Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei Pilgub Jawa Barat 2024. Hasilnya, sejumlah bursa nama berpotensi ikut meramaikan persaingan untuk bertarung menjadi orang nomor satu di Tanah Pasundan.
Dalam keterangannya, SMRC menyebut nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi memang masih menjadi kandidat kuat untuk Pilgub Jabar. RK mendapat dukungan 60,5 persen, sementara Dedi Mulyadi 37,9 persen dan 1,6 persen di antaranya tidak menjawab atau tidak tahu.
Namun menariknya, sebelum mengerucut kepada dua sosok kuat itu, muncul sejumlah bursa nama yang dipilih masyarakat Jabar. Dalam pertanyaan top of mind misalnya, RK mendapat dukungan 25,2 persen, Dedi Mulyadi 16,3 persen, Bima Arya 1,3 persen dan Deddy Mizwar 0,9 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, dalam pertanyaan simulasi semi terbuka, muncul 4 kandidat kuat yang berpeluang mendapatkan dukungan paling besar di Pilgub Jabar. RK masih mendominasi dengan 52,2 persen, disusul Dedi Mulyadi 28,9 persen, Deddy Mizwar 3,8 persen dan Dede Yusuf Macan Effendi 1,9 persen.
"Jika hanya ada dua calon yang bersaing, Ridwan Kamil vs Dedi Mulyadi, maka Ridwan Kamil mendapat dukungan 60.5%, unggul signifikan atas Dedi Mulyadi 37.9%. Yang tidak menjawab sekitar 1.6%," kata Direktur Eksekutif SMRC Deni Irvani dalam keterangannya dikutip detikJabar, Jumat (7/6/2024).
SMRC lalu membeberkan alasan mengapa RK masih mendapatkan dukungan paling besar dalam hasil survei tersebut. SMRC menyatakan, tingkat kepuasan kepada RK saat masih menjabat Gubernur Jabar begitu tinggi mencapai 86 persen.
Selain itu, SMRC menyatakan mayoritas warga Jabar menginginkan Kembali RK untuk menjadi Gubernur Jawa Barat. Meski nasib politiknya belum ada kejelasan, tapi 73 persen warga Jabar menginginkan RK untuk Kembali menjabat sebagai gubernur.
"Ridwan Kamil jauh unggul atas calon-calon lain di antaranya karena kinerjanya sebagai gubernur dinilai memuaskan oleh pemilih pada umumnya (86%).Karena itu wajar jika pemilih pada umumnya masih menginginkan Ridwan Kamil kembali menjadi Gubernur Jawa Barat (73%)," pungkasnya.