Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Sukabumi menyoroti kasus Muhammad Kenzie Arifin, bayi berusia tiga bulan yang meninggal dunia usai menerima suntik imunisasi atau antigen sebanyak empat jenis. IBI mengingatkan, agar bidan menjalani tugas sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
"Kami secara lembaga IBI mengucapkan turut bela sungkawa kepada keluarga korban. Untuk bidan yang melayani imunisasi agar tetap semangat dalam melaksanakan tugasnya dan selalu sesuai dengan SOP yang berlaku," kata Ketua IBI Kota Sukabumi Euis Nurhayati kepada awak media, Minggu (16/6/2024).
Dia menegaskan, IBI selaku lembaga organisasi profesi di bidang kesehatan tidak terlibat langsung dalam Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang menyebabkan Kenzie meninggal dunia. Pihaknya juga menyerahkan kepada petugas terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada audit dari IBI karena dilakukan di Puskesmas dan langsung diaudit oleh Dinas Kesehatan. Pada intinya kita masih menunggu hasil akhir dari investigasi Komnas KIPI," ujarnya.
Diketahui, peristiwa itu terjadi pada Selasa (11/6/2024) lalu di Puskesmas wilayah Kelurahan Sukakarya, Kota Sukabumi. Bayi laki-laki yang bernama Muhammad Kenzie Arifin itu merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Isan Nur Arifin (27) dan Deara Wulandari (27). Ia diduga meninggal dunia setelah mendapatkan empat jenis antigen yaitu BCG, DPT, Polio dan Rotavirus.
Ketua Komda KIPI Jawa Barat, Prof. Kusnandi Rusmil menambahkan, penanganan KIPI ini memang berada di bawah kewenangan Komnas KIPI. Meski demikian, kata dia, secara teori kematian bayi kecil kemungkinan dikarenakan imunisasi.
"Yang berwenang adalah PP KIPI Nasional dalam hari ini oleh Prof Hinky Hindra Irawan Satari. Secara teoritis kematian tidak berhubungan dengan vaksin," kata Kusnandi.
Dia menjelaskan, pemberian imunisasi secara sekaligus umumnya sudah terjadi di seluruh dunia. Hal itu dilakukan untuk membentuk antibodi anak dari penyakit tertentu.
"Di seluruh dunia, pemberian imunisasi selalu digabung-gabung. Oleh karenanya vaksin untuk penyakit makin bertambah banyak," tutupnya.
(yum/yum)