Kejadian bermula pada Jumat (14/5/2024) sore, saat ratusan guru honorer dari Forum Aliansi Guru dan Karyawan (Fagar) berunjuk rasa menuntut kejelasan terkait pengangkatan status dari honorer menjadi ASN dan PPPK.
Video demo para guru honorer dan tanggapan Euis viral di media sosial usai terekam kamera amatir para peserta aksi. Video tersebut menampilkan momen saat Euis turun dari sebuah mobil berwarna silver. Jika dilihat sekilas, kejadian itu seperti berlangsung di pintu Utara Kantor DPRD Garut, di Jalan Proklamasi.
Dalam video tersebut, Euis yang terlihat turun dari mobil kemudian bergegas masuk ruangan sempat bernarasi di hadapan sejumlah perempuan berpakaian guru.
"Sok narangis di dinya, nya. Sing sae (Silakan menangis di situ. Yang bagus)," ungkap Euis dalam bahasa Sunda.
Ucapan tersebut kemudian disambut ungkapan kekecewaan dari sejumlah orang yang ada di sana. Seorang peserta aksi yang terekam sedang duduk di lantai kemudian menangis tersedu.
"Kita baik-baik loh Bu. Kita cuman minta dari ibu. Kita enggak minta apa-apa," ungkap wanita berbaju biru.
"Astagfirullah, ya Allah.... Nangis sing sae, ceunah (Nangis yang bagus katanya)," ucap perempuan lainnya.
Setelah kejadian itu, videonya tersebar di medsos dan ramai diperbincangkan. Euis langsung jadi bulan-bulanan massa yang menganggap aksinya itu sangat tidak mencerminkan kepemimpinan sebagai Ketua DPRD Garut.
Saat dikonfirmasi, Ketua Fagar Garut, Ma'mol Abdul Fatih membenarkan insiden itu terjadi di sela-sela momen unjuk rasa pihaknya Jumat sore kemarin. Ma'mol mengaku sangat kecewa dengan sikap Euis Ida.
"Jelas kami sangat kecewa dengan sikap dan pernyataan Euis Ida. Seharusnya dia menjaga etika dan menunjukkan empati," ucap Ma'mol kepada detikJabar.
Ma'mol mengaku pihaknya menanggapi serius kasus ini. Dirinya akan melaporkan Euis Ida ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Garut dan DPP Partai Golkar pada hari iniX Rabu (19/6/2024).
"Tentunya kita akan menempuh langkah selanjutnya karena kejadian ini benar-benar menyakiti hati kami sebagai guru honorer," katanya.
Euis pun langsung meminta maaf saat videonya viral. Ia mengaku spontan mengungkap kalimat ejekan tersebut dan katanya tidak berniat merendahkan para guru honorer yang berdemo.
"Atas nama pribadi menyampaikan permohonan maaf atas perkataan yang dirasakan menyinggung para peserta unjuk rasa dari kalangan guru honorer," kata Euis.
Euis mengatakan, dirinya mengaku tidak bermaksud merendahkan. Namun, katanya, situasi unjuk rasa pada Jumat sore membuatnya spontan mengatakan pernyataan tersebut.
"Kami sangat menghargai aspirasi dan perjuangan kalangan guru-guru honorer untuk menjadi guru PPPK. Kami terus berkonsultasi dan menyampaikan usulan tersebut kepada pemerintah pusat melalui berbagai kesempatan," ucap Euis.
Selain menyampaikan permohonan maaf, dalam pernyataan tertulis yang dirilisnya ke media, Euis juga mengatakan pihaknya sebagai wakil rakyat akan memperjuangkan aspirasi para guru honorer untuk menjadi guru PPPK.
Euis mengaku intens berkomunikasi dan menyampaikan usulan tersebut kepada pemerintah pusat, melalui berbagai kesempatan. Karena, katanya, usulan para guru tersebut hanya bisa direalisasikan oleh Pemerintah Pusat, mengingat kemampuan APBD Pemda Garut yang sangat kecil.
"Kemampuan APBD Kabupaten Garut sangat kecil apabila mengakomodir seluruh keinginan para guru honorer," katanya.
Namun meski sudah meminta maaf, tapi aksi yang dilakukannya kadung bikin berbagai pihak berang. Perilaku Euis bikin ia dirujak warganet, yang berimbas pada berbagai akun media sosial partainya, Partai Golkar.
Di antaranya, adalah akun Instagram DPD Golkar Jabar, @golkar.jabar, serta akun Instagram DPP Golkar, @golkar.indonesia. Warganet membanjiri kolom komentar unggahan-unggahan Golkar di media sosial. Di akun medsos sang Ketua Umum, Airlangga Hartarto juga tak luput dari komen warganet di Instagram.
"Ketua DPRD Garut mencerminkan seluruh kader Golkar pak? Masa dibiarkan, dibenarkan kelakuannya? kalau enggak mencerminkan, kasih sanksi lah!," tulis akun @hendranasahroni di salah satu postingan Instagram @airlanggahartarto_official.
"Ibu DPRD Garut malu-maluin Golkar ga ada niatan buat di ganti min," kata akun @boichand_ di kolom komentar unggahan @golkar.indonesia.
"Mohon ditindaklanjuti min kadernya yang notabenenya Ketua DPRD Kab. Garut yang terhormat ibu ketua dewan atas stimennya melukai perasaan kami guru honorer," tulis @nisakhaerunnida di unggahan @golkar.jabar.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Golkar Kab. Garut, Deden Sopian menyatakan, pihaknya telah mengklarifikasi Euis Ida terkait aksinya yang dinarasikan mengejek guru honorer yang nangis saat demo itu.
"Intinya tidak ada niatan untuk melecehkan para guru, yang semestinya dihargai bersama. Dan dengan jelas, beliau (Euis) juga sudah meminta maaf," kata Deden kepada detikJabar, Selasa (18/6/2024).
Deden mengatakan, pihaknya menilai ada kepentingan lain yang menyusupi kejadian tersebut, sehingga kini menjadi viral dan ramai diperbincangkan. Sebab, kata Deden, Ketua Fagar Garut dinilai pihaknya memiliki tujuan politik.
"Karena kami baca di berita, bahwa saudara Ketua Umum Fagar ini juga akan mencalonkan menjadi bupati. Bahkan sudah kedatangan partai besar," ungkap Deden.
Terkait topik yang menjadi tuntutan massa guru honorer, yakni perihal kejelasan perubahan status mereka dari honorer menjadi PPPK, Deden mengatakan saat ini DPRD dan Pemda Garut terus bekerja untuk bisa mengawal dan merealisasikannya.
Hal tersebut, dianggap tidak mudah, karena postur APBD Garut yang kecil. Jadi, kata Deden, pihaknya saat ini sangat berhati-hati untuk menelaah APBD Garut yang bisa direalisasikan untuk membiayai keinginan para guru tersebut.
"Kami mohon agar bapak-ibu guru untuk mempercayakan penyelesaian pengangkatan PPPK ini, kepada Pemda dan DPRD. Beri waktu kami untuk menelaah APBD. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," pungkas Deden. (aau/sud)