Kala Petani Ciparay Dikenalkan Teknologi Pemupukan Pakai Drone

Kala Petani Ciparay Dikenalkan Teknologi Pemupukan Pakai Drone

Yuga Hassani - detikJabar
Jumat, 21 Jun 2024 16:30 WIB
Alat drone yang digunakan pemupukan pertanian di Bandung
Alat drone yang digunakan pemupukan pertanian di Bandung (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

Para petani di Desa Ciparay, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung dikenalkan sistem pertanian berbasis teknologi. Pemupukan padi bisa dilakukan menggunakan drone.

Drone tersebut memakai pupuk cair NPK Phonska Alam. Kemudian drone tersebut terbang ke berbagai area yang diinginkan untuk melakukan pemupukan melalui jalur udara.

Dilihat detikJabar pada Jumat (21/6/2024), ukuran drone tersebut berbeda dari biasanya. Namun drone tersebut dilengkapi wadah penampungan untuk pupuk cair. Drone kemudian diuji coba untuk terbang di atas lahan pertanian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu petani, Ridwan Sanjaya mengatakan adanya teknologi tersebut membantu para petani. Pasalnya mereka butuh regenerasi petani seiring berkembangnya zaman.

"Iya bagus sih. Soalnya anak muda sekarang pada malu jadi petani. Padahal kalau jadi petani juga sebetulnya bisa menguntungkan," ujar Ridwan, kepada awak media di Ciparay, Jumat (21/6/2024).

ADVERTISEMENT

Menurutnya adanya drone tersebut bisa mempermudah dalam masa tanam. Kemudian, kata dia, bisa mengurangi ongkos biaya untuk buruh tani.

"Adanya drone itu sebetulnya mempermudah, mengurangi cost atau biaya untuk buruh tani, karena tadi, kita para petani kesulitan mencari petani baru," katanya.

Ridwan mengaku petani tidak akan mampu jika harus membeli alat tersebut. Skema sewa dirasa masih mampu dilakukan para petani.

"Tapi kalau beli mahal, berat harganya. Kalau di Desa Ciparay itu petani belum ada yang punya mesin panen, paling di Bojongsoang, jadi mesin panen itu kita sewa," jelasnya.

"Kalau drone, katanya mah harganya Rp 150 juta. Kalau Drone Dinas Pertanian Kabupaten Bandung punya, tapi belum ada mekanisme penyewaan dari Dinas juga seperti apa," tambahnya.

Ridwan menjelaskan sejauh ini kerap menggunakan teknologi mesin untuk panen. Menurutnya, alat tersebut pun tetap disewa para petani.

"Paling yang sekarang sudah ada itu teknologi mesin panen, itu mah sudah ada yang sewain, itu juga mempermudah tapi kalau beli harganya Rp 500 juta lebih," ucapnya.

Teknologi pemupukan menggunakan drone ini dikenalkan oleh PT Petrokimia Gresik. Supervisor Mitra Bisnis PT Petrokimia Gresikm Eko Suroso mengatakan drone merupakan salah satu teknologi yang sedang dikembangkan. Hal tersebut akan diperluas ke tingkat nasional.

Alat drone yang digunakan pemupukan pertanian di BandungAlat drone yang digunakan pemupukan pertanian di Bandung Foto: Yuga Hassani/detikJabar

"Hari ini memang kalau di Jawa Barat kita baru sifatnya uji coba. Yang sekarang kita mulai jalan komersil baru di Jawa Timur," ucap Eko.

Eko mengungkapkan penyediaan unit drone tersebut akan ditambah dan diperluas. Dengan skala prioritasnya kini di wilayah Jawa Barat.

"Jawa Barat nanti menjadi salah satu prioritas kita untuk penyediaan alat itu disini," kata Eko.

Menurutnya drone tersebut bisa dipakai dalam situasi apapun. Salah satu yang dapat diaturnya adalah ketinggian terbang saat pemupukan.

"Seperti tadi mungkin kita lihat pupuk yang cair ya. Maka ketinggiannya minimal adalah 3,5 sampai 4 meter. Kalau nanti untuk padatan, dia menyesuaikan. Juga dengan tinggi tanaman. Jadi tinggal diatur ketinggian sama jenis materi nanti yang akan kita gunakan," bebernya.

Eko menambahkan drone tersebut tidak akan merusak pertumbuhan awal padi. Pasalnya drone tersebut bisa diterbangkan dengan lebih tinggi.

"Ketika nanti sudah mendekati fase generatif dan negatif lebih tinggi, dia terbangnya akan lebih rendah dan juga akan lebih kuat. Tinggal kita pilih nanti juga jenis dronenya, tipenya seperti apa," tuturnya.

"Nah yang kita gunakan memang tadi kita gunakan yang lebih besar, karena tadi yang kita gunakan untuk materi-materi cair," tambahnya.

Dia berharap para petani bisa terbiasa dengan menggunakan teknologi drone. Ke depannya jika tidak mampu membeli ada jasa penyewaannya.

"Jadi konsep kita adalah nanti kita akan ada jasa penggunaan drone. Jadi rupiah per hektare kira-kira seperti itu. Jadi tidak dibatasi kelompok taninya berapa atau luasannya berapa," pungkasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads