Semangat Kakek Budi, Penjual Mainan di Tengah Kota Bandung

Serba-serbi Warga

Semangat Kakek Budi, Penjual Mainan di Tengah Kota Bandung

Irsyad Nabalah - detikJabar
Rabu, 29 Mei 2024 21:30 WIB
Budi, Penjual Mainan Keliling
Budi, Penjual Mainan Keliling (Foto: Irsyad Nabalah/detikJabar)
Bandung -

Di pinggir Jalan Bengawan, Kota Bandung, di tengah hiruk-pikuk kendaraan dan orang-orang yang berlalu lalang, tampak seorang pria tua duduk diam di bawah pohon rindang. Pria itu bernama Budi, mengenakan kaus berkancing serba cokelat, menengok ke kanan dan kiri sembari memandangi jalanan yang sibuk.

Budi, seorang penjual mainan berusia 72 tahun, setiap hari mengelilingi Jalan Bengawan, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Anggrek dengan mendorong gerobak kayu berwarna biru. Di gerobaknya, mainan-mainan tergantung rapi, menunggu pembeli kecil yang bahagia.

"Saya jualan mainan kebetulan ga lama sih, dari selesai pandemi COVID-19 aja mulai jualan mainan. Soalnya, banyak sehabis pandemi saya tidak ada pendapatan. Sementara, buat makan dan tagihan bayaran seperti listrik harus jalan terus setiap harinya," cerita Budi, mengisahkan awal mula ia berjualan mainan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mainan yang dijual Budi beragam, mulai dari truk angkut, tank mainan, helikopter, hingga stetoskop mainan, semuanya berbahan plastik. Harga mainan tersebut berkisar antara Rp20.000 hingga Rp30.000 per buah.

"Biasa yang beli mainan saya tuh orang-orang yang dari mobil gitu sengaja menepi buat beliin anaknya mainan, terus biasanya beli pas saya sedang lewat juga kalau ada yang bawa anak suka dipanggil. Ya pokoknya biasa kalau lagi sama orang tua belinya, jarang kalau anaknya beli sendiri, mungkin karena mahal juga sih buat jajan anak-anak," ujar Budi sambil tersenyum.

ADVERTISEMENT

Sebelum berjualan mainan keliling, Budi adalah seorang kuli bangunan yang bekerja membangun dan merenovasi rumah serta gedung. Namun, seiring berjalannya waktu dan usianya yang semakin tua, tubuhnya tak lagi sekuat dulu. Pasca pandemi COVID-19, Budi memutuskan beralih profesi menjadi penjual mainan keliling hingga kini.

Pendapatannya kini memang tak sebesar saat menjadi kuli bangunan. Dalam sehari, Budi hanya menghasilkan sekitar Rp25.000, bahkan pernah dalam dua hari dagangannya tidak terjual sama sekali. Meski begitu, ia mengaku senang berjualan mainan karena senyum anak-anak yang membeli mainannya mengingatkannya pada cucu-cucunya di rumah.

"Melihat anak-anak senang dibelikan mainan juga jadi semangat tersendiri bagi saya. Karena saya berjualan mainan juga buat cucu-cucu saya di rumah yang ditinggal kerja jauh sama anak-anak saya. Saya punya dua anak perempuan dan dua-duanya bercerai juga kerjanya di luar kota. Yang satu di Batam terus yang satu lagi di Bali, lalu anak-anak mereka dititipin ke saya semua," cerita Budi.

"Makanya melihat anak-anak kecil jadi motivasi dan semangat buat saya karena ngingetin saya kalau saya cari uang buat makan mereka 4 cucu saya yang di rumah. Karena mereka juga masih kecil-kecil, yang paling besar saja baru masuk SD sekitar umur 7. Jadi ya saya walau udah umur segini harus tetap semangat mencari uang untuk cucu-cucu saya yang di rumah," tambah Budi

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads