Artis Ikut Pilkada, Pengamat Unpad: Kaderisasi Partai Belum Ideal

Artis Ikut Pilkada, Pengamat Unpad: Kaderisasi Partai Belum Ideal

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 18 Jul 2024 20:30 WIB
Ilustrasi Pemilu
Ilustrasi artis (Foto: Fuad Hasim/detikcom)
Bandung -

Keterlibatan para artis kembali menjadi fenomena menarik dalam pesta demokrasi Pilkada 2024. Tak jarang mereka lebih memilih meninggalkan dunia keartisannya demi mengabdi kepada masyarakat.

Fenomena artis maju di Pilkada juga terjadi di Kabupaten Bandung. Salah satunya adalah artis sinetron, Ali Syakieb yang saat ini telah dipastikan akan mendampingi Dadang Supriatna.

Tak hanya itu, sebelumnya terdapat sederet artis yang mengikuti kontestasi legislatif di Kabupaten Bandung. Diantaranya adalah Rachel Maryam, Nisya Ahmad, hingga Dede Yusuf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian terdapat sosok Sahrul Gunawan yang sebelumnya menjabat Wakil Bupati Bandung. Saat ini mantan pemain sinetron Jin dan Jun tersebut akan mencalonkan sebagai Bupati Bandung dari partai Golkar.

Pengamat Politik Universitas Padjajaran (Unpad), Firman Manan mengatakan, melihat fenomena tersebut akan menjadi ujian bagi pemilih. Menurutnya pemilihan pemimpin daerah tidak hanya sekedar memandang popularitas.

ADVERTISEMENT

"Iya tapi harus melihat apakah kandidat itu kompeten, melihat bagaimana track record dia, apakah mereka juga cukup berintegritas itu penting, soal integritas itu penting mengingat saat ini juga banyak kepala daerah yang terjerat kasus korupsi," ujar Firman, saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2024).

Pihaknya menyebutkan catatan tersebut menjadi penting bagi pemilih. Sehingga bisa menyeleksi calon pemimpin yang tidak memiliki modal apapun.

"Jadi pemilih tidak hanya melihat atau memilih kandidat sekedar popularitasnya saja, karena penampilan fisik, karena tadi memilih itu bukan hanya sekedar Pilkadanya, tapi bagaimana nanti setelah kalau menang dalam kontribusi si kandidat untuk pembangunan daerah," katanya.

Firman mengungkapkan adanya fenomena artis masuk ke politik adalah problematika dari partai. Kata dia, saat ini beberapa partai belum bisa mencetak kader terbaiknya untuk bertempur dalam pesta demokrasi Pilkada.

"Harus kita akui bahwa proses rekruitmen, kaderisasi termasuk seleksi, pengisian jabatan publik itu kan belum berjalan ideal," jelasnya.

Menurutnya partai politik seharusnya telah menyiapkan kader yang telah berkarier sejak lama. Kemudian kader tersebut telah melalui masa pelatihan atau pendidikan.

"Jadi sudah melalui traning gitu di partai untuk maju, sekarang kan tidak," ucapnya.

Firman pun melihat sosok Ali Syakieb yang saat ini akan mendampingi Dadang Supriatna di Pilkada 2024. Sosok pemain sinetron tersebut mendapatkan rekomendasi langsung dari partai Gerindra.

"Kalau kita melihat Ali Syakieb misalnya, dia kan awalnya di Nasdem waktu pencalegan, lalu pindah ke PDI-Perjuangan, sekarang mendapat rekomendasi dari Gerindra, ini memperlihatkan ada problem dari partai itu sendiri, bahwa partai tidak bisa memajukan kadernya sendiri," tegasnya.

Dia menambahkan hal tersebut hanya menjadi kepentingan jangka pendek. Kemudian figur tersebut digunakan untuk mendapatkan elektabilitas yang tinggi.

"Jadi memang ini problem lain bahwa partai politik belum menjalankan fungsi rekrut kaderisasi dan seleksi secara ideal jadi jalan pintas saja, berat kepada hitungan elektoral. Ini kondisi yang tidak ideal," pungkasnya.

(yum/yum)


Hide Ads