Penjelasan Kenapa Luar Angkasa Gelap Meski Ada Matahari

Kabar Internasional

Penjelasan Kenapa Luar Angkasa Gelap Meski Ada Matahari

Tim detikInet - detikJabar
Minggu, 28 Jul 2024 09:30 WIB
ilustrasi luar angkasa
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Ciamis -

Sering kita bertanya-tanya kenapa luar angkasa terlihat gelap padahal ada matahari. Ragam pertanyaan klasik itu kerap muncul di benak sebagian orang.

Melansir detikInet, pertanyaan klasik tersebut dikenal sebagai paradoks Olbers, merujuk pada misteri kenapa langit malam tampak gelap meski terdapat miliaran bintang di alam semesta.

Astronom Jerman Heinrich Olbers mengusulkan jawabannya dengan menyatakan bahwa jika ruang antar bintang dipenuhi dengan materi seperti awan debu. Kondisi itu akan menyerap cahaya, menjelaskan mengapa langit tetap gelap

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, hipotesis itu diragukan oleh hukum pertama termodinamika, yang menyiratkan bahwa materi antarbintang yang menyerap cahaya akan menghasilkan panas dan kemudian memancarkan cahaya itu sendiri.

Pada abad ke-20, paradoks Olbers akhirnya terpecahkan. Penemuan ini menunjukkan bahwa alam semesta terus mengembang, menyebabkan cahaya dari galaksi yang menjauh bergeser ke spektrum inframerah, ultraviolet, dan gelombang radio yang tidak terlihat oleh mata manusia. Ini menyiratkan bahwa, kecuali jika kita dapat mendeteksi gelombang mikro, seluruh ruang angkasa akan tampak bersinar.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari Orbital Today, jawaban yang benar terletak pada keberadaan atmosfer. Ketika cahaya memasuki ruang angkasa yang hampir kosong, seperti ruang hampa dengan sedikit gas dan debu kosmik, cahaya tidak memiliki objek untuk memantulkannya. Namun, Bumi terang karena cahaya matahari memantul dari atmosfer kita.

Cahaya bergerak lurus sampai bertemu dengan suatu objek, dan saat memantul dari objek tersebut, atmosfer menyebabkan hamburan dalam spektrum cahaya yang terlihat oleh mata manusia. Ketika Bumi berputar, sisi yang tidak terkena sinar matahari menjadi gelap, dikenal sebagai malam. Pada siang hari, interaksi antara foton dengan atom, molekul, dan debu atmosfer menyebabkan hamburan cahaya.

Namun, jika kita berada di planet atau satelit tanpa atmosfer atau atmosfer yang sangat tipis seperti Bulan atau Merkurius, langit akan terlihat hitam pada siang dan malam hari. Foto-foto dari pesawat luar angkasa Apollo di Bulan menunjukkan bahwa langit di sana tetap berwarna hitam, bahkan saat terkena sinar matahari yang cerah.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.




(mso/mso)


Hide Ads