Wilayah Jawa Barat sudah memasuki musim kemarau. Meski begitu, masyarakat diminta tetap waspada potensi cuaca buruk.
"Waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca buruk yang terjadi pada masa peralihan atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau seperti hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang," kata Kepala Badan Meteoroloi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung Teguh Rahayu kepada detikJabar, Senin (17/6/2024).
Ayu sapaan karib Teguh Rahayu mewanti-wanti kepada masyarakat Jabar terhadap potensi angin puting beliung dan potensi hujan es yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologis berupa genangan, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi yang sedang beraktifitas di luar ruangan apabila terjadi cuaca buruk seperti hujan lebat maupun panas yang terik diharapkan untuk berlindung di tempat yang aman," ungkapnya.
Menurut Ayu, dinamika cuaca skala regional terdapat sirkulasi daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin atau konvergensi terpantau memanjang dari barat Sumatera Utara hingga Jawa Barat bagian selatan.
Ayu mengatakan kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan hujan disepanjang daerah konvergensi tersebut.
"Anomali suhu permukaan air laut (SST) di perairan Jawa Barat sedikit hangat dan kondisi atmosfer labil sehingga signifikan untuk pertumbuhan awan awan hujan," jelasnya.
Ayu menambahkan, masyarakat juga diharapkan selalu mengupdate informasi cuaca dan iklim melalui web dan media sosial resmi BMKG.
"Berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan probabilistik model diprakirakan pada umumnya cuaca di wilayah Jawa Barat cerah hingga cerah berawan berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, dalam skala lokal dan durasi singkat serta potensi angin kencang masih terdapat di sebagian wilayah Jabar termasuk Bandung Raya," terangnya.
(wip/dir)