Kisah Sukses Unit Kegiatan Mahasiswa Bandung Atasi Sampah di Kampus

Kabar Kampus

Kisah Sukses Unit Kegiatan Mahasiswa Bandung Atasi Sampah di Kampus

Wisga Putra Julian - detikJabar
Minggu, 30 Jun 2024 05:30 WIB
Hasil dari komposting selama 1 Bulan yang dikemas dengan plastik ramah lingkungan dengan berat 500 gram,
Hasil dari komposting selama 1 bulan yang dikemas dengan plastik ramah lingkungan dengan berat 500 gram, (Foto: Wisga Putra Julian/detikJabar)
Bandung -

Di balik gemerlapnya sebagai pusat pendidikan, kampus tak luput dari permasalahan sampah yang mengkhawatirkan. Hampir setiap sudut, mulai dari kantin, taman, hingga ruang kelas, tercemar oleh sampah plastik, sisa makanan, dan kertas.

Permasalahan sampah di kampus ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga memiliki dampak serius bagi kesehatan dan lingkungan. Sampah yang menumpuk dapat mencemari tanah dan air, menjadi sarang penyakit, dan menyebabkan banjir. Selain itu, sampah plastik yang tidak terurai dengan baik dapat membahayakan biota laut dan mencemari rantai makanan.

Namun, berbeda dengan salah satu kampus di Bandung, Universitas Islam Bandung (Unisba), kampus ini memiliki unit kegiatan mahasiswa yang bernama Clear and Green yang ingin mengubah kondisi tersebut. Clear and Green beranggotakan 19 orang mahasiswa yang terbagi dalam 3 divisi: komposting, bank sampah, dan trashion. Para mahasiswa ini memilah dan memilih sampah yang ada di kampus, memisahkan sampah organik, anorganik, dan B3.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Clear and Green UNISBA, Nafsah Hanifah Syarif menjelaskan, awal mula terbentuknya UKM ini adalah karena keresahan seorang dosen Teknik Industri terhadap masalah sampah di kampus yang tidak dikelola dengan baik.

"Awal mula terbentuk UKM ini karena keresahan dari Pak Satori. Beliau resah melihat sampah di Unisba membludak tetapi tidak diolah. Beliau, yang merupakan dosen Teknik Industri, kemudian mengajak mahasiswa-mahasiswa untuk membersihkan, membuat kompos, dan menciptakan sesuatu dari barang bekas hingga akhirnya UKM ini diresmikan pada tahun 2017," ucap Nafsah belum lama ini

ADVERTISEMENT

Clear and Green berfokus mengelola sampah organik dengan cara komposting, yaitu mengumpulkan sisa-sisa makanan dan daun kering yang nantinya akan diproses dengan tambahan kotoran hewan dan cairan kimia di Batu Terawang. Proses ini melibatkan berbagai elemen mulai dari petugas kebersihan, mahasiswa sebagai ujung tombak edukasi, masyarakat sekitar kampus, hingga pemerintah.

"Sampah-sampah organik sisa makanan kita olah jadi kompos. Pembuatannya ada di Batu Telawangan. Kita mengumpulkan sisa-sisa makanan, daun-daun kering, dan ranting pohon yang ditambah cairan kimia," ungkapnya.

"Satu bungkus kompos seharga Rp 20.000/500 gram. Saat ini, kita menjualnya ke dosen-dosen Unisba yang ingin belajar menanam. Kami belum memproduksi dalam skala besar sehingga belum bisa dipasarkan di luar Unisba," lanjutnya.

Selain di bidang komposting, Clean and Green Unisba juga menjalankan program Bank Sampah untuk mengelola sampah dengan sistem jual langsung maupun ditabung terlebih dahulu yang nantinya dihargai sesuai dengan harga sampah yang disetorkan.

"Di kampus ada program Bank Sampah yang nanti terhubung ke bank sampah induk di Bandung. Program ini dimulai dari organisasi-organisasi di Unisba yang kemudian setoran sampahnya dikumpulkan dan disetor ke bank sampah induk," kata Nafsah.

Sampah yang bisa disetorkan termasuk kertas, botol plastik, kardus, botol kaca, dan lainnya yang bisa dikelola kembali. "Kertas, botol plastik, sampah-sampah dari UKM seperti kertas HVS, kardus, dan sebagainya bisa disetorkan. Harganya berbeda-beda, misalnya kertas dihargai Rp 1.900/kg, botol bersih lebih mahal daripada botol kotor," lanjutnya.

Ke depan, Clear and Green juga berencana mengolah puntung rokok, salah satu jenis sampah yang banyak ditemukan di kampus, menjadi pestisida. "Kita ada program membuat pestisida dari puntung rokok, tetapi belum terealisasi karena masih dalam proses pengumpulan puntung rokok. Saat ini, masih dalam tahap perencanaan," ungkapnya.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads