Sebanyak 50 keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) dari Kabupaten dan Kota Tasikmalaya bersiap melepaskan bantuan sosial yang diterimanya atau graduasi. Hal ini dilakukan setelah mereka menerima bantuan modal usaha berupa gerobak dagang dan barang dagangan.
Penyerahan bantuan bagi KPM PKH yang akan graduasi ini dilakukan di halaman Balekota Tasikmalaya dan diserahkan langsung oleh Menteri Sosial RI Tri Rismaharini, Rabu (3/7/2024).
Salah seorang KPM PKH penerima bantuan modal usaha ini, Dewi (38) warga Desa Hegarwangi Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya mengaku rela melepaskan bantuan PKH yang diterimanya karena ini berusaha hidup mandiri dan berpenghasilan cukup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya saya belum terlalu mapan, tapi karena ada bantuan gerobak, modal mie rebus dan diberi pelatihan cara memasaknya, saya memilih melepas PKH. Mudah-mudahan saja ini menjadi jalan saya untuk bisa mandiri," kata Dewi.
Dia mengaku pada prinsipnya dia malu jika terus-terusan diberi bantuan oleh pemerintah. "Saya menerima PKH sejak tahun 2018, tapi yang namanya uang bantuan seperti tidak ada cukupnya. Makanya barang kali sekarang saatnya lepas dan saya bisa usaha sendiri," kata Dewi.
Hal serupa diungkapkan Tini (45) warga Desa Gunungsari Kecamatan Cikatomas dan Rina (39) warga Desa Sindangasih Kecamatan Cikatomas Tasikmalaya.
"Kalau butuh sih sebenarnya masih butuh (bantuan PKH), tapi tidak apa-apa, mungkin supaya bisa bergiliran dengan yang lain yang lebih susah. Mudah-mudahan saja dengan bantuan ini saya bisa jadi mandiri, usahanya maju," kata Tini.
"Ibaratnya kita mendingan memilih diberi pancing dari pada terus diberi ikannya. Siapa tahu kalau mancing sendiri kita dapat ikan gurame besar, tidak hanya dapat "jaer betok"," timpal Rina setengah berkelakar.
Para KPM PKH ini akan menerima sebuah gerobak dan produk jualannya, yang merupakan hasil kerjasama Kemensos dengan sebuah produsen mi instan.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan proses graduasi atau pelepasan bantuan PKH ini tidak serta merta dilakukan. Mereka yang telah diberi bantuan gerobak ini akan tetap mendapatkan bantuan selama 3 bulan.
"Graduasi dilakukan secara terukur, kami nggak akan keluarkan mereka, kalau pendapatannya belum stabil," kata Risma.
Meski demikian dia mendorong agar mereka yang sudah menerima bantuan bisa bersemangat menjalankan usahanya.
"Mereka sudah kita beri pelatihan, diberi bantuan gerobak dan produk. Harapannya mereka bisa keluar (dari program PKH) dan menjadi lebih sejahtera. Keluar dari kemiskinan dan itu sudah dibuktikan, banyak yang sudah bisa berhasil," kata Risma.
Dia menambahkan selama 3 bulan pertama, para penerima bantuan gerobak dagangan itu akan diberi pendampingan dan pelatihan. Salah satu pelatihan yang dianggap penting adalah pelatihan pengelolaan keuangan.
Menurut Risma pengetahuan manajemen keuangan menjadi satu bagian vital dalam menunjang keberhasilan usaha. "Manajemen keuangan penting, banyak yang usahanya habis karena nggak bisa mengelola keuangan. Banyak buktinya, dikiranya untung tahu-tahu habis sama modalnya. Makanya pelatihan pengelolaan keuangan penting," kata Risma.
Terkait angka graduasi KPM PKH, pada periode 2023 hingga medio 2024 ini sudah lebih dari 28 ribu KPM yang lepas dari bantuan PKH.
"Graduasi 2023 sampai 2024, sebanyak 28 ribu lebih KPM. Kita di tahun 2023 kecil karena baru dibuka anggaran Nopember. Tahun 2023 ada 10 ribu KPM PKH yang graduasi, kemudian sejak awal 2024 sampai Juni ini ada sekitar 18 ribu KPM," kata Risma.
Udin Chen, General Manager PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Division Noodle Bandung menambahkan pihaknya pun akan melakukan pemantauan terhadap aktivitas usaha, KPM PKH yang telah diberi bantuan gerobak tersebut.
"Kita juga ikut memantau, kalau ternyata tidak jalan, akan kita ambil kembali karena saat diberikan ada perjanjian," kata Udin.
Dia menjelaskan di wilayah Jawa Barat pihaknya sudah memberikan sekitar 150 gerobak serupa. Hasil evaluasi, tingkat keberhasilan usaha dagang mie instan ini mencapai angka 80 persen.
"Tingkat keberhasilan mencapai 80 persen, yang 20 persen yang gagal itu mayoritas dipicu oleh lokasi berjualan mereka yang sekedar di depan rumah. Mereka yang berhasil umumnya berjualan di lokasi strategis, dekat pasar, dekat sekolah dan lainnya," kata Udin.***
(dir/dir)