 Jul 2024 17:30 WIB
Jembatan miring di Sukabumi.
Jembatan miring di Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Semangat pantang menyerah untuk bisa bersekolah ditunjukkan oleh anak-anak di pelosok desa di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Mereka harus menantang maut dengan melewati jembatan miring untuk bisa sampai ke sekolah.

Hal memilukan itu terjadi di perbatasan Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong dan Desa Bantar Panjang, Kecamatan Jampang Tengah. Di sana, anak-anak harus bergelantungan melintasi jembatan miring sepanjang 65 meter yang membentang di atas Sungai Cikaso.

Diketahui, jembatan itu nyaris putus setelah rusak karena banjir yang terjadi di Sungai Cikaso pada 29 Juni 2024 lalu. Selain miring, jembatan seringkali goyang saat tertiup angin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

M Rafa Mubarok adalah satu dari sekian banyak anak-anak yang setiap pagi harus menantang maut demi menuju sekolahnya di SDN 1 Cibadak. Rafa harus pintar-pintar mencari pijakan untuk melintasi jembatan miring itu.

"Sudah biasa melewati jembatan ini, kalau hujan terpaksa enggak lewat karena banjir. Tapi kadang masih takut kalau mau melewati jembatan ini," tutur Rafa, Selasa (23/7/2024).

ADVERTISEMENT

Tak cuma para pelajar, jembatan itu juga jadi akses utama warga setempat. Salah satunya Aisyah (35), warga Desa Bantar Panjang yang setiap hari harus dibuat khawatir menyusuri jembatan miring itu. Meski ada jalan lain, namun menurut Aisyah jembatan ini jadi akses paling cepat untuk dilalui.

"Mau menyeberang lewat jembatan terpaksa, setiap hari lewat sini bergelantungan. Kalau bawa anak terpaksa lewat air nyeberang kalau enggak bawa anak lewat jembatan aja," cerita Aisyah yang tengah diantar suaminya usai berkebun di Desa Neglasari.

"Perasaan takut banget apalagi kalau airnya besar, kalau sekarang enggak karena airnya sedang surut. Perasaan deg-degan aja, pasti takut. Ada jalan lain, namun lebih jauh dan jalannya juga jelek. Saya barusan dari kebun, tiap hari ya melintas saja lewat sini karena enggak ada jalan lagi," ungkapnya.

Atas kondisi itu, anak-anak dan warga berharap jembatan segera diperbaiki. Bahkan mereka membuat video yang ditujukan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar membangun jembatan baru bagi mereka.

"Pak Jokowi, saya mau jembatan baru untuk sekolah," ungkap empat pelajar SD dalam video yang dilihat detikJabar, Rabu (24/7/2024).

M Agil Alfarizi (7), pelajar kelas 1, SDN Cibadak bertutur tentang jembatan miring yang setiap hari dia lintasi dengan bergelantungan. Tidak ada pilihan lain, karena satu-satunya akses terdekat adalah melintasi jembatan itu.

"kalau sekolah suka lewat sini, jalannya (gelantungan), enggak takut. Setiap hari lewat sini, kalau hujan ya enggak sekolah," tuturnya terbata-bata saat ditanya awak media.

Begitu juga dengan Putri, pelajar SDN Cibadak kelas 5. Ia terpaksa bergelantungan untuk sekolah, hal itu ia lakoni sejak tanggal 15 Juli silam, karena sebelumnya libur sekolah.

Jembatan miring Sukabumi.Jembatan miring Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

"Lewat jembatan pegangan gelantungan. Sejak tanggal 15 Juli, takut jatuh, apalagi hujan datang air naik, kata orang tua jangan (sekolah) takut nanti enggak bisa pulang," tuturnya.

Sementara Kepala Dusun IV Neglasari, Ruslan mengungkapkan, ada lebih dari 60 kepala keluarga yang melintasi jembatan tersebut. Selain petani juga para pelajar dan akses lintasan umum lainnya.

"Jumlah KK yang melintas ini ada 60 KK yang sering menyeberang mayoritas petani, termasuk anak sekolah PAUD, MD, SD dari Jampang Tengah juga ada dari SMP, SMK. Usia jembatan awalnya bambu kemudian tahun 2015 dibangun jembatan gantung ini," ucap Ruslan.

Setelah ramai dan jadi perhatian publik, jembatan miring itu bakal segera dibangun permanen oleh pemerintah. Sebelum dibangun, jembatan itu akan ditutup untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Lukman Sudrajat Kepala Dinas Perkim Kabupaten Sukabumi mengatakan, pihak kecamatan seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) seluruhnya turun untuk menangani kondisi jembatan tersebut.

"Di bawah pak Camat Forkopincam Lengkong dan Jampang Tengah semua action. Nah untuk permanen nya kita dari (anggaran) perubahan, sekitar pertengahan Oktober sudah action," ujar Lukman singkat.

(bba/iqk)


Hide Ads