Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) baru saja merilis hasil survei mengenai sejumlah bursa nama yang berpotensi maju di Pilgub Jawa Barat (Jabar) 2024. Selain figur terkuat yang masih didominasi kandidat seperti Ridwan Kamil hingga Dedi Mulyadi, ada calon alternatif yang ternyata muncul dalam survei tersebut.
Calon alternatif itu yakni Deddy Mizwar dan Dede Yusuf Macan Effendi. Deddy Mizwar mendapat dukungan 0,9 persen dalam pertanyaan top of mind dan 3,8 persen dalam simulasi semi terbuka, sementara Dede Yusuf mendapatkan dukungan 1,9 persen dalam simulasi semi terbuka.
Menanggapi hasil survei ini, pengamat politik Unpad, Firman Manan, berpandangan bahwa publik belum menemukan figur baru yang bisa menjadi alternatif pilihan mereka di Pilgub Jabar. Sehingga, menurut Firman, menjadi hal yang wajar ketika sosok seperti Dede Yusuf hingga Deddy Mizwar muncul yang notabene merupakan politikus lama di Tanah Pasundan.
"Jadi sampai hari ini belum ada kejelasan tentang siapa kandidat yang betul-betul potensial untuk diusung oleh parpol, termasuk nama-nama alternatif di luar itu (RK dan Dedi Mulyadi). Sehingga wajar menurut saya masih nama-nama lama yang muncul, karena ini terkait dengan ingatan publik. Nama-nama lama ini kan yang pernah bertarung di Pilgub dulu," katanya, Jumat (7/6/2024).
Untuk diketahui, Deddy Mizwar merupakan Wakil Gubernur Jabar periode 2013-2018 yang berpasangan dengan Ahmad Heryawan atau Aher. Pada Pilgub Jabar 2018, Deddy Mizwar maju sebagai calon gubernur bersama Dedi Mulyadi. Tapi, pasangan ini gagal setelah dikalahkan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.
Sedangkan Dede Yusuf, merupakan anggota DPR RI dari Partai Demokrat. Ia pernah mencalonkan sebagai Calon Gubernur Jabar pada 2013 bersama Lex Laksamana, tapi kalah oleh pasangan Aher-Deddy Mizwar.
Meski di atas kertas figur alternatif seperti Deddy Mizwar maupun Dede Yusuf punya popularitas tinggi, Firman Manan berpendapat bahwa daya tawar mereka bakal tetap ditentukan dengan kekuatan partai politik asalnya. Deddy Mizwar misalnya yang kini bergabung ke Gelora, tentu akan kesulitan untuk bisa diusung sebagai kandidat alternatif di Pilgub Jabar.
"Kemudian kalau Kang Dede Yusuf, meskipun Demokrat punya sekitar 8 kursi, tetap bukan mayoritas pemenang di Pileg kemarin. Jadi kalau pengamatan saya, elektabilitasnya pun stagnan, tidak juga ada kenaikan signifikan untuk Deddy Mizwar dan Dede Yusuf. Belum lagi kalau ada figur baru, ini berpotensi tersingkir elektabilitasnya," terang Firman Manan.
Oleh karena itu, Firman Manan berpendapat bahwa peluang figur alternatif seperti Deddy Mizwar maupun Dede Yusuf akan berat jika disodorkan untuk Pilgub Jabar. Ditambah, jika Golkar jadi mengusung RK maju sebagai petahana, peluang itu akan tertutup rapat bagi keduanya.
"Karena enggak terlalu bagus juga elektabilitas keduanya, hanya di satu digit. Dibandingkan Kang Emil misalnya di atas 52 persen terus Kang Dedi Mulyadi sekitar 30 persen, gap-nya kan jauh. Problemnya apakah 2 nama itu punya peluang meningkat elektabilitasnya. Karena kalau lihat tren tahun lalu, tidak ada peningkatan signifikan," pungkasnya.