Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin, 15 Juli 2024, dari mulai Polres Sumedang bongkar kasus judi muncang hingga hari pertama sekolah di Jabar disambut bahagia siswa di Jawa Barat.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Polres Sumedang Bongkar Kasus Judi Muncang
Satreskrim Polres Sumedang menggerebek dugaan aktivitas perjudian adu muncang di Desa/Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Satu orang penyelenggara ditangkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasat Reskrim Polres Sumedang AKP Maulana Yusuf mengatakan, penggerebekan yang dilakukan oleh jajarannya itu terjadi pada Sabtu (13/7) kemarin. Saat penggerebekan di lokasi terdapat turnamen adu muncang dengan berkedok arisan.
Aktivitas yang diduga bakal menjadi arena judi tersebut, kata Maulana terbongkar berkat adanya aduan masyarakat kepada polisi. Selain itu, Satreskrim Polres Sumedang juga mendapatkan video serta flyer arisan adu muncang. Dalam flyer tersebut tertulis bahwa biaya pendaftaran sebesar Rp250 ribu, dengan hadiah sepeda motor.
"Jadi kami telah melakukan penindakan terhadap adanya dugaan perjudian adu muncang di wilayah Situraja. Dari penggerebekan itu kami mengamankan satu orang sebagai penyelenggara atau operator dan 16 orang peserta lainnya," ujar Maulana kepada detikJabar hari ini.
Maulana mengungkapkan, tindakan yang dilakukan oleh pihaknya ini bukan untuk persoalan tradisi dalam adu muncang, melainkan adanya dugaan tindak perjudian di event tersebut.
"Kami amankan bukan karena ngadu muncangnya, bukan karena tradisinya, tapi karena adanya dugaan perjudian. Karena di Sumedang sangat banyak sekali adu muncang yang diantisipasi masyarakat tujuannya itu (perjudian). Oleh karena itu kami merapat ke TKP untuk menindaklanjuti laporan masyarakat," ungkapnya.
Dia menuturkan, saat penggerebekan sendiri terdapat sebanyak 124 pendaftar untuk mengikuti arisan adu muncang dengan biaya pendaftaran kepada peserta sekitar Rp250 ribu. Dari hasil penggerebekan itu, polisi pun mengamankan sebanyak 16 peserta serta penyelenggara maupun penanggung jawab acara berinisial YW (29).
"Yang kami tahan ini penyelenggara, termasuk yang membuat flyer sekaligus yang menyebarluaskan dengan mengajak mengikuti arisan adu muncang ini," tuturnya.
Bukan hanya mengamankan peserta hingga penyelenggara, dalam penggerebekan ini pun juga polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa, satu set alat adu muncang, satu lembar bukti pendaftaran, satu buah tanda penunjuk parkir, dua buah apil, hingga lembaran karcis parkir.
"Jika terbukti bersalah, penyelenggara tersebut dapat dijerat Pasal 303 dengan ancaman 10 tahun penjara dan denda sebesar Rp25 juta," pungkasnya.
Ini yang Disasar Polisi saat Operasi Lodaya 2024
Polda Jawa Barat menggelar operasi lalu lintas bersandi 'Patuh Lodaya' 2024. Selama 14 hari ke depan, polisi akan menyasar para pelanggar lalu lintas di Jabar.
Kapolda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus memimpin langsung apel pelaksanaan Operasi Patuh Lodaya 2024, di halaman Mapolda, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung Hari ini.
"Operasi Patuh Lodaya 2024 ini akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia yaitu selama 14 hari yang digelar mulai hari ini 15 Juli - 28 Juli 2024," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Jules Abraham Abast usai apel.
Jules mengatakan tujuan dari operasi ini untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan angka fatalitas korban kecelakaan serta untuk meningkatkan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas.
"Sasaran operasi meliputi segala bentuk potensi gangguan, ambang gangguan, dan gangguan nyata yang tentunya berpotensi menyebabkan kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas baik sebelum pada saat maupun pasca operasi patuh Lodaya 2024," ungkapnya.
Dia menambahkan, tema yang diangkat pada Operasi Patuh Lodaya 2024 ini yakni Tertib Berlalu Lintas Demi Mewujudkan Indonesia Emas 2024.
Adapun pelibatan personel dalam rangka Ops Patuh Lodaya 2024 sebanyak 2.012 personel terdiri dari Polda Jawa Barat 520 personel dan polres jajaran Jawa Barat 1.492 personel.
"Pelaksanaan Operasi patuh Lodaya 2024 ini mengedepankan tindakan preventif, prehemtif, dan penegakan hukum lalu lintas dengan menggunakan ETLE statis dan ETLE mobile serta ETLE handheld," tuturnya.
Dalam penegakan hukumnya, pelanggaran prioritas dari Operasi patuh Lodaya 2024 saat ini adalah dalam penegakan hukum menggunakan tilang elektronik atau ETLE dan blanko teguran, yaitu di antaranya sasaran pengemudi atau pengendara kendaraan bermotor yang menggunakan ponsel atau hp saat berkendara.
Lalu pengemudi yang masih di bawah umur, kemudian pengendara sepeda motor yang berbincang lebih dari satu orang, pengendara motor yang tidak menggunakan helm SNI, dan tidak pakai safety belt, kemudian pengendara motor dalam pengaruh atau mengonsumsi alkohol saat mengemudikan kendaraan bermotor.
"Kemudian pengemudi atau pengendara yang melawan arus, kemudian pengendara atau pengemudi yang melebihi batas kecepatan," katanya.
Dia menjelaskan, Operasi Patuh Lodaya ini diharapkan dapat menurunkan angka kecelakaan maupun angka pelanggaran dari korban kecelakaan lalu lintas.
"Tentunya dapat meningkatkan disiplin dari masyarakat khususnya pengendara maupun pengemudi kendaraan bermotor," pungkas Jules.
Mahasiswa Garut Ditangkap Polisi Karena Kepemilikan 1 Kilogram Ganja
Polisi menangkap MRF, seorang pemuda berumur 24 tahun asal Garut. Lelaki ini diringkus atas kepemilikan ganja kering seberat hampir satu kilogram.
MRF ditangkap bersama seorang temannya berinisial HN (27) di kawasan Leles, Garut oleh personel Sat Narkoba Polres Garut belum lama ini.
Kasat Narkoba Polres Garut AKP Juntar Hutasoit membenarkan informasi tersebut, penangkapan keduanya dilakukan saat polisi menyelidiki jejak peredaran ganja di wilayah Garut.
"Keduanya ini diduga yang menjual dan mengedarkan ganja di wilayah Garut," tuturnya.
Saat ditangkap, petugas menemukan barang bukti berupa ganja seberat 890,02 gram dari tangan keduanya. Juntar mengatakan, ganja tersebut sedianya akan diedarkan.
"Ganja untuk dijual. Tersangka sudah dua kali beli ganja secara online dari Sumatera. Ini yang ketiga kalinya dia beli barang 1 Kg," katanya.
Setelah ditelusuri, MRF diketahui berstatus sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Garut. "Statusnya sudah di-DO," pungkas Juntar.
Selain menangkap MRF dan HN, polisi juga menangkap puluhan tersangka lain dalam kasus narkotika dan peredaran pil setan di Kabupaten Garut. Para tersangka ditangkap dalam 10 hari terakhir.
"Total ada 26 tersangka yang kita amankan," ungkap Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha.
Yonky mengatakan, ada beragam barang bukti yang disita pihaknya. Mulai dari ganja, sabu, hingga ribuan butir pil setan dari para tersangka.
"Kami jerat dengan pasal yang berbeda, sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan. Ada yang ancaman hukumannya hingga hukuman mati," pungkas Yonky.
Dengan digagalkannya beragam tindak pidana narkoba dan obat terlarang ini, polisi mengklaim bisa menyelamatkan 240.759 jiwa dari narkoba.
Hari Pertama Sekolah Disambut Bahagia Siswa di Jabar
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) telah berlangsung di beberapa sekolah di Jawa Barat. Momen hari pertama masuk sekolah ini disambut bahagia oleh para siswa di Jabar.
Seperti di SMP Negeri 2 Kota Bandung, yang terletak di Jalan Sumatera. MPLS di sekolah ini selalu diisi dengan tradisi upacara adat penyerahan peserta didik kepada pihak sekolah. Para peserta didik baru yang masih mengenakan seragam SD-nya dan mengenakan name tag dari kardus, terlihat seksama memperhatikan tradisi dalam upacara pagi itu.
Salah satunya Shanja (13), siswa lulusan SD Al Basyariah itu merasa senang bertemu dengan teman-teman baru. Ia hari ini masuk di regu Drupadi bersama Satria, Jaseena, dan lainnya.
"Hari ini hari pertama MPLS, disuruh bawa buku big boss, name tag, terus pita biru sebagai tanda untuk Regu Drupadi. Rasanya sangat senang, bahagia, ketemu temen baru jadi bersemangat," cerita Shanja.
Ia mengaku tidak takut dengan sekolah baru. Justru, Shanja senang sudah punya teman-teman baru meski baru pengenalan sekolah. "Senang, dan nggak sabar belajar bareng. Kalau aku suka pelajaran Bahasa Inggris jadi nggak sabar mau belajar itu," katanya.
Tak hanya di Kota Bandung, siswa di Kabupaten Indramayu juga sambut hari pertama sekolah. Ada yang menarik di mana mereka bangku pun menjadi tradisi di awal tahun ajaran baru. Mereka berebut bangku sejak pagi buta.
Mustinih salah satu orang tua murid kelas 1 mengaku berangkat sejak pukul 04.00 WIB. Dengan seutas tali plastik, ia mengikat bangku agar tidak direbut orang tua siswa lainnya.
"Jam 4 subuh. Ya dari kemarin Minggu. Iya ikat bangku biar nggak kerebut orang," kata Mustinih hari ini.
Menurutnya, rebutan bangku di awal ajaran baru seolah sudah mentradisi. Selain agar tidak direbut orang lain, aksi rebutan juga dilakukan demi memberikan tempat duduk anaknya di bagian depan agar bisa belajar lebih mudah.
Segala cara pun dilakukan para orang tua murid. Mulai dari menandai bangku dengan tulisan, hingga menggembok bangku sebagai tanda bahwa tempat duduk sudah dimiliki.
"Iya setiap tahun, biar nggak hilang. Itu ada tuh (pakai gembok). Kalau pakai gembok kan biar nggak direbut orang. Ini dapat bangku yang kedua," jelasnya.
Begitu pun di Ciamis, para orang tua siswa baru di SMP Ciamis ramai-ramai mendampingi anaknya ke sekolah. Mereka melaksanakan tradisi penyerahan anak ke sekolah untuk dididik.
Sejak pagi para orang tua mengantarkan anak hingga memasuki gerbang sekolah SMPN 1 Ciamis. Mereka tidak langsung pulang tapi turut mengikuti upacara pengibaran bendera dan pembukaan MPLS. Setelah selesai, mereka juga mengantar anaknya hingga pintu sekolah.
Heri Somantri, orang tua dari Alisha Shaza Kaisara, mengaku mendapat undangan dari sekolah untuk mengikuti penyerahan anak ke sekolah. Menurutnya, hal ini merupakan pengalaman pertamanya.
"Ini pengalaman pertama, bukan hanya mengantar tapi ikut masuk ke sekolah lalu penyerahan. Tentunya sangat berkesan dan bangga, apalagi SMPN 1 Ciamis ini salah satu sekolah terbaik. Saya juga dulu alumni di sini," ujar Heri.
Heri berharap anaknya bisa lebih bersemangat sekolah, berprestasi dan cepat beradaptasi. Demi mendampingi anaknya, Heri yang merupakan ASN terlebih dulu izin kepada Kepala Dinasnya.
"Tadi izin dulu ke kantor ke kepala dinas, sebelum nganter sekolah absen dulu demi bisa dampingi anak. Kalau persiapannya tidak begitu berbeda karena anak saya sudah biasa bangun pagi," jelasnya.
Hal sama juga dirasakan Dewi Yosviani, ibu dari Arleen Kennocha, persiapannya seperti pada umumnya seperti menyiapkan peralatan sekolah, seragam dan alat tulis.
"Anak juga sudah biasa bangun pagi dan membiasakan sarapan pagi. Tidak jauh beda sama waktu SD sebetulnya. Cuma di sini yang beda ada prosesi penyerahan anak ke sekolah untuk diberikan pendidikan," ucapnya.
Dianiaya, Pria Bertato di Sukabumi Berlumuran Darah
Dugaan pengeroyokan terjadi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Seorang pria bertato dikabarkan mengalami luka sayatan di beberapa bagian tubuhnya hingga bersimbah darah.
Berdasarkan informasi yang diterima, peristiwa itu terjadi pada Minggu (14/7) dini hari tepatnya di depan pertokoan pusat kota, Jalan Ahmad Yani, Cikole, Kota Sukabumi.
Salah satu saksi mata berinisial PI (33) mengatakan, mulanya dia melihat gerombolan pemuda yang sedang nongkrong di dekat Gang Lipur, Jalan Ahmad Yani. Kemudian, beberapa saat kemudian mereka berpindah tempat ke depan rumah makan yang ada di lokasi kejadian.
"Orang-orang itu keluar dari Gang Lipur. Sudah keluar dari Gang Lipur dia jalan sini duduk di Alam Sunda. Ada empat sampai lima (orang) lah. Ya ngobrol nggak tahu ngobrolin apa," kata PI kepada detikJabar hari ini.
Dia mengatakan, mereka tampak bercanda dan tertawa-tawa saat nongkrong di depan rumah makan tersebut. Tak berselang lama, mereka pun bergeser lagi ke tempat parkir mall pusat pembelanjaan.
PI menyebut, saat itu dia melihat para pemuda mengejar korban. Korban pun terjauh di depan toko Paramount dan diduga diseret oleh gerombolan pemuda hingga ke depan toko barang elektronik.
"Nah pas di situ dipukulin terus ditendang, diseret lagi ke Erafone. Di Erafone nggak tahu diapakan lagi, berantem lagi nah begitu, tapi kalau masalah awal-awalnya mah ga tahu saya," ujarnya.
Saat pengeroyokan terjadi, ada perempuan yang berteriak untuk melerai peristiwa itu. Peristiwa itu pun sontak menjadi pusat perhatian orang-orang yang sedang nongkrong di sekitar lokasi.
"Ada dua perempuan kata dua perempuan teriak 'jangan dipukulin, jangan dipukulin'. Tapi nggak tahu siapa-siapanya, cuman dia teriak doang. Orang yang nggak ikut-ikutan jadi pada ikut-ikutan, pada nimbrung di situ," kata dia.
Dia mengatakan, korban mengalami luka di dada, punggung, lengan bawah, sikut dan beberapa bagian tubuh lainnya hingga berdarah-darah. Korban pun dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun membenarkan peristiwa tersebut. Pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap dugaan pengeroyokan tersebut.
"(Kejadian) betul diketahui. Kami sedang penyelidikan dan pengumpulan barang bukti," kata Bagus.
Polisi menyelidiki dugaan penganiayaan yang membuat pria bertato. Proses penyelidikan masih berlangsung sejak peristiwa itu terjadi. Polisi juga sudah mendatangi TKP.
"Kita saat mendapatkan laporan itu langsung mendatangi TKP. Sementara masih dilakukan penyelidikan," kata Bagus.
Kanit Jatanras Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota Ipda Budi Bachtiar menambahkan, sebelum korban dianiaya ada dugaan korban menganiaya pelaku. Oleh sebab itu, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait motif peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi.
"Kita percepat penyelidikan dengan pemeriksaan saksi-saksi ini. Awalnya dipukuli juga itu pelaku, baru dugaan. Makanya lagi didalami dulu motifnya," kata Budi.
Dia mengatakan, rencananya hari ini akan dilakukan pemeriksaan terhadap empat orang saksi. Mereka yang mengetahui dan berada di tempat kejadian perkara.
"Makanya kita lagi panggil saksi yang lain. Sabar dulu ya. Kita lagi melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi-saksi. Baru satu orang yang diperiksa, tiga orang sekarang lagi di jalan," tuturnya.
(wip/sud)