Derita Solihin, Dirundung Duka hingga Tak Bisa Tidur Selama 4 Tahun

Jabar Sepekan

Derita Solihin, Dirundung Duka hingga Tak Bisa Tidur Selama 4 Tahun

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 02 Jun 2024 21:45 WIB
Solihin, mengaku tidak tidur selama bertahun-tahun.
Solihin, mengaku tidak tidur selama bertahun-tahun. Foto: Hakim Ghani/detikJabar
Bandung -

Pilu dialami oleh Solihin (51), warga Kampung Cijeler Kidul, Desa/Kecamatan Leuwigoong, Garut. Tubuhnya begitu lelah, namun ia tak pernah bisa tidur pulas selama empat tahun terakhir.

Rasa tersiksa itu pertama kali dialami pada tahun 2020. Di suatu hari kala itu, Solihin mengeluh sakit telinga. Telinga sebelah kanannya seperti mampet dan kesulitan untuk mendengar.

"Pertama memang sakit. Dua mingguan setelah diobati, sakitnya redam cuman ada dengung di telinga. Bunyi. Jadi nggak bisa tidur," ceritanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Solihin lantas berobat. Namun, entah apa alasannya, saat itu Solihin memasukkan air ke dalam telinga yang sakit, dengan harapan mampet di telinga itu hilang.

"Tapi malah semakin sakit dan ada suara mendengung," kata Solihin.

ADVERTISEMENT

Dari situlah, sakit di telinga kanannya makin menjadi. Sakit di telinga itu, kemudian berimbas terhadap kehidupan Solihin. Solihin mengaku, hidupnya juga jadi tidak karuan. Kehilangan nafsu makan, hingga tak bisa tidur

Awalnya, hal tersebut dianggap biasa saja. Sampai Solihin menyadari, jika penyakit yang dideritanya itu sudah berlangsung lama.

Rasa sakit dan dengung di telinga itu, yang menjadi sebab Solihin gelisah, hingga akhirnya tidak bisa tertidur. Solihin mengaku, setiap hari, dirinya diserang rasa kantuk. Namun tetap, tidak bisa tidur.

"Iya memang enggak tidur. Melek saja. Siang-malam ya tidak tidur," ucap Solihin.

"Efeknya ya saya tidak bisa tidur. Kalau ngantuk ya ngantuk. Rebahan, bisa rebahan. Tapi kalau tidur, tidak bisa. Selalu bangun lagi," katanya.

Upaya pengobatan, katanya, terus dilakukan. Namun, tidak pernah membuahkan hasil. Solihin mengaku pasrah dengan keadaannya.

"Sempat diberi obat tidur oleh dokter. Tapi ya tetap saja, tidak bisa tidur. Enggak cocok," cerita Solihin.

Di lain sisi, Nuri Sriwati, anak sulung Solihin mengatakan akibat tak bisa tidur pulas, sang ayah kini terlihat sangat kurus. Tapi rupanya tak cuma dengung telinga yang memperparah kondisi Solihin.

Kala putra Solihin, Agum Gumelar dibunuh pada tahun 2023 dan istrinya meninggal sebulan lalu, hidup Solihin makin tak karuan. "Sudah lama terakhir berobat itu. Ada lebih dari satu tahun yang lalu. Sekarang belum pernah berobat lagi," ucap Nuri.

Solihin berharap agar pemerintah memberikan solusi kepadanya. Sebab, berulangkali Solihin berobat ke dokter, tidak ada solusi yang bisa menyembuhkan penyakitnya.

"Ingin ditangani secara serius. Karena saya sudah mencoba berobat tapi tetap tidak sembuh-sembuh," pungkas Solihin.

Mendengar kabar itu, Tim Puskesmas Leuwigoong mengecek kondisi kesehatan Solihin. Sekretaris Dinas Kesehatan Garut, Yodi Sirodjudin mengungkap bahwa Solihin punya keluhan tak bisa tidur nyenyak, bukan tak tidur sama sekali.

Ia menjelaskan, gangguan yang ada pada telinga kanan Solihin menjadi biang keroknya. Kondisi itu, kemudian diperparah dengan kejadian tewasnya anak dan istri Solihin, yang kemudian mengganggu kondisi psikisnya.

"Jadi intinya tidak bisa tidur nyenyak karena ada dua faktor. Yang pertama ada gangguan di telinga, yang kedua kondisi psikologis," ucap Yodi.

(aau/sud)


Hide Ads