Bahaya Starlink untuk Manusia di Mata Ilmuan

Kabar Internasional

Bahaya Starlink untuk Manusia di Mata Ilmuan

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Senin, 24 Jun 2024 01:00 WIB
Roket Falcon 9 SpaceX membawa satelit internet Starlink
Satelit internet Starlink (Foto: Space.com).
Jakarta -

Sejumlah ilmuan menilai satelit Starlink menyimpan bahaya besar untuk manusia. Apalagi jumlah staelit besutan SpaceX itu sudah ribuan jumlahnya di angkasa.

Melansir detikInet, sudah banyak kritikan terhadap Starlink, terutama dari para ilmuwan. Pasalnya ribuan satelit itu, dinilai bisa menghalangi cahaya bintang dan terbaru, berpotensi mengancam lapisan ozon dan ujungnya membahayakan manusia.

Dikutip detikINET dari Independent, konstelasi satelit raksasa seperti Starlink ke berpotensi memuntahkan sejumlah besar gas aluminium oksida ke atmosfer yang dapat menipiskan lapisan ozon. Penelitian itu dipublikasikan periset di Universityu of Southern California di jurnal Geophysical Research Letters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SpaceX telah meluncurkan lebih dari 6.000 satelit Starlink dan akan terus bertambah untuk memancarkan internet ke banyak negara. Setiap model satelit baru semakin berat bobotnya.

Menurut ilmuwan, oksida dapat bertahan di atmosfer dan merusak lapisan ozon selama beberapa dekade. "Hanya dalam beberapa tahun terakhir orang-orang mulai berpikir bahwa hal ini mungkin menjadi masalah," kata Joseph Wang, salah satu penulis studi tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kami adalah salah satu tim ilmuwan pertama yang melihat implikasi dari fakta-fakta ini," papar dia.

Saat sebuah satelit kecil sudah tidak difungsikan dan kembali ke Bumi, ia memproduksi sekitar 30 kg alumunium oksida ketika terbakar. Di tahun 20222 saja, satelit yang jatuh ke Bumii mungkin berkontribusi menyumbang sekitar 17 ton partikel kecil alumunium oksida.

Ketika semua konstelasi satelit yang direncanakan sudah ada, para ilmuwan memperkirakan lebih dari 350 ton aluminium oksida akan dilepaskan tiap tahunnya. Angka ini merupakan peningkatan sangat besar, yakni hampir 650% dibandingkan tingkat atmosfer alami.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.

(mso/mso)


Hide Ads