Sebuah video beredar di aplikasi perpesanan, memperlihatkan warga saat mengevakuasi Mustopa alias Opa (36) orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang kerap meresahkan warga di Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Dari beberapa video yang dilihat detikJabar, Opa terlihat dibawa menggunakan tandu kain sarung. Seluruh tubuhnya terikat, begitu juga kepalanya.
Dari video-video tersebut, terlihat sosok berseragam loreng yang ada di lokasi. Ia adalah Peltu Sigit Candra, personel Koramil 0622-02/Palabuhanratu yang menjabat sebagai Babinsa Desa Jayanti, sosok yang melumpuhkan Opa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu anggota Babinsa Jayanti, Peltu Sigit Candra. Beliau kita libatkan karena saat kejadian tidak ada satupun warga yang berani mendekat, mau nangkap si Opa tapi warga takut karena tenaganya yang kuat," kata Kades Jayanti, Nandang kepada detikJabar, Minggu (26/5/2024).
Nandang menggambarkan sosok Opa yang sebelumnya memang bekerja kasar sebagai buruh penebang pohon. Perawakannya tinggi dan kerap membawa senjata tajam hingga pemukul ketika berkeliaran.
"Peristiwanya pada Selasa (21/5) kemarin, itu kesekian kalinya sebenarnya kita ngamanin dia. Posisinya saat itu terihat di saung dekat area sawah dan kebun warga, akhirnya yang inisiatif nyamperin petugas Babinsa tadi," ujar Nandang.
Opa sempat ditawarin rokok oleh Peltu Sigit saat bercakap dan membujuknya agar mau ikut dengan warga. Mata resah Opa mengarah ke pojok saung tempatnya berada. Tepat di pojok saung itu ia sudah mempersiapkan kapak.
"Melihat gelagat itu, Peltu Sigit langsung spontan bergerak, posisi Opa juga sudah mau ambil kapak. Sampai berkelahi dan akhirnya si Opa bisa dilumpuhkan, dia diikat pakai kain sarung, kepala juga ditutup karena warga khawatir 'ditandai' oleh si Opa ini," kisah Nandang.
Spontan Duel karena Bahayakan Warga
Sementara itu, Peltu Sigit Candra membenarkan kisah tersebut. Saat kejadian ia mengaku dihubungi komandannya Danramil 0622-02/Palabuhanratu Kapten Inf Amril, tidak lama salah seorang Kepala Dusun (Kadus) dari Desa Jayanti juga meminta bantuan kaitan kemunculan Opa.
"Sekitar jam 10 pagi, ada informasi posisi si Opa ini di saung, setibanya di sana warga sudah mengepung namun tidak berani mendekat. Akhirnya saya mendekat, dengan satu orang warga. Skenarionya setelah saya amankan, nanti warga tersebut bagian memborgol," kata Sigit.
Dalam adegan video yang viral, terlihat Sigit melepas kopel atau ikat pinggang miliknya. Sigit mengaku spontan karena niat awalnya dia ingin secara persuasif membawa Opa.
"Saya bawa sangkur, kopel saya lepas saja. Karena awalnya tidak mau kekerasan, saya bujuk dia sambil nawarin rokok. Terlihat memang dia sudah gelisah tahu dia bakal ditangkap," tutur Sigit.
"Si Opa ini sempat melirik ke arah kapak yang dia simpan di pojokan, saat melihat gelagat dia mau ambil kapa. Akhirnya daripada membahayakan langsung saya piting, saya sempat kena hantam bata karena dia melawan, tapi enggak apa-apa sih, saat itu juga saya langsung lumpuhkan, ketika jatuh tengkurap saya kunci baru warga datang bawa kain ikat dia," sambung Sigit bercerita.
Nahas, Sigit kemudian mendapat kabar Opa melarikan diri dari ruang isolasi panti setelah dua hari diamankan. "Namun sayangnya lepas ya, saya intai dia itu setengah mati, katanya dia kabur ya. Tenaga dia kuat, luar biasa gede informasinya kan dia penebang kayu ya," ungkap Sigit.
Sigit meminta warga untuk selalu melakukan ronda selepas Opa dikabarkan berhasil melarikan diri dan kembali berkeliaran. "Saya bertugas di Desa Jayanti sudah sejak 2019, saya sudah imbau warga buat rutin ronda, bawa pentungan atau apa ya buat melumpuhkan saja, karena tidak mungkin saya juga standby disana setiap hari karena ada kegiatan lain juga," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Mustopa alias Opa penderita gangguan jiwa kabur dari Panti Aura Welas Asih, di Kampung Sampalan, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Pria 36 tahun itu diketahui melarikan diri setelah menjebol teralis pintu ruang isolasi dan memanjat dinding setinggi 3,5 meter. Menurut pekerja sosial panti, Opa kabur sekitar pukul 23.00 WIB, Kamis (23/5/2024) malam.
"Masuk ke panti pada Selasa (21/5/2024), kami mendapat laporan dari warga ada ODGJ yang diamankan, setelah diantarkan menggunakan ambulans Desa Jayanti oleh tentara petugas Babinsa setempat," kata Irgiana, pekerja sosial Panti AWA kepada detikJabar, Jumat (24/5/2024).
Opa sempat menjalani perawatan di panti tersebut, karena sikapnya yang agresif dan meresahkan seperti biasa petugas panti mengamankan pria itu di dalam ruang isolasi yang terpisah dari ruangan lain.
"Kondisi saat datang yang bersangkutan agresif, dan membahayakan penghuni panti yang lain. Sehingga kita putuskan yang bersangkutan kita masukan ke dalam ruang isolasi," ujar Irgi.
(sya/orb)