Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) membawa sampel nasi kotak yang diduga jadi pemicu 83 warga Padalarang, keracunan. Keracunan yang menimpa warga Kampung Tipar Silih Asih, RW 17, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu terjadi sejak Senin (24/6/2024) dan puncaknya terjadi pada Rabu (26/6/2024).
Camat Padalarang, Agus Achmad Setiawan mengatakan sampel makanan itu diambil dari salah seorang warga yang sama sekali tidak memakan nasi kotak dari tetangga yang menggelar hajatan khitanan.
"Sampel nasi kotaknya sudah dibawa sama Puskesmas, menunya ada capcay, ayam goreng, telur balado, dan lain-lain. Jadi kebetulan ada warga yang masih simpan nasi kotaknya di kulkas," kata Agus saat ditemui, Kamis (27/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampel itu, baru akan dibawa ke Laboratorium Kesehatan Daerah Jawa Barat hari Kamis ini. Hasilnya baru akan diketahui paling cepat sepekan ke depan.
"Kita koordinasi dengan Dinkes, itu baru mau dibawa hari ini ke Labkesda. Ya mudah-mudahan seminggu lagi bisa diketahui hasilnya," kata Agus.
Agus mengatakan berdasarkan penuturan warga yang menggelar hajat, nasi kotak itu ia pesan dari katering yang ada di wilayah Kota Cimahi.
"Dia pesan 150 boks, dari total itu yang merasakan gejala keracunan ada 83 orang. Dia kooperatif, ketika kita tanya pesan dimana juga dijelaskan. Ternyata dia pesan dari katering di Cimahi," ujar Agus.
Saat ini masih ada 11 orang yang dirawat di beberapa rumah sakit, seperti di RS Dustira, RS Kasih Bunda, RS Baros, dan RS IMC Cimareme. Sementara warga lainnya sudah berangsur membaik.
"Kalau yang 11 sampai saat ini masih dirawat, tapi informasinya juga bisa segera pulang kalau sudah membaik. Kalau yang di rumah rata-rata sudah membaik kondisinya, tapi tetap kita pantau," kata Agus.
Cerita Korban
Egi, masih merasa perutnya kembung dan melilit tiga hari belakangan. Ia jadi salah satu warga yang diduga keracunan makanan hajatan dari tetangganya.
Warga yang keracunan rata-rata mengalami gejala seperti mual, pusing, muntah-muntah, diare, serta demam. Gejala itu dirasakan warga sejak Senin (24/6/2024) dan puncaknya terjadi pada Rabu (26/6/2024).
"Jadi hari Minggu itu, menjelang maghrib saya makan nasi kotaknya. Tengah malam, saya langsung ngerasa sakit perut parah. Buang air besar jadi sering dan cair," kata Egi.
Pria 54 tahun itu kemudian mengonsumsi obat biasa dan beristirahat di rumah. Lantaran ia menganggap gejala yang dirasakan dan dialaminya hanya masuk angin biasa.
"Ternyata Senin sore itu semakin parah, posisi saya sedang kerja itu ngerada badan demam terus menggigil. Akhirnya saya pulang, minum obat lagi dan istirahat," kata Egi.
Kondisinya sempat membaik, namun kembali memburuk pada Selasa sore. Ia merasakan sakit di ulu hati dengan kondisi badan demam. Ternyata Egi mengetahui warga lain mengalami gejala yang sama.
"Sakit di ulu hati itu saya enggak tahan, tapi alhamdulillah enggak sampai dirawat seperti yang lain. Sekarang alhamdulillah juga sudah mendingan, cuma ya masih ada kerasa perut kembung," ucap Egi.
Di hari Rabu, ia sempat mengantarkan beberapa tetangganya yang tak kunjung membaik ke rumah sakit. Ia baru mengetahui bahwa gejala yang beberapa hari ini dialaminya merupakan gejala khas keracunan.
"Ya awalnya enggak curiga keracunan, baru kemarin malam ramai terus tadi pagi saya antar tetangga ke rumah sakit. Memang parah, wajahnya sampai pucat," kata Egi.
Serupa dengan Egi, warga lainnya Elis, juga merasakan gejala yang sama. Gejala itu ia rasakan setelah mengonsumsi telur balado yang jadi salah satu menu di dalam nasi kotak tersebut.
"Saya makan telor baladonya, langsung mual dan muntah. Langsung minum obat, alhamdulillah mendingan. Kalau anak saya makan capcay, terus ayam tapi enggak makan telurnya itu aman-aman saja. Mungkin dari bumbunya ya," jelas Elis.
(orb/orb)