Proses Pencocokan dan penelitian (Coklit) pemilih untuk Pilkada 2024 yang kini tengah berjalan dilakukan petugas Pantarlih (pemuktahiran data pemilih) punya beragam cerita. Ada yang disangka sebagai penagih utang hingga petugas pendata bantuan pemerintah.
Cerita tersebut diungkapkan Tohirin, Komisioner KPU Ciamis Divisi Perencanaan Data dan Informasi. Tohirin mengatakan proses coklit oleh petugas Pantarlih sudah berlangsung selama dua Minggu lebih sejak dimulai 24 Juni 2024.
"Per hari ini progresnya sudah 94,86 persen dari jumlah pemilih di DP4 sebanyak 961.678. Artinya walau pun tenggang waktu masih jauh sampai 25 Juli tapi pencapaiannya di atas target yang diamanatkan KPU Jabar," ungkap Tohirin saat mendampingi petugas coklit di kediaman bakal calon Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, Rabu (10/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tohirin menjelaskan, berdasarkan hasil monitoring ke lapangan, banyak cerita lucu yang dialami dari Petugas Pantarlih. Seperti sejumlah warga ketakutan saat didatangi petugas Pantarlih, warga menyangka petugas tersebut adalah penagih utang. Padahal, coklit ini biasa dilakukan setiap pelaksanaan Pemilu atau Pilkada.
"Ada cerita dari petugas pantarlih di daerah atau pinggiran ketika melakukan coklit. Warga malah bersembunyi ketakutan disangkanya menagih utang. Setelah kami sampaikan maksud dan tujuan akhirnya ketawa-ketawa. Bahwa ini untuk kebutuhan Pilkada," ujar Tohirin.
Selain itu, di salah satu wilayah, ada petugas Pantarlih yang disangka sebagai pegawai sosial yang akan melakukan pendataan untuk sumbangan. Hal itu diketahui setelah selesai melakukan coklit, kemudian warga tersebut menanyakan sumbangannya belum diterima.
"Ada sejumlah cerita lainnya, warga menyangka coklit ini untuk pendataan pendataan lainnya. Setelah disampaikan bawah coklit ini kebutuhan Pilkada dan akhirnya masyarakat pun welcome (menyambut)," katanya.
Tohirin mengingatkan kepada petugas Pantarlih yang telah melaksanakan coklit 100 persen harap dikoreksi kembali. Jangan sampai ada masyarakat yang terlewat. Masyarakat juga diharapkan kooperatif supaya hak konstitusionalnya tetap terlindungi.
"Coklit merupakan upaya untuk pemuktahiran data pemilih. Tujuannya untuk melindungi hak konstitusional warga, maka manfaatkan coklit ini. Sehingga pada waktunya nanti bisa dimanfaatkan betul-betul," jelasnya.
Sementara itu, Indri Novianti, petugas Pantarlih di perkotaan Ciamis berkesempatan untuk melakukan coklit ke rumah bakal calon Bupati Ciamis atau Bupati Ciamis periode sebelumnya, Herdiat Sunarya. Indri diterima oleh Kania Ernawati, Istri Herdiat.
"Ini baru pertama kali, ada perasaan degdegan, grogi dan bangga juga. Tepat di bagian tugas coklit juga. Persiapannya biasa saja, memberikan pertanyaan seputar data, Alhamdulillah selesai, kooperatif," ujar Indri.
Indri mengaku kesulitan melakukan coklit di perkotaan Ciamis itu harus beberapa kali ke rumah warga. Saat datang, rumahnya dalam keadaan kosong karena sedang bekerja atau pun kesibukan lainnya.
"Ya paling susah ditemui, orangnya tidak ada terus mungkin kerja atau kesibukan lainnya. Jadi harus beberapa balik baru ada. Ada juga perwakilannya tapi tidak mau tanda tangan, mungkin takut apa-apa. Cuma setelah dikasih tau akhirnya mau dan berhasil," pungkasnya.
(iqk/iqk)