Peristiwa kebakaran rumah terjadi di Dusun Cileutik, Desa Gunung Manik, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, pada Senin (27/5/2024) malam. Dua orang dilaporkan tewas terbakar.
Informasi yang diperoleh detikJabar, peristiwa itu terjadi sekira pukul 22.30 WIB. Kebakaran ini membuat sebuah rumah ludes terbakar dan 2 rumah lainnya terdampak.
Menurut Danru 3 Damkar Tanjungsari, Aep Saepudin, peristiwa tersebut menyebabkan dua orang lansia atas nama Madioh (90) serta Amman (65) yang merupakan ibu dan anak meninggal dunia karena terjebak di dalam rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rumah yang terbakar ada 3 rumah, 1 ludes terbakar dan 2 yang terdampak. Ada korban 2 orang lansia yang merupakan ibu dan anak," ujar Aep.
Aep mengatakan, kedua korban itu ditemukan dalam kondisi hangus terbakar. Untuk Madioh, ditemukan di dapur rumah, sementara Ammah ditemukan di dalam kamar. Pihak Damkar Tanjungsari, Sumedang, ini mengalami kendala saat pemadaman karena akses TKP yang sulit dijangkau oleh armada Damkar.
"Posisinya ditemukan yang ibunya ada di dapur dan anaknya ada di kamar. Kami terkendala karena akses menuju lokasi susah dijangkau, sehingga kita ngambil air dari kolam warga menggunakan pompa air," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Tanjungsari Kompol Kusdinar mengungkapkan, dari hasil olah TKP sementara api diduga berasal dari dua titik yakni tungki api di dapur serta dari puntung rokok.
Diketahui, kata Kusdinar, korban atas nama Amman memiliki kondisi kejiwaan yang tidak stabil. Sebab insiden kebakaran di rumah yang sama merupakan kedua kalinya.
"Penyebab kebakaran diperkirakan dari tungku atau rokok yang di mana memang korban atas nama Amman yang berusia 65 tahun ini mengalami gangguan jiwa sudah lama," ungkap Kusdinar.
"Jadi memang ini yang kedua kali dulu pernah kejadian kebakaran tapi keburu ketahuan sama warga tapi tidak terjadi dan yang sekarang yang kedua kali," sambungnya.
Setelah dievakuasi, jenazah kedua korban pun langsung dikebumikan oleh pihak keluarga. Keluarga sendiri menolak jenazah untuk diautopsi dan menganggap insiden kebakaran tersebut merupakan suatu musibah.
"Keluarga tadi menolak untuk diotopsi dan menganggap ini suatu musibah itu sudah kesepakatan dari keluarga, menolak intinya," pungkas Kusdinar.
(yum/yum)