Sampah selalu menjadi permasalahan yang pelik yang terjadi di Indonesia. Semua elemen bahu membahu menangani permasalahan tersebut.
Salah satu pemuda yang konsentrasi di bidang pembersihan sampah adalah komunitas lingkungan, Plastic Guardian. Mereka rela 'nyebur' ke sungai demi membersihkan sampah yang menumpuk.
Komunitas tersebut berasal dari para pemuda yang saat ini aktif kuliah di berbagai kampus di Bandung. Namun sebelumnya mereka satu almamater di SMA 20 Kota Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpisah dalam melanjutkan pendidikan, mereka kembali disatukan dalam kegiatan positif untuk membersihkan sampah. Anak-anak sungai Citarum menjadi fokus pembersihan para pemuda tersebut.
Para pemuda yang tergabung dalam pembersihan sampat diantaranya, Rafli Tristansta (20), Raihan Dwi Putra (20), Muhammad Rafli Hidayat (20), dan Muhammad Rajah (20). Mereka dengan cekatan melakukan di setiap anak sungai Citarum.
Tak hanya membersihkannya, para pemuda tersebut pun mampu mengolah sampah menjadi lebih bermanfaat. Sehingga tak ada sampah yang terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Rafli Tristansta mengatakan komunitasnya mengawali aksi tersebut sejak bulan Agustus 2023. Hal tersebut bermula saat mengalami keresahan mengenai banyaknya sampah.
"Kita ngelihat masih banyak sampah plastik di sungai dan gak habis-habis. Makanya kita memutuskan bikin komunitas Plastic Guardian," ujar Rafli, kepada detikJabar, di Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (9/6/2024).
Pihaknya mengungkapkan alasan lainnya adalah demi bisa melakukan kegiatan bersama dengan teman ketika masih sekolah. Kegiatan yang dilakukannya harus berdampak positif.
"Jadi kita bisa berkumpul lagi sama anak-anak ini. Terus punya kegiatan positif juga kan," katanya.
Menurutnya komunitas Plastic Guardian memiliki sebanyak tujuh orang anggota. Namun, kata dia, tiga lainnya adalah di bagian sosial media.
"Tujuh orang ini kerap membersihkan sampah-sampah di anak sungai Citarum," jelasnya.
![]() |
Rafli mengungkapkan dalam pembersihan kerap bekerjasama dengan berbagai instansi terkait. Menurutnya jika pembersihan dilakukannya tidak akan terjangkau.
"Kalau kita aja mah susah. Makanya kita juga suka kerjasama dengan Sektor 6 Satgas Citarum. Terus dengan pemerintah lainnya. Jadi kita saling bantu aja," ucapnya.
Komunitas Plastic Guardian kerap membersihkan selokan, hingga anak-anak sungai Citarum. Makanya pembersihan kerap dilakukan di area terdekat sungai Citarum.
"Bersih-bersih mah di daerah sini aja. Ada di Taman Air, anak sungai Cikapayu, selokan-selokan air yang mengendap. Jadi anak-anak sungai Citarum aja fokusnya," bebernya.
Rafli menjelaskan sampah yang dihasilkan kerap diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sehingga sampah tersebut tidak dibuang ke TPA.
"Iya sampahnya kita daur ulang. Ada budidaya magot, kompos, paving block, kita buat rak bunga, hingga kursi juga kita bikin," tuturnya.
Baca juga: Ikhtiar Merancang Hujan di Angkasa |
Sementara itu, personel lainnya, Raihan Dwi mengaku banyak tantangan saat melakukan pembersihan sampah. Makanya pembersihan tersebut dilakukan secara bersama-sama.
"Pertama ngecemplung ya memang susah, kadang pas beres bersih-bersih suka ada cacing, ular, pempers bekas, bangkai hewan. Bahkan kita pernah ada yang hampir tenggelam sama lumpur endapan sampah," kata Raihan.
Raihan berharap komunitasnya bisa menjadi komunitas tersebut bisa semakin berkembang. Maka dirinya terus mengajak para pemuda lainnya untuk turun melakukan aksi bersih-bersih sampah.
"Kami mah gak esklusif, kita mah inklusif. Siapa aja hayu gabung. Jadi biar ini ada regenerasinya kan bagus. Jadi enggak melulu harus kita aja yang turun tangan. Semuanya bisa turun tangan secara bersama-sama," tegasnya.
(yum/yum)