Pantauan detikJabar, jenazah pelajar tersebut langsung dimakamkan di pemakaman keluarga. Beberapa keluarga dan kerabat datang dengan penuh kesedihan sambil membawa jenazah Hafid.
Prosesi pemakaman berjalan dengan khidmat. Hanya kesunyian dan tangis air mata yang terpancar dari para keluarga dan kerabat. Mereka menggunakan pakaian serba hitam saat prosesi pemakaman.
Tangis keluarga semakin pecah saat jenazah Hafid dimasukkan ke tempat peristirahatan terakhirnya. Kedua orang tuanya dan kakak dari Hafid tak henti-hentinya menangis.
Wali Kelas 9C MTS 60 Persis Katapang, Hilman Arif mengatakan sosok almarhum merupakan murid yang berprestasi. Bahkan dalam pembelajaran kerap masuk ranking 10 besar.
"Sosoknya dia adalah orang yang berprestasi, dalam pelajaran hampir semuanya bisa. Prilakunya juga baik alhamdulillah. Dia termasuk peringkat 10 besar di kelas," ujar Hilman, kepada detikJabar, selepas pemakaman.
Hilman mengungkapkan kegiatan tersebut merupakan perpisahan kelas 9 yang kerap dilakukan setiap tahun. Kata dia, agenda wisata tersebut telah dijadwalkan bagi anak didiknya yang akan lulus sekolah.
"Memang ini kegiatan wisata kelas 9. Setiap kelas 9 selalu ada wisata, jadi memang betul ini acara wisata tahunan," katanya.
Dia menjelaskan pada saat kejadian semua guru, santri, hingga asatidz berkumpul dalam satu titik. Menurutnya semua berkegiatan berdekatan satu sama lainnya.
"Nah yang empat orang itu bergeser, pakai selancar. 4 orang itu sambil berenang. Kabar dari yang empatan itu, hafid sudah sempat minta tolong. Tiba-tiba ombak datang sampai ke lima kali. Jadi ombak datang, di lawan, ombak datang, di lawan, sampai lima kali. Terus anak dua orang itu Sidqi sama almarhum diterjang. Tapi yang dua orang Rafi dan Ragil itu udah ke darat duluan," jelasnya.
"Saat ada ombak, sidqi masih memegang selancar. Kata sidqi, pak abi aya anu masihan selancar. Pas mau dikasihin ke hafid, obak besar datang, dan hafid turut terbawa," tambahnya.
Hilman menambahkan jenazah Hafid ditemukan beberapa jam kemudian. Setelah itu petugas langsung membawa jenazah ke rumah duka di Katapang, Kabupaten Bandung.
"Alhamdulillah allah telah menakdirkan memberikan kemudahan kepada pihak keluarga. Jam 3 sore jenazah sudah ditemukan," bebernya.
Menurutnya peristiwa tersebut telah menjadi takdir dari Allah. Kata dia, semua guru dan asatidz telah mengingatkan beberapa kali kepada semua siswa untuk menjaga keselamatan.
"Semua guru, asatidz, sudah mengingatkan dari malam. Jadi kami tidak diam. Bahkan semuanya satu titik, perempuan, laki-laki, guru-guru, dan asatidz dalam satu acara," pungkasnya.
(dir/dir)