Cerita Habib Fahmi Olah Limbah Kayu Jelang Hari Jadi Kabupaten Sukabumi

Cerita Habib Fahmi Olah Limbah Kayu Jelang Hari Jadi Kabupaten Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Minggu, 21 Jul 2024 13:30 WIB
Habib Fahmi Assegaf membuat plakat untuk Hari Jadi Kabupaten Sukabumi
Habib Fahmi Assegaf membuat plakat untuk Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Habib Fahmi Assegaf termenung usai menggunakan cat semprot, sesekali ia membolak-balik plakat bertuliskan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi 2024, walaupun ia belum secara resmi mendapatkan order dari event tingkat kabupaten itu.

Habib Fahmi adalah ketua yayasan sekaligus pengelola Pondok Pesantren Mahabbaturrosul di Kampung Batu Sapi, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Semua karya seni yang ia hasilkan bersumber dari sampah kayu di Pesisir Loji.

"Semuanya bersumber dari olahan limbah kayu yang dibiarkan berserakan di pesisir Loji. Saya bareng dengan anak-anak yang memilih kadang dari pagi sampai siang, kalau stok kurang kadang memilah sampai sore," ucap Habib Fahmi kepada detikJabar, Minggu (21/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seluruh limbah kayu hutan itu kemudian dia olah menjadi benda-benda yang bernilai seni, untuk pajangan hingga plakat yang memang selama ini banyak dipesan oleh lembaga pemerintah hingga perusahaan swasta.

Habib Fahmi Assegaf membuat plakat untuk Hari Jadi Kabupaten SukabumiHabib Fahmi Assegaf membuat plakat untuk Hari Jadi Kabupaten Sukabumi Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

"Kemarin dimintai sampel untuk hari jadi Kabupaten Sukabumi September depan, mudah-mudahan dapat orderan. Sebagian rezeki yang dihasilkan untuk kemakmuran pondok, untuk anak-anak yatim yang juga di pondok. Untuk perputaran uang juga masyarakat di sekitar pondok," lirihnya.

ADVERTISEMENT

Ia tidak menampik, PLN - PLTU Jabar II Palabuhanratu sebelumnya sempat menghadiri berbagai kegiatan yang diadakan pondok. Harapan Habib Fahmi, pondok pesantren yang dikelolanya bisa didampingi secara masif oleh perusahaan plat merah itu dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar pondok.

"Memang skala kami tidak besar, justru kami berharap sekali ya rekan--rekan PLTU bisa menyempatkan waktu menjadikan kami sebagai salah satu bagian dari program CSR mereka. Minimal pondok kami bisa hidup karena niatan kami sebenarnya lebih besar dari itu, bisa menghidupkan perekonomian warga sekitar dari olahan limbah kayu," tuturnya.

"Toh kondisi kami saat ini, apa yang kami lakukan saat ini adalah bagian dari daur ulang limbah kayu yang posisi pesisirnya dekat dengan PLTU Palabuhanratu yang pernah viral dulu oleh sekelompok anak muda Pandawara yang menyebut lokasi itu sebagai salah satu pantai terkotor, mudah-mudahan mereka juga memerhatikan kami," sambungnya.

Pernah Usir Bank Emok

Habib Fahmi memang dikenal dengan berbagai kegiatan kemasyarakatan yang dilakukannya, ia mengisahkan dahulu sempat membuat warga berdaya bahkan 'mengusir' Bang Emok atau rentenir keliling yang menjadi candu masyarakat setempat. Menurut Habib Fahmi kala itu Bank Emok memang menjadi momok persoalan ekonomi warga setempat.

"Di tahun 2020 sampai 2021 Bank Emok itu hilang, karena mayoritas emak-emak semuanya punya aktivitas alias pemasukan. Kami di yayasan ada orderan membuat keset, jumlahnya sampai ribuan melibatkan emak-emak," kata Habib Fahmi kepada detikJabar, Kamis (3/8/2023) silam.

Habib Fahmi mengungkap mayoritas warga yang tinggal di Kampung Batu Sapi adalah kalangan menengah ke bawah. Ketika ada peluang yang bisa dijadikan pemasukan, tidak sulit untuk menggerakkan warga.

"Saat itu, emak-emak yang membuat keset mendapat penghasilan Rp 3 ribu untuk satu keset yang dibuat dari kain perca, rata-rata sehari ada yang bisa sampai membuat 30 keset, 50 keset. Kita yang pasarkan, kawasan ini yang dari dulu target Bank Emok akhirnya terusir karena warganya berdaya," ungkap Fahmi.

(sya/yum)


Hide Ads