Dampak Mengerikan Judi Online yang Sering Dianggap Remeh

Dampak Mengerikan Judi Online yang Sering Dianggap Remeh

Irvan Maulana, Aisyah Kamaliah - detikJabar
Selasa, 02 Jul 2024 17:30 WIB
Ilustrasi judi online (Foto: Istimewa)
Ilustrasi judi online (Foto: Istimewa)
Bandung -

Judi online menjadi masalah yang mengakar dan sulit diberantas di Indonesia. Pakar kesehatan mental dari Green Crescent Indonesia menyebut, ada dampak dari judi online yang sering dianggap remeh.

"Masalah judi ini tidak dianggap masalah kesehatan, hanya masalah moral dan sosial, sehingga masyarakat juga jarang yang mengakses layanan terapi. Jadi, memang tidak sekedar satu faktor saja, tetapi faktor biopsikososial turut berperan termasuk di dalamnya soal kebijakan," kata dr Hari Nugroho seperti dikutip dari detikINET, Senin (1/7/2024).

Ia juga menyoroti tentang customer service situs judi online, yang dilakukan dengan berbahasa Indonesia. Meskipun server atau operator dari judi online tersebut berada di luar negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Faktor berikutnya adalah customer service aplikasi atau situs judi online yg dihubungi juga orang Indonesia, dan berbahasa Indonesia yang kebanyakan korban human trafficking, ini memudahkan para penjudi di negara kita, meski server apps atau web judinya di luar negeri," ujar Hari.

Tapi yang perlu dicatat, faktor kesehatan mental jangan diabaikan. Kecenderungan orang dengan masalah atau gangguan kejiwaan juga bisa berperan, apalagi pada mereka dengan impulsif dan kompulsif yang tinggi. Karena itu, bagi mereka yang merasa mengalami kecanduan pada judi, jangan segan untuk mencari pertolongan ke tenaga medis profesional seperti psikiater.

ADVERTISEMENT

Dua Orang Dirawat di RS gegara Judi Online

Judi online semakin merajalela dan berdampak buruk bagi masyarakat Karawang. Beberapa di antaranya mengalami depresi berat dan harus menjalani perawatan di poli klinik kejiwaan RSUD Karawang.

Kepala Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Lutfi, menyatakan pihaknya telah menangani beberapa pasien yang terkait dengan judi online dalam dua bulan terakhir.

"Sejak dua bulan terakhir ini, ada beberapa pasien korban dari judi online yang mulai mengalami depresi dan berobat di poli klinik jiwa," kata Lutfi saat dihubungi detikJabar, pada Senin (1/7/2024).

Lutfi menjelaskan berdasarkan hasil anamnesa yang dilakukan, para pasien datang dengan berbagai keluhan. Namun, pihaknya belum menyediakan layanan rawat inap.

"Hasil anamnesa menunjukkan berbagai keluhan terkait kondisi kejiwaan. Namun, kami belum dapat melakukan rawat inap, jadi paling kami rujuk ke RSJ," kata Lutfi.

"Dua pasien di antaranya mengalami depresi serius karena judi online sehingga harus dirawat di RSJ Bandung," lanjutnya.

Kedua pasien tersebut, kata Lutfi, mengalami depresi berat karena terlilit utang pinjaman online (pinjol) untuk modal bermain judi online.

"Mereka terlibat utang pinjol dan berutang untuk bermain judi online. Mungkin itu sebabnya mereka jadi depresi," ucap Lutfi.

Lutfi juga menerangkan saat ini ada beberapa pasien yang menjalani perawatan dengan layanan konsultasi dan terapi.

"Kita masih melayani perawatan terapi dan konsultasi, tapi untuk rawat inap belum. Kami akan merujuk ke RSJ jika kondisi pasien sudah depresi berat," imbuhnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads