Yamin Suryadi (57) mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan. Dia dibacok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Sukabumi.
Didampingi putri dan adiknya, Yamin menceritakan peristiwa yang terjadi pada Sabtu (6/7/2024) pagi tadi. Saat itu Yamin baru pulang salat subuh dari masjid lalu beraktivitas di dapur rumahnya di Kampung/Desa Jayanti, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
"Pagi-pagi itu habis dari masjid ke rumah, terus masak air untuk bikin kopi sama nyuci. Nah, saat lagi nyuci di kamar mandi, tiba-tiba ada yang gedor pintu terus ngedorong. Saya berpikir, kok keras amat sih pintu digedor," kata Yamin kepada detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yamin sempat berteriak beberapa kali menanyakan siapa yang menggedor pintu rumahnya. Terdengar suara berat menyahut pertanyaan Yamin. "Aing!" jawab suara di balik pintu diiringi suara tendangan dan pukulan ke arah pintu hingga satu kayu terlepas dari tempatnya, menyisakan lubang sekitar 20 sentimeter.
"Dia jawab 'Aing', katanya. Dari suaranya, saya tahu itu si Opa. Saya bilang, 'Kenapa sih kamu ke sini terus, mau ngapain?' Setelah itu dia langsung dobrak pintu, jebolin pintu depan. Pintunya rusak, terus dia menghampiri dan nyerang saya bawa golok sepanjang 30 sentimeter," tutur Yamin.
Yamin lantas pasang kuda-kuda. Setiap golok melayang ke arahnya, dia berhasil menghindar. Karena lokasi tempat mereka duel sempit, akhirnya golok berhasil dibacokan ke arah kepala, bibir, punggung, dan kakinya.
"Sempat menghindar, tapi karena tempatnya sempit, akhirnya saya bela diri sebisanya. Dia menyerang membabi buta. Sampai akhirnya sabetan kena jidat, kepala, dan bibir. Dua jahitan ya. Lalu di punggung dan kaki," lirihnya.
"Dia ini kan memang ada gangguan jiwa, makanya menyerang saya juga tanpa alasan. Masyarakat sini juga sudah resah dengan terornya, tapi bingung karena tenaga dan kekuatannya luar biasa. Pagi tadi juga saya kewalahan," sambungnya.
Yamin, yang tubuhnya lebih kecil dibandingkan Opa berhasil menarik leher pria berambut gondrong tersebut. Selepas itu baru ia berteriak meminta tolong.
"Saya tarik lehernya lalu jambak rambutnya yang panjang. Setelah itu saya minta tolong. Sampai ada warga yang datang, dia (Opa) kabur melarikan diri," tutur Yamin.
Menurut Yamin, Opa kerap keluyuran membawa senjata tajam, selain golok juga kapak, dan meresahkan permukiman warga. Bahkan warga kini mengantar anaknya ke sekolah karena khawatir tiba-tiba diserang oleh Opa.
"Dia sering keluyuran bikin enggak nyaman pokoknya. Kadang-kadang siang hari juga anak-anak sekolah diantar sama ibunya karena takut. Kadang malam juga sering kelayapan, berteriak, dan gedor-gedorin rumah warga. Merasa tidak aman," tutupnya.
Dihubungi terpisah, Kades Jayanti, Nandang, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, korban Yamin sudah mendapat penanganan medis dan menunggu pemulihan.
"Korban di rumah sakit, sudah ditangani dokter, sudah dijahit juga. Sekarang pemulihan. Kami saat ini dengan pihak lintas sektoral, Bhabinkamtibmas, Babinsa, kemudian pihak kecamatan, TKSK Dinas Sosial, Puskesmas, dan dari Polres juga datang rencananya untuk mencari si Opa ini," singkat Nandang.
(sya/mso)