Menjawab Isu Mumi Bisa Sebarkan Wabah

Kabar Internasional

Menjawab Isu Mumi Bisa Sebarkan Wabah

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Sabtu, 13 Jul 2024 03:00 WIB
Makam Tutankhamun selesai direnovasi, pengunjung bisa melihat mumi sang Firaun dari dekat
Ilustrasi mumi. (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Penyakit menular sempat melanda masyarakat Mesir kuno. Mulai dari cacar, tuberkulosis, dan kusta. Wabah ini dialami banyak orang di sana.

Bahkan, 'orang besar' seperti Firaun juga sempat jadi korban wabah. Contohnya Ramses V, firaun keempat dari dinasti ke-20 Mesir. Ia diketahui terjangkit cacar dibuktikan adanya bekas luka cacar di tubuhnya yang jadi mumi.

Meski WHO resmi menyatakan cacar telah diberantas di seluruh dunia pada tahun 1980, mungkinkah ribuan tahun kemudian, mumi yang baru ditemukan dapat menyebarkan penyakit cacar atau penyakit lain dari tubuhnya? Untungnya jawabannya adalah tidak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Piers Mitchell, direktur Laboratorium Parasit Kuno Universitas Cambridge mengatakan hal itu sangat tidak mungkin. "Sebagian besar spesies parasit mati dalam satu atau dua tahun tanpa adanya inang hidup. Jika Anda menunggu lebih dari 10 tahun, semuanya akan mati," katanya dikutip detikINET dari Live Science.

Misalnya, virus cacar hanya dapat berkembang biak di dalam sel inang yang hidup. Bakteri penyebab tuberkulosis dan kusta juga membutuhkan inang hidup untuk bertahan hidup.

ADVERTISEMENT

Cacar menyebar melalui sentuhan, sedang tuberkulosis dan kusta biasanya menyebar melalui tetesan dari hidung dan mulut, biasanya melalui bersin atau batuk. Dalam kasus kusta, perlu kontak lebih lama dengan penderita agar penyakit menyebar. Itu karena dua bakteri penyebab penyakit ini, Mycobacterium leprae dan Mycobacterium lepromatosis, berkembang biak dengan lambat.

Namun, beberapa cacing usus parasit yang didistribusikan melalui tinja, hidup lebih lama dibandingkan organisme lain. Tidak semuanya memerlukan inang hidup untuk bertahan hidup. Meski begitu, hal tersebut juga bukan kekhawatiran besa bahwa penyakit akan ditularkan oleh mumi.

"Hal ini mungkin jauh lebih sulit dan dapat berlangsung selama beberapa bulan, atau terkadang beberapa tahun, namun tidak ada satupun yang dapat bertahan hingga ribuan tahun," kata Mitchell.

"Sebagian besar parasit mati ketika inangnya mati karena mereka tidak punya cara untuk bertahan hidup," paparnya. Bahkan jika salah satu organisme purba ini masih hidup, masker, sarung tangan, dan alat pelindung lain yang digunakan peneliti untuk mencegah kontaminasi pada mumi akan mencegah mereka tertular atau menyebar patogen.

Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Rumor Mumi Bisa Sebar Wabah Berbahaya, Ini Kata Ilmuwan

(fyk/orb)


Hide Ads